Category Archives: Ekonomi

https://orkutluv.com

Membangun Kejayaan Bangsa Melalui Standardisasi Nasional

Dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah, Indonesia tidak bisa hanya menjadi penonton, melainkan harus menjadi pemain utama di kancah internasional. Ketegangan geopolitik, disrupsi teknologi, hingga perubahan rantai pasok global menuntut bangsa ini memperkuat daya saingnya secara lebih sistemik. Salah satu kunci memenangkan persaingan global ini adalah dengan memperkuat standardisasi nasional, di mana Badan Standardisasi Nasional (BSN) berperan strategis. Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada 28 April 2025, BSN menunjukkan keseriusannya dengan memaparkan program-program seperti SNI Bina-UMK dan penguatan pengakuan internasional.

Berlandaskan berbagai regulasi nasional, BSN bertugas menjaga mutu produk, melindungi konsumen, dan memperkuat daya saing industri nasional. Keikutsertaan aktif dalam skema Technical Barriers to Trade (TBT) WTO pun menjadi bagian penting agar produk Indonesia mampu menembus pasar global. Salah satu program unggulannya, SNI Bina-UMK, bertujuan mendorong usaha kecil dan mikro naik kelas, meski berbagai tantangan seperti proses sertifikasi yang rumit dan lemahnya pengawasan produk impor harus segera diatasi.

Diperlukan langkah nyata seperti penyederhanaan sertifikasi, pemberian insentif, sosialisasi massif, pengawasan ketat terhadap produk impor, serta penguatan sektor strategis. Reformasi internal berbasis outcome juga menjadi keharusan agar BSN menjadi motor penggerak inovasi nasional. Dengan tekad bersama dan komitmen kolektif, Indonesia dapat menjadikan SNI bukan sekadar formalitas, tetapi simbol kebanggaan nasional yang memperkuat posisi bangsa di mata dunia.

Kerja Sama Indonesia dan Korea Selatan: Memperkuat Sektor Hilirisasi dan Ekonomi Digital

Indonesia dan Korea Selatan semakin memperkuat kemitraan mereka, terutama di bidang hilirisasi industri, energi terbarukan, infrastruktur, dan ekonomi digital. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, total investasi Korea Selatan hingga 2023 mencapai 15,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp260 triliun. Pada 2024, angka investasi ini mencatatkan rekor tertinggi dengan mencapai 2,98 miliar dolar AS. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tujuan investasi, tetapi juga mitra strategis untuk pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Shinta dalam acara Korea-Indonesia Business Roundtable yang berlangsung di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Federation of Korean Industries (FKI) dan Apindo menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai wujud komitmen untuk memperkuat hubungan bisnis dan mempromosikan investasi serta perdagangan di sektor-sektor yang menjadi kepentingan bersama. Selain itu, kedua negara juga mendirikan Korea-Indonesia Business Council yang diharapkan dapat menjadi kekuatan multi-stakeholder untuk menghimpun perusahaan besar dan asosiasi sektor dari kedua negara.

Shinta menambahkan bahwa Apindo akan memfasilitasi business matching yang terstruktur, merencanakan co-investment, serta mendorong joint venture di berbagai sektor seperti industri hilir, infrastruktur, energi terbarukan, dan manufaktur. Apindo juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendukung hilirisasi industri dan energi berbasis terbarukan (EBT). Selain itu, Apindo bersama pemerintah akan berupaya menyederhanakan regulasi, meningkatkan transparansi, dan menjamin kesetaraan bagi semua investor, termasuk dari Korea Selatan. Dalam pertemuan ini, Presiden Prabowo Subianto juga dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan dari FKI untuk mempererat hubungan ekonomi kedua negara.

Bank DKI Targetkan Rebranding dan IPO Tahun Ini, Ini Rencana Besarnya

PT Bank DKI sedang mempersiapkan diri untuk melakukan rebranding dan melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun ini. Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Cyril Raoul Hakim, mengungkapkan bahwa Bank DKI perlu melakukan transformasi menyeluruh sebelum melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menginginkan Bank DKI menjadi perusahaan yang lebih transparan dan dapat dikendalikan oleh masyarakat melalui kepemilikan saham, karena perusahaan terbuka cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik.

Cyril menjelaskan bahwa perubahan besar perlu dilakukan, terutama terkait sistem dan sumber daya manusia di Bank DKI. Transformasi tersebut harus memastikan bahwa pegawai yang ditempatkan memiliki keterampilan yang sesuai dengan tujuan bank dan Pemprov DKI. Selain itu, Bank DKI juga harus meningkatkan kualitas layanan dan memulihkan kepercayaan masyarakat yang sempat terganggu akibat gangguan IT baru-baru ini.

Chico juga menyampaikan bahwa Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono, diberhentikan sementara, dan posisi ini akan dibahas lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebagai bagian dari persiapan IPO, Bank DKI akan menjalani proses rebranding, meskipun lebih tepat jika disebut sebagai transformasi, karena perubahan yang dilakukan tidak hanya pada tampilan luar, tetapi juga pada sistem internal untuk meningkatkan pelayanan kepada warga DKI.

Chico berharap agar target IPO Bank DKI dapat tercapai dalam waktu enam bulan ke depan, sesuai arahan Gubernur. Meski OJK belum menerima pengajuan IPO dari Bank DKI, mereka mendukung penuh upaya BPD untuk melantai di BEI, asalkan memenuhi persyaratan yang diperlukan, seperti tata kelola yang baik dan permodalan yang kuat.

Kredit Usaha Rakyat Bank Mandiri Capai Rp12,83 Triliun pada Kuartal I-2025

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada kuartal pertama tahun 2025 telah mencapai Rp12,83 triliun. Jumlah ini diberikan kepada lebih dari 110.807 debitur di seluruh Indonesia, dan sudah mencakup 33,34 persen dari target penyaluran KUR tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp38,5 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyatakan bahwa komitmen bank adalah memberikan pembiayaan yang memberikan dampak ekonomi langsung kepada pelaku usaha. Penyaluran KUR Bank Mandiri difokuskan pada sektor-sektor produktif yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi daerah. Penyaluran KUR pada kuartal I-2025 didominasi oleh sektor produksi, yang mencapai 59,88 persen, atau setara dengan Rp7,68 triliun. Sementara itu, sektor non-produksi tercatat sebesar Rp5,15 triliun.

Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar, dengan kontribusi mencapai Rp3,81 triliun. Selain itu, sektor jasa produksi dan industri pengolahan juga mendapatkan porsi signifikan, yakni Rp2,71 triliun dan Rp984 miliar. Dari sisi segmen kredit, KUR Kecil mendominasi dengan total penyaluran sebesar Rp8,18 triliun, diikuti oleh KUR Mikro yang mencapai Rp4,64 triliun.

Dalam memastikan kualitas penyaluran, Bank Mandiri tetap mengutamakan kehati-hatian dalam analisis kredit, yang tercermin dalam rasio kredit bermasalah (NPL) yang terus membaik. Sinergi antara Bank Mandiri, pemerintah, dan pelaku usaha diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan penguatan sektor produktif. Selain itu, Bank Mandiri terus mengembangkan ekosistem digital melalui platform seperti Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, dan Livin’ Merchant untuk mempermudah akses UMKM terhadap pembiayaan dan layanan keuangan lainnya.

Bursa Saham Terbaik Dalam Dekade Terakhir

Selama sepuluh tahun terakhir, pasar saham global telah melewati berbagai tantangan besar, mulai dari perang dagang yang dimulai pada 2018, dampak pandemi Covid-19 pada 2020, hingga ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Namun, meski dihantam oleh sejumlah guncangan tersebut, bursa saham Amerika Serikat dan India berhasil mencatatkan hasil yang luar biasa, sementara pasar China justru mengalami penurunan yang cukup tajam.

Berdasarkan data dari CNBC Research Indonesia, indeks NASDAQ di Amerika Serikat menjadi yang terbaik dengan kenaikan 239,03% dalam periode tersebut, yang setara dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 12,99%. Sementara itu, indeks SENSEX dari India mencatatkan pertumbuhan 190,06% (CAGR 11,24%), dan S&P 500 di Amerika Serikat juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 160,15% (CAGR 10,03%). Pasar saham Brasil, melalui indeks Bovespa, juga menunjukkan performa yang solid dengan kenaikan 142,27% (CAGR 9,25%).

Di sisi lain, indeks Dow Jones mencatatkan pertumbuhan 122,30% (CAGR 8,32%), diikuti oleh bursa saham Jerman, DAX, yang naik sebesar 83,33% (CAGR 6,25%), dan Nikkei 225 dari Jepang dengan kenaikan 77,55% (CAGR 5,91%). Beberapa negara lain seperti Afrika Selatan, Kanada, dan Italia mencatatkan pertumbuhan yang lebih kecil, di bawah 6%. Namun, pasar saham China menunjukkan penurunan signifikan dengan indeks Shanghai Composite yang turun -24,19%, dan Shenzhen Component yang anjlok -31,82%. Sementara itu, Indonesia mencatatkan kenaikan moderat sebesar 28,11% (CAGR 2,51%), sedikit lebih baik dibandingkan dengan Meksiko yang hanya tumbuh 23,19% (CAGR 2,11%).

Ibas Ajak Singapura Kolaborasi untuk Meningkatkan Perekonomian Indonesia

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, yang akrab disapa Ibas, menekankan pentingnya kerjasama perdagangan antara Indonesia dan negara lain, terutama Singapura, untuk mendongkrak perekonomian nasional. Pernyataan tersebut disampaikan Ibas dalam diskusi bersama Singapore International Chamber of Commerce (SICC), lembaga kamar dagang tertua di Singapura pada 24 April 2025.

Ibas berharap bahwa Indonesia dan Singapura dapat meningkatkan kolaborasi dalam hal investasi, perdagangan, dan berbagai program ekonomi lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Ibas yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang Indonesia (Kadin), menyampaikan bahwa kerja sama antar pemerintah, parlemen, dan pelaku bisnis dari kedua negara sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang ada.

Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih dari lima persen pada tahun ini dan optimistis dapat mencapai delapan persen dalam beberapa tahun mendatang. Ibas berharap pertemuan tersebut dapat memberikan masukan mengenai regulasi dan praktik perdagangan yang dapat mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Ibas juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi Singapura, baik dalam perdagangan maupun investasi. Dia menambahkan bahwa Indonesia terus berupaya meningkatkan kredibilitas dan keadilan dalam penegakan hukum serta memperbaiki regulasi yang lebih ramah bagi dunia usaha.

Sementara itu, Wong Joo Seng, Second Deputy Chairman SICC Board, mengapresiasi apa yang telah disampaikan Ibas. Dia menilai Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal stabilitas dan prediktabilitas, namun berharap ada kebijakan yang lebih ramah investor untuk mempermudah perusahaan Singapura dalam merencanakan investasi di Indonesia.

Indonesia Dorong Tata Kelola AI Berbasis Manusia di Forum BRICS

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya tata kelola kecerdasan buatan (AI) yang kolaboratif dan berkeadilan dalam Pertemuan Menteri Ketenagakerjaan BRICS di Brasilia, Brasil. Ia menyampaikan bahwa AI bukan sekadar tren teknologi, melainkan kekuatan besar yang merevolusi dunia kerja, termasuk di Indonesia. Dengan perubahan besar tersebut, Yassierli mengingatkan bahwa transformasi ini harus dikelola secara bijak dan inklusif agar membawa manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Yassierli, AI memiliki dua sisi tantangan, yaitu peluang untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi, serta risiko memperdalam ketimpangan sosial jika tata kelolanya tidak memperhatikan aspek keadilan. Ia menegaskan bahwa Indonesia memandang AI sebagai kekuatan positif yang harus dimanfaatkan secara bertanggung jawab dengan pendekatan berpusat pada manusia. Tujuan utamanya adalah memperluas peluang, melindungi martabat manusia, dan memperkuat keadilan sosial.

Untuk mewujudkan hal itu, Indonesia menerapkan empat fokus utama, yakni mendorong inklusi digital dengan memastikan semua kelompok masyarakat, termasuk pedesaan dan pekerja informal, mendapatkan akses teknologi. Indonesia juga menyiapkan keterampilan baru melalui pelatihan vokasi modern bekerja sama dengan sektor industri dan pendidikan. Selain itu, sistem perlindungan sosial diadaptasi untuk mendukung transisi tenaga kerja, seperti lewat Program Asuransi Kehilangan Pekerjaan. Terakhir, dialog sosial yang inklusif terus dikembangkan untuk memastikan seluruh pihak terlibat dalam perumusan kebijakan AI yang adil. Indonesia pun mengajak negara-negara BRICS memperkuat kerja sama global dalam bidang keterampilan digital dan inovasi berbasis keadilan.

Strategi Sri Mulyani Redam Gejolak Tarif AS dan Buka Peluang Baru untuk Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keyakinannya bahwa strategi Indonesia dalam merespons kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) mampu meredakan ketidakstabilan sekaligus membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru. Dalam wawancara di sela-sela IMF-World Bank Spring Meetings 2025, Sri Mulyani menjelaskan bahwa langkah-langkah yang telah dipersiapkan pemerintah tak hanya meredam gejolak, tetapi juga memperluas jalan menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pendekatan dialogis menjadi strategi utama Indonesia dalam bernegosiasi dengan Pemerintah AS, dengan memahami perspektif mereka dan menawarkan opsi untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia. Bersamaan dengan itu, Indonesia terus melakukan deregulasi serta reformasi administratif untuk mengurangi berbagai hambatan tarif dan non-tarif. Selain fokus pada negosiasi bilateral, Indonesia juga menjajaki diversifikasi pasar ekspor melalui kerja sama dengan mitra seperti ASEAN Plus Three dan Uni Eropa.

Sebelumnya, Menkeu AS Scott Bessent memperkirakan upaya penyeimbangan defisit perdagangan akan membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Sejak penerapan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, pemerintah bergerak cepat melakukan diplomasi dagang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia mendapat apresiasi dari Pemerintah dan pelaku usaha AS berkat respons cepat dan proposal kerja sama yang menyeluruh. Saat ini, Indonesia dan AS tengah membahas secara teknis beberapa poin penting untuk mencapai solusi konkret, ditandai dengan penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) terkait Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security.

Trump Tegaskan Kesepakatan Dagang dengan China Akan Adil dan Menguntungkan

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa kesepakatan yang mungkin tercapai dengan China mengenai hubungan dagang akan bersifat “adil”. Hal ini disampaikan oleh Trump pada Rabu (23/4) di Gedung Putih, di tengah berlanjutnya ketegangan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Trump menegaskan bahwa hubungan dagang dengan China telah “di luar kendali” di bawah pemerintahan sebelumnya, dan kini akan ada kesepakatan yang adil.

Pernyataan ini menguatkan optimisme Trump setelah pada Selasa (22/4) dia mengungkapkan bahwa para negosiator AS akan bersikap “sangat baik” terhadap Beijing. “Kami akan sangat baik, mereka juga akan sangat baik, dan kita akan lihat apa yang terjadi,” ujar Trump. Ia juga menegaskan bahwa China harus membuat kesepakatan, atau mereka tidak akan bisa berdagang dengan Amerika Serikat. Trump menambahkan bahwa jika negara-negara lain tidak membuat kesepakatan, maka Amerika yang akan menetapkannya.

Ketika ditanya mengenai status negosiasi dengan Beijing, Trump menjawab bahwa semua pihak terlibat dalam proses yang “aktif”. Trump juga menyatakan bahwa meskipun mereka tidak bisa lagi bertindak semena-mena, kesepakatan yang adil akan tercapai, dan Amerika Serikat akan menjadi negara yang dihormati, bukan bahan tertawaan seperti sebelumnya.

Awal bulan ini, Trump menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China hingga 145 persen, sebuah langkah yang semakin memperburuk perang dagang. Meskipun demikian, Trump mengatakan bahwa tarif tersebut akan dikurangi secara substansial, namun tidak akan menghilang sepenuhnya. Beberapa produk impor, seperti kendaraan listrik dan alat suntik, dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi.

Stabil di Tengah Guncangan Global, Yield SBN RI Tunjukkan Daya Tahan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap solid meskipun tekanan global semakin meningkat. Hal ini terlihat dari pergerakan imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun yang cenderung menurun sepanjang kuartal I-2025, meskipun terjadi fluktuasi. Ia mengungkapkan bahwa yield SUN turun sebesar 2 basis poin (bps) menjadi 7,00 persen secara year-to-date. Penurunan ini mencerminkan tingginya minat investor terhadap obligasi pemerintah Indonesia, mengingat hubungan terbalik antara yield dan harga obligasi.

Namun, setelah libur panjang Idulfitri 1446 H, tepatnya pada 8 April 2025, yield sempat naik ke level 7,08 persen, terdorong oleh pengumuman kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat yang diluncurkan oleh Presiden Donald Trump. Kendati demikian, kondisi pasar segera pulih. Per 22 April 2025, yield kembali turun ke level 6,98 persen, menandakan sentimen positif kembali mendominasi.

Dari sisi kepemilikan, investor asing menambah kepemilikan SBN sebesar Rp15,23 triliun secara year-to-date hingga 27 Maret 2025, meskipun porsinya sedikit turun menjadi 14,25 persen per 22 April. Sementara itu, Bank Indonesia tercatat membeli SBN senilai Rp80,98 triliun hingga tanggal yang sama, terdiri dari pasar sekunder sebesar Rp54,98 triliun dan pasar primer melalui SPN, termasuk syariah, senilai Rp26,00 triliun. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut langkah ini sebagai bagian dari penguatan sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal demi menjaga stabilitas ekonomi nasional.