Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa dini hari, menyebabkan ratusan warga Palestina tewas dan banyak lainnya mengalami luka-luka. Tak hanya Gaza, serangan juga menyasar wilayah Tepi Barat. Menteri Kehakiman sekaligus Penasihat Presiden Palestina, Mahmoud Al-Habbash, menyebut bahwa sekitar 500 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan tersebut. Organisasi kemanusiaan MER-C melaporkan bahwa serangan di Gaza utara terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat, tepat menjelang sahur, menewaskan belasan warga yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza untuk mendapat perawatan medis.
Serangan ini terjadi di tengah berlangsungnya gencatan senjata tahap pertama, yang seharusnya menjadi langkah awal menuju perdamaian. Insiden ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak internasional. Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengutuk serangan Israel yang menyebabkan ratusan korban jiwa dan menegaskan bahwa penyelesaian politik adalah satu-satunya jalan keluar dari konflik ini. Palestina juga menyerukan intervensi global untuk menghentikan serangan brutal yang dinilai sebagai tindakan genosida terhadap rakyat Gaza. Sementara itu, Mesir mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sejak Januari.
Tak hanya negara-negara di kawasan Timur Tengah, Spanyol juga menyampaikan kritik tajam terhadap serangan tanpa pandang bulu yang menargetkan warga sipil. Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, menyesalkan meningkatnya eskalasi kekerasan dan menegaskan bahwa tindakan Israel bertentangan dengan hukum humaniter internasional. Sementara itu, China menyerukan agar eskalasi konflik dihentikan segera dan berharap perjanjian gencatan senjata bisa terus berlangsung guna mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.