Category Archives: Politik

https://orkutluv.com

Prabowo Pimpin Rapat di Hambalang, Fokus Hilirisasi dan Lapangan Kerja

Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu. Pertemuan ini membahas percepatan hilirisasi serta mengevaluasi proyek-proyek yang berpotensi menciptakan lapangan kerja. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa Presiden menginstruksikan agar proyek yang memberikan dampak ekonomi luas, khususnya dalam menyerap tenaga kerja, menjadi prioritas utama.

Dalam pertemuan tersebut, kementerian terkait telah mengidentifikasi proyek hilirisasi di berbagai sektor, seperti mineral, batubara, akuakultur, pertanian, dan perkebunan. Analisis menyeluruh dilakukan guna menentukan proyek-proyek yang paling menguntungkan bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, hilirisasi juga dinilai berdasarkan kemampuannya dalam mengurangi impor, meningkatkan ekspor, serta memperkuat daya saing industri domestik. Presiden Prabowo menegaskan bahwa hilirisasi harus lebih dari sekadar proses awal, tetapi menjadi langkah strategis menuju industrialisasi yang lebih luas.

Presiden juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat, termasuk petani dan nelayan, agar mereka turut merasakan manfaat ekonomi dari proyek-proyek tersebut. Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa rapat ini juga membahas implementasi 21 proyek hilirisasi prioritas yang telah diputuskan sebelumnya. Presiden mengarahkan agar pelaksanaannya profesional, berorientasi pada nilai ekonomi tinggi, serta mengombinasikan teknologi dengan tenaga kerja padat karya.

Prabowo menegaskan bahwa investasi hilirisasi harus tersebar merata di seluruh Indonesia, tidak hanya terpusat di satu wilayah, guna menciptakan pemerataan ekonomi nasional. Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri, termasuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiyono, serta beberapa pimpinan perusahaan dan lembaga terkait.

Bamsoet Dorong Omnibus Law untuk Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Anggota DPR RI Bambang Soesatyo menilai bahwa pembentukan Badan Penerimaan Negara sebagai lembaga terpusat untuk mengelola seluruh pendapatan negara memerlukan pendekatan Omnibus Law. Menurutnya, langkah ini diperlukan mengingat perubahan kelembagaan tersebut membutuhkan revisi terhadap sedikitnya 11 undang-undang yang berkaitan dengan perpajakan, kepabeanan, cukai, PNBP, serta tata kelola keuangan negara. Dengan menerapkan Omnibus Law, berbagai aturan dapat direvisi dalam satu regulasi yang terintegrasi, sehingga percepatan pembentukan Badan Penerimaan Negara bisa lebih optimal.

Bamsoet menegaskan bahwa pembentukan lembaga ini merupakan salah satu prioritas dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029 yang telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025. Tujuan utama badan ini adalah meningkatkan pendapatan negara, baik dari sektor pajak maupun non-pajak, guna memperkuat fondasi fiskal dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Reformasi administrasi, perencanaan yang lebih matang, serta optimalisasi sistem baru diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan penerimaan negara.

Bamsoet menyoroti bahwa rendahnya penerimaan negara saat ini disebabkan oleh berbagai hambatan administratif dan kebijakan yang belum sepenuhnya efektif. Oleh karena itu, transformasi tata kelola menjadi kunci utama dalam meningkatkan kapasitas fiskal pemerintah agar dapat memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, pembentukan badan ini diharapkan mampu meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB hingga mencapai 23 persen. Ia juga menekankan bahwa lembaga ini perlu menerapkan sistem yang lebih efisien dan transparan, seperti yang dilakukan oleh Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS), yang berhasil meningkatkan kepatuhan pajak dengan sistem berbasis teknologi.

Di sisi lain, keberadaan Badan Penerimaan Negara juga berperan dalam melindungi hak-hak wajib pajak serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan. Saat ini, tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah, dengan hanya 16 juta wajib pajak yang aktif melaporkan SPT dari total potensi 60 juta wajib pajak. Sebagai solusi, badan ini dapat mengadopsi sistem perpajakan modern seperti yang diterapkan di Estonia, di mana pendekatan berbasis teknologi telah meningkatkan kepatuhan pajak hingga 85 persen. Dengan sistem yang lebih transparan dan efisien, diharapkan pengelolaan penerimaan negara akan semakin optimal dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Presiden Prabowo: Perguruan Tinggi Sebagai Pilar Inovasi dan SDM Unggul

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam mencetak sumber daya manusia unggul serta mengembangkan inovasi demi memperkuat industri nasional. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyampaikan bahwa pesan tersebut diarahkan kepada institusi pendidikan tinggi guna mendukung program pemerintah, termasuk inisiatif Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang bertujuan mendorong industri strategis nasional menuju masa depan yang lebih mandiri.

Dalam pertemuan bersama para rektor perguruan tinggi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden menekankan pentingnya perguruan tinggi sebagai pusat riset, inovasi, dan penyiapan tenaga kerja terampil yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan industri nasional. Presiden meminta agar universitas mampu menghasilkan berbagai produk unggulan yang mendukung kemandirian bangsa dalam berbagai sektor strategis, seperti pangan, energi, hilirisasi mineral, hingga inovasi di bidang kesehatan.

Agar tujuan tersebut tercapai, Presiden mengingatkan para akademisi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan guna mencetak SDM berkualitas tinggi yang mampu bersaing di tingkat global. Ia juga mendorong adanya riset dan terobosan teknologi yang dapat menghasilkan produk inovatif bagi pasar domestik, sekaligus mempercepat kebangkitan ekonomi nasional. Dalam pertemuan ini, sebanyak 184 rektor turut hadir, terdiri dari 124 rektor Perguruan Tinggi Negeri, 40 rektor Perguruan Tinggi Swasta, 18 perwakilan Perguruan Tinggi Keagamaan, serta 17 pejabat tinggi dari lembaga LLDIKTI yang membawahi PTS di seluruh Indonesia.

Defisit APBN Awal 2025 Mengkhawatirkan, Reformasi Fiskal Mendesak

Ekonom dan pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 28 Februari 2025 yang mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai tanda perlunya reformasi fiskal yang mendalam. Selain defisit, pendapatan negara dan penerimaan pajak juga mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data APBN KiTa edisi Februari 2025, pendapatan negara hanya mencapai Rp316,9 triliun atau turun 20,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp400,4 triliun. Penerimaan pajak juga merosot tajam sebesar 30,19 persen, dari Rp269,02 triliun pada Februari 2024 menjadi Rp187,8 triliun tahun ini.

Achmad menyoroti bahwa implementasi sistem administrasi perpajakan baru, Coretax, menjadi salah satu faktor yang menghambat pemungutan pajak. Sistem yang seharusnya mempercepat modernisasi perpajakan justru menimbulkan kendala bagi wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak, sehingga berdampak pada rendahnya penerimaan negara. Di sisi lain, belanja negara tetap berada di angka tinggi, mencapai Rp348,1 triliun, meski sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp374,32 triliun.

Kondisi ini membuat APBN mencatatkan defisit untuk pertama kalinya sejak 2021, berbanding terbalik dengan surplus Rp26,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Achmad menegaskan bahwa tahun 2025 bukanlah tahun fiskal biasa dan pemerintah perlu menata ulang prioritas belanja agar lebih tepat sasaran. Program yang tidak langsung berkontribusi pada pemulihan ekonomi atau pengentasan kemiskinan perlu dievaluasi. Ia juga memperingatkan risiko defisit yang bisa membengkak hingga Rp800 triliun atau sekitar tiga persen dari PDB jika tidak ada langkah antisipatif.

Sebagai solusi, Achmad merekomendasikan tiga langkah strategis, yakni audit independen terhadap sistem Coretax untuk memperbaiki hambatan teknis, peninjauan ulang belanja negara dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat, serta diversifikasi sumber pendapatan negara melalui optimalisasi dividen BUMN dan efisiensi aset negara. Ia menekankan bahwa Indonesia membutuhkan reformasi fiskal yang nyata dan terukur agar tidak terjebak dalam lingkaran defisit yang terus melebar.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa defisit sebesar Rp31,2 triliun masih berada dalam target APBN 2025, yaitu Rp616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

Presiden Prabowo Lepas Kepulangan Sekjen PKV To Lam Setelah Lawatan Bersejarah

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melepas keberangkatan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (PKV) To Lam usai menyelesaikan kunjungan kenegaraan di Indonesia. Prosesi pelepasan berlangsung di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa. Prabowo, yang mengenakan setelan jas abu-abu, tiba lebih dahulu di ruang tunggu sekitar pukul 11.00 WIB, sementara To Lam beserta istrinya, Ngo Phu’o’ng Ly, menyusul lima belas menit kemudian.

Prabowo secara langsung mengantar To Lam hingga menaiki pesawat Vietnam Airlines. Sepanjang perjalanan menuju pesawat, pasukan jajar kehormatan memberikan penghormatan senjata sebagai bentuk penghormatan kepada tamu negara. Sesaat sebelum menaiki tangga pesawat, Prabowo berjabat tangan dengan To Lam sebagai tanda perpisahan.

Turut hadir dalam pelepasan tersebut sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno juga hadir dalam acara ini.

Sebelum kembali ke Vietnam, To Lam sempat bertemu dengan Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Selasa pagi. Lawatan To Lam yang berlangsung sejak Minggu (9/3) menjadi kunjungan perdananya ke Indonesia sejak menjabat sebagai Sekjen PKV. Pada Senin (10/3), Prabowo menyambutnya dengan upacara kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta, dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dan pernyataan pers bersama.

Kunjungan kenegaraan ini menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam, serta memperkuat kerja sama bilateral di berbagai sektor.

Proyek Kilang Minyak 500.000 Barel di Sumatera, Danantara Siap Biayai Sebagian

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel per hari yang berlokasi di Sumatera akan mendapatkan pendanaan sebagian dari Danantara. Ia juga berharap investor lain, termasuk Pertamina, turut berpartisipasi dalam proyek strategis ini. Bahlil menyampaikan bahwa saat ini pemerintah masih mencari tambahan investasi untuk melengkapi pendanaan kilang tersebut.

Pemilihan lokasi di Sumatera didasarkan pada pertimbangan bisnis yang dinilai strategis, mengingat kedekatannya dengan Singapura. Pembangunan kilang minyak ini menjadi bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang mendapatkan suntikan investasi sebesar 40 miliar dolar AS. Proyek tersebut juga mendukung target hilirisasi pemerintah senilai 618 miliar dolar AS pada 2025. Selain pembangunan kilang minyak, proyek strategis lainnya mencakup pengembangan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, guna memperkuat ketahanan energi nasional.

Selain sektor energi, proyek hilirisasi turut diperluas ke berbagai komoditas lainnya, seperti nikel, tembaga, bauksit alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pemerintah menegaskan bahwa pendanaan proyek ini tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing, khususnya dalam pengembangan Dimethyl Ether (DME) berbahan baku batu bara sebagai substitusi impor LPG. Bahlil menambahkan bahwa proyek hilirisasi akan terus bertambah dalam tahap selanjutnya demi mencapai target 26 sektor prioritas dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Gencatan Senjata Gaza Terancam, Hamas Desak Israel Lanjutkan Perundingan

Upaya para mediator internasional untuk mendorong Israel melanjutkan negosiasi tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza terus berlanjut, demikian pernyataan Hamas pada Kamis. Juru bicara Hamas, Hazem Qaseem, mengungkapkan bahwa Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat masih aktif melakukan komunikasi untuk memastikan kelanjutan dari kesepakatan tersebut. Hamas menegaskan komitmennya terhadap seluruh tahap perjanjian dan berharap tekanan dari mediator akan memaksa Israel untuk kembali ke meja perundingan.

Namun, situasi semakin rumit setelah Presiden AS, Donald Trump, memperingatkan Hamas dengan ancaman “konsekuensi berat” jika kelompok itu belum membebaskan semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Hamas menolak tuntutan tersebut dan menegaskan bahwa Israel harus mematuhi seluruh ketentuan gencatan senjata, termasuk menarik pasukan dari Gaza dan menghentikan agresi militernya.

Perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati terdiri dari tiga tahap, di mana tahap pertama telah berjalan dengan pertukaran tahanan. Sebanyak 25 sandera Israel dan delapan jenazah telah dikembalikan, sementara ratusan tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel. Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak melanjutkan tahap kedua dan justru ingin memperpanjang fase pertama selama enam minggu ke depan.

Ketegangan semakin meningkat setelah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Minggu, hanya beberapa saat setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir. Langkah ini memicu kekhawatiran akan kembalinya konflik berskala besar jika negosiasi tidak segera dilanjutkan.

Macron dan Starmer Usulkan Gencatan Senjata Terbatas di Ukraina, Soroti Keamanan Eropa

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengusulkan gencatan senjata terbatas di Ukraina yang mencakup wilayah udara, laut, dan infrastruktur energi selama satu bulan. Dalam wawancara dengan Le Figaro, Macron menjelaskan bahwa gencatan senjata ini tidak mencakup pertempuran di darat karena sulitnya verifikasi di garis depan yang membentang sejauh Paris hingga Budapest. Ia juga menegaskan bahwa pasukan Eropa tidak akan ditempatkan di Ukraina dalam waktu dekat, tetapi berharap negosiasi gencatan senjata dapat berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.

Macron menekankan bahwa kehadiran pasukan hanya mungkin setelah kesepakatan damai dicapai. Ia juga optimistis bahwa dialog antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan kembali terjalin setelah ketegangan sebelumnya. Sementara itu, Macron mengusulkan pembentukan dana pertahanan bersama Uni Eropa senilai 200 miliar euro yang diharapkan disepakati dalam KTT Uni Eropa mendatang.

Selain aspek pertahanan konvensional, Macron juga ingin mendiskusikan peran senjata nuklir Prancis dalam keamanan Eropa. Ia membuka kemungkinan bagi negara mitra untuk terlibat dalam latihan pencegahan nuklir guna membangun strategi pertahanan bersama. Bahkan, Prancis dapat menempatkan senjata nuklir di negara mitra dengan koordinasi angkatan bersenjata masing-masing.

Pada pertemuan informal di London, para pemimpin Eropa membahas keamanan regional dan situasi di Ukraina. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia pada Januari menegaskan bahwa penyelesaian konflik bukan sekadar gencatan senjata sementara, tetapi harus berujung pada perdamaian jangka panjang.

BRI UMKM EXPO(RT) Jadi Jembatan Produk Rajut ke Pasar Dunia

Sebagai bentuk dukungan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menghadirkan BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Program ini bertujuan membantu UMKM memperluas pasar hingga ke kancah internasional.

Salah satu UMKM yang memanfaatkan kesempatan ini adalah Animers Craft, usaha rajut asal Medan yang didirikan oleh Anita M Simamora pada 2020. Keunikan produk buatannya yang menggunakan teknik rajut mosaik berhasil menarik perhatian calon pembeli dari luar negeri dan membawanya lolos dalam seleksi ketat ajang ini.

“Saya berharap pameran ini bisa menjadi pintu bagi saya untuk menjangkau lebih banyak pembeli global, sekaligus belajar bagaimana memasarkan produk lokal ke pasar internasional,” ujar Anita.

Dari Hobi Menjadi Bisnis Berkelas Dunia

Anita telah mengenal dunia merajut sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, seiring bertambahnya usia, hobi tersebut sempat terabaikan. Barulah setelah memasuki masa pensiun, ia kembali mendalami keterampilannya dengan bergabung dalam komunitas perajut di Medan.

Awalnya, hasil rajutannya hanya diperuntukkan bagi teman-teman terdekat. Namun, seiring waktu, Anita melihat adanya peluang bisnis yang menjanjikan.

“Saya mulai berpikir, kalau ditekuni dengan serius, merajut bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Akhirnya, saya mulai berjualan, mempelajari strategi pemasaran, hingga mendaftarkan usaha secara resmi,” jelasnya.

Perjuangan tersebut kini membuahkan hasil. Produk Animers Craft tak hanya laris di dalam negeri, tetapi juga berhasil menembus pasar internasional. Beberapa produknya bahkan sudah dikirim ke Belanda melalui layanan jasa titip seorang kenalan.

Dengan keikutsertaan dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Anita semakin optimistis dapat mengembangkan usahanya lebih jauh. Ia juga berharap dapat melibatkan lebih banyak perajin dari komunitasnya untuk ikut berkontribusi dalam produksi. Produk yang ditawarkan Animers Craft beragam, mulai dari tas rajut dengan desain mosaik unik hingga gantungan kunci berbahan rajut.

BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Langkah Besar UMKM Menuju Pasar Global

Acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung pada 30 Januari – 2 Februari mencatat pencapaian luar biasa. Dengan total lebih dari 69 ribu pengunjung, event ini berhasil meraih transaksi hingga Rp40 miliar serta mengamankan kontrak ekspor senilai USD 90,6 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun.

Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menegaskan bahwa BRI terus berkomitmen untuk membantu UMKM agar mampu naik kelas dan bersaing di pasar global.

“Melalui program seperti BRI UMKM EXPO(RT), kami ingin memberikan akses yang lebih luas bagi UMKM agar dapat bertemu dengan pembeli dari luar negeri. Selain itu, kami juga menyediakan bimbingan agar mereka bisa mengembangkan bisnisnya dengan lebih baik,” tutur Amam.

Keberhasilan Animers Craft menjadi salah satu bukti bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Dengan dukungan yang tepat, semakin banyak pelaku usaha kecil yang bisa berkembang dan membawa produk lokal ke panggung dunia. 🌍🚀

Bagaimana Danantara Berusaha Jadi Raksasa Seperti Temasek?

Pada 24 Februari 2025 mendatang, Indonesia akan menyaksikan peluncuran sebuah lembaga baru yang diharapkan mampu mengubah lanskap investasi nasional. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya negara. Tak tanggung-tanggung, badan investasi ini akan memulai perjalanan dengan dana awal sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp325 triliun, yang berasal dari efisiensi anggaran negara, khususnya sisa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam pidato yang disampaikan pada Puncak HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo menegaskan bahwa dana yang akan dialihkan ke Danantara ini bukanlah dana yang akan digunakan langsung, melainkan akan dikelola untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang berkelanjutan. Danantara diharapkan bisa berperan dalam sektor-sektor vital seperti energi terbarukan, industri manufaktur canggih, produksi pangan, dan lainnya.

Langkah besar ini tak hanya menjadi sorotan publik, tetapi juga memunculkan pertanyaan besar: apakah ini langkah yang tepat bagi Indonesia? Sebagai lembaga yang belum memiliki rekam jejak panjang, dan dengan potensi pengelolaan dana sebesar ini, Danantara menghadapi tantangan besar. Prabowo mengungkapkan bahwa Danantara dibentuk dengan tujuan untuk menyaingi Temasek di Singapura, sebuah lembaga investasi negara yang telah lama diakui kesuksesannya. Namun, apakah Indonesia sudah siap memiliki lembaga serupa yang dapat mengelola dana sebesar itu dengan tata kelola yang transparan?

Risiko dan Tantangan Pengelolaan Dana Besar

Lembaga ini akan mencakup 7 BUMN raksasa, antara lain Pertamina, PLN, Bank Mandiri, dan Telkom Indonesia yang akan dikelola secara terpusat. Dengan dana yang sangat besar, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan yang ketat. M Rizal Taufikurahman, Kepala Center of Macroeconomics and Finance dari Indef, mengingatkan bahwa langkah pemerintah untuk menyerahkan dana publik dalam jumlah sebesar ini kepada lembaga yang baru dibentuk adalah sebuah langkah berani, tetapi juga penuh risiko. Menurutnya, pengelolaan dana besar yang tidak disertai sistem pengawasan yang memadai bisa membuka celah besar bagi penyalahgunaan, ketidaktransparanan, bahkan potensi korupsi.

Rizal mengungkapkan bahwa dengan pengalaman pengelolaan investasi yang minim, Danantara harus memiliki landasan hukum dan pengawasan yang jelas agar dana yang dialihkan tidak disalahgunakan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diberi akses penuh untuk mengawasi aktivitas Danantara. Selain itu, transparansi dalam laporan keuangan juga harus dijamin agar publik bisa memantau setiap langkah yang diambil oleh lembaga ini.

Kekhawatiran Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas

Keberhasilan Danantara tentu akan sangat tergantung pada kemampuan lembaga ini untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam mengelola dana. Namun, Shofie Azzahrah, Peneliti dari Next Policy, menilai bahwa penyerahan dana sebesar itu kepada lembaga yang baru dibentuk bisa menimbulkan kekhawatiran, mengingat rekam jejak pengelolaan dana di Indonesia, seperti kasus Jiwasraya dan Asabri, yang berujung pada skandal besar. Tanpa pengawasan yang tepat, dana sebesar Rp325 triliun berisiko dikelola secara tidak efisien, atau bahkan disalahgunakan.

Shofie juga menambahkan bahwa tantangan terbesar bagi Danantara adalah memastikan bahwa BPK dan KPK dapat melakukan audit dan pengawasan secara independen, tanpa adanya batasan yang membatasi kewenangan mereka. Dengan mekanisme pengawasan yang kuat, Danantara bisa berkembang menjadi lembaga investasi yang kredibel dan mampu menarik investor asing, sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia.

Harapan dan Jalan ke Depan

Danantara memiliki potensi untuk berkembang menjadi lembaga investasi yang besar seperti Temasek, namun untuk mencapai itu, pemerintah perlu memastikan bahwa tata kelola lembaga ini sudah siap. Aspek transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan yang ketat akan menjadi kunci utama dalam menentukan apakah Danantara bisa meraih reputasi yang baik di dunia internasional. Jika langkah ini gagal dijalankan dengan baik, maka bukan tidak mungkin Danantara justru akan menjadi proyek yang gagal, bahkan berisiko menjadi sarang penyimpangan baru di dunia investasi.

Keberhasilan atau kegagalan lembaga ini akan sangat bergantung pada komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga integritas, transparansi, dan profesionalisme dalam mengelola dana yang sangat besar ini. Dengan pengawasan yang tepat, Danantara bisa menjadi contoh sukses pengelolaan investasi negara yang tidak hanya menguntungkan bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia internasional.