Category Archives: Berita Global

https://orkutluv.com

Harga Beras Bisa Naik, Pemerintah Buka Peluang Kenaikan

Pemerintah memberikan sinyal untuk meninjau kembali kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras setelah menerima keluhan dari pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Pedagang mengungkapkan bahwa harga gabah yang terus meningkat membuat mereka kesulitan memperoleh margin keuntungan yang optimal.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima masukan langsung dari pedagang terkait harga gabah dan HET beras yang berlaku saat ini. Menurut Arief, keluhan tersebut berkaitan dengan harga gabah yang telah mencapai Rp6.500 per kilogram, sementara HET beras ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram.

“Sejumlah pedagang mengungkapkan bahwa harga gabah yang mencapai Rp6.500 per kilogram tidak memberikan margin keuntungan yang cukup. Kami mendengarkan masukan ini dan akan melakukan diskusi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan,” ujar Arief saat ditemui di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Rabu (5/3).

Meski demikian, Arief mengonfirmasi bahwa pemerintah masih mempertimbangkan perubahan pada HET beras, namun diskusi lebih lanjut dengan berbagai pihak masih diperlukan untuk mengambil langkah yang tepat. “Kita jalani dulu, nanti kita akan berdiskusi lebih lanjut tentang hal ini,” katanya.

Arief juga menjelaskan bahwa harga gabah sebenarnya bervariasi di pasaran, dengan harga yang sebelumnya berkisar antara Rp5.300 hingga Rp5.400 per kilogram, namun kini sudah mulai naik dan menyentuh angka di atas Rp6.500 per kilogram. Ia juga menyebutkan bahwa harga gabah akan terus mengalami fluktuasi tergantung pada kondisi pasar dan kualitas gabah itu sendiri.

Selain itu, Arief menambahkan bahwa faktor kualitas beras juga sangat mempengaruhi harga jual di pasaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga adalah tingkat broken atau kadar butiran pecah dalam beras. Jika tingkat broken beras mencapai 30 persen, HET yang ditetapkan sebesar Rp12.500 masih dapat diterima.

“Jika beras memiliki broken hingga 30 persen, harga Rp12.500 per kilogram masih bisa diterima. Namun, kami akan terus berdiskusi lebih lanjut mengenai hal ini untuk menemukan solusi terbaik,” tambahnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga gabah memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga para pedagang berusaha agar pemerintah dapat menyesuaikan HET beras agar para pelaku usaha tetap dapat memperoleh keuntungan yang seimbang tanpa memberatkan konsumen.

Pemerintah akan terus memantau perkembangan harga gabah dan beras di pasaran, serta melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan harga yang wajar di pasar.

Macron dan Starmer Usulkan Gencatan Senjata Terbatas di Ukraina, Soroti Keamanan Eropa

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengusulkan gencatan senjata terbatas di Ukraina yang mencakup wilayah udara, laut, dan infrastruktur energi selama satu bulan. Dalam wawancara dengan Le Figaro, Macron menjelaskan bahwa gencatan senjata ini tidak mencakup pertempuran di darat karena sulitnya verifikasi di garis depan yang membentang sejauh Paris hingga Budapest. Ia juga menegaskan bahwa pasukan Eropa tidak akan ditempatkan di Ukraina dalam waktu dekat, tetapi berharap negosiasi gencatan senjata dapat berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.

Macron menekankan bahwa kehadiran pasukan hanya mungkin setelah kesepakatan damai dicapai. Ia juga optimistis bahwa dialog antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan kembali terjalin setelah ketegangan sebelumnya. Sementara itu, Macron mengusulkan pembentukan dana pertahanan bersama Uni Eropa senilai 200 miliar euro yang diharapkan disepakati dalam KTT Uni Eropa mendatang.

Selain aspek pertahanan konvensional, Macron juga ingin mendiskusikan peran senjata nuklir Prancis dalam keamanan Eropa. Ia membuka kemungkinan bagi negara mitra untuk terlibat dalam latihan pencegahan nuklir guna membangun strategi pertahanan bersama. Bahkan, Prancis dapat menempatkan senjata nuklir di negara mitra dengan koordinasi angkatan bersenjata masing-masing.

Pada pertemuan informal di London, para pemimpin Eropa membahas keamanan regional dan situasi di Ukraina. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia pada Januari menegaskan bahwa penyelesaian konflik bukan sekadar gencatan senjata sementara, tetapi harus berujung pada perdamaian jangka panjang.

Ledakan Bom Guncang Sekolah Agama di Pakistan, Empat Orang Tewas

Pakistan diguncang serangan bom bunuh diri yang menargetkan sebuah sekolah agama di Akora Khattak, sekitar 60 kilometer di timur Peshawar, pada Jumat (28/2/2025). Serangan tersebut terjadi di Dar Ul Uloom Haqqania, lembaga pendidikan yang dikenal sebagai tempat belajar para pemimpin utama Taliban. Insiden ini mengakibatkan empat orang tewas, termasuk kepala sekolah Hamid Ul Haq, sementara 13 lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan dahsyat tersebut.

Menurut Kepala Kepolisian Distrik setempat, Abdul Rasheed, Hamid Ul Haq diduga menjadi target utama dalam serangan ini. Ledakan terjadi saat para jemaah berkumpul untuk melaksanakan shalat Jumat. Noor Ali Khan, salah satu petugas kepolisian, menyebut bahwa bom meledak di barisan depan jemaah, tepat di hadapan imam, yang membuat dampaknya semakin fatal.

Dar Ul Uloom Haqqania merupakan salah satu institusi keagamaan terbesar di Pakistan, menampung sekitar 4.000 mahasiswa dengan fasilitas pendidikan, makanan, dan pakaian secara gratis. Sekolah ini memiliki sejarah panjang dan kerap dikaitkan dengan Taliban. Beberapa tokoh penting dalam kelompok tersebut, termasuk Mullah Omar dan Jalaluddin Haqqani, diketahui pernah mengenyam pendidikan di sana. Lulusan sekolah ini juga banyak yang terlibat dalam berbagai konflik di Afghanistan, baik melawan pasukan Rusia maupun Amerika Serikat.

Sejak Taliban kembali berkuasa di Kabul pada Agustus 2021, ketegangan di perbatasan Afghanistan-Pakistan semakin meningkat. Islamabad menuduh Taliban Afghanistan membiarkan kelompok militan menggunakan wilayah mereka sebagai basis sebelum melancarkan serangan ke Pakistan. Namun, tuduhan ini telah dibantah oleh Pemerintah Taliban. Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara otoritas keamanan Pakistan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang di balik peristiwa ini.

Isu Jepang Minta TKI, KBRI Tokyo Beri Penjelasan Soal Populasi

Jepang, yang dikenal sebagai Negeri Sakura, kini tengah menghadapi tantangan besar terkait penurunan populasi yang semakin tajam. Kementerian Kesehatan Jepang baru-baru ini merilis data yang menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga Juni 2024, 350.074 kelahiran tercatat, mengalami penurunan hampir enam persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan angka kelahiran terendah sejak 1969, saat Tokyo pertama kali mulai mencatatkan statistik kelahiran secara resmi.

Fenomena ini menjadi lebih mencolok ketika kita melihat tren di kalangan keluarga muda di Jepang. Banyak pasangan muda yang memilih untuk menunda memiliki anak atau bahkan memilih untuk tidak memiliki keturunan sama sekali. Selain itu, ada kecenderungan di kalangan anak muda Jepang yang lebih memilih untuk hidup mandiri dan menghindari pernikahan. Di samping angka kelahiran yang menurun, Jepang juga tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk tertua kedua di dunia.

Keizo Takemi, Menteri Kesehatan Jepang untuk periode 2023-2024, memperingatkan bahwa penurunan jumlah generasi muda akan semakin tajam pada tahun 2030-an. Dalam pandangannya, Jepang hanya memiliki waktu enam tahun ke depan untuk menghadapi krisis demografi ini. Hal ini kemudian memunculkan diskusi di media sosial bahwa Jepang mulai membuka lebih banyak peluang bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia, sebagai solusi untuk mengatasi penurunan jumlah penduduk tersebut.

Muhammad Al Aula, Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, mengonfirmasi bahwa Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja asing. “Kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang kini menjadi hal yang umum diketahui di Jepang”. Pada 26 Februari 2025. Al Aula menambahkan bahwa Indonesia menjadi salah satu mitra potensial yang dipilih Jepang untuk pengiriman tenaga kerja asing karena kualitas kerja yang baik dan kemampuan pekerjanya yang umumnya dapat beradaptasi dengan budaya dan nilai sosial Jepang.

Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Jepang untuk pekerja Indonesia cukup bervariasi, dan Al Aula menegaskan bahwa permintaan terhadap tenaga kerja asing di negara tersebut diprediksi akan terus tinggi selama beberapa tahun ke depan.

Beberapa sektor strategis di Jepang yang menawarkan peluang bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam skema Specialized Skilled Worker (SSW) antara lain adalah:

  • Keperawatan
  • Industri manufaktur
  • Konstruksi
  • Pembuatan kapal dan mesin kapal
  • Perbaikan dan perawatan mobil
  • Industri penerbangan
  • Perhotelan
  • Pertanian dan perikanan
  • Transportasi mobil dan kereta api
  • Perhutanan dan perkayuan

Al Aula juga mengingatkan bahwa calon pekerja Indonesia yang berminat untuk bekerja di Jepang harus memahami dengan baik jenis pekerjaan yang akan dijalani dan isi dari kontrak kerja yang ada. Selain itu, menguasai bahasa Jepang menjadi kunci utama agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari di Jepang. Hal ini, menurutnya, akan membuka kesempatan lebih besar bagi calon pekerja untuk memulai karier mereka di Jepang.

Dengan demikian, kesempatan kerja di Jepang yang terbuka lebar bagi Indonesia bisa menjadi peluang besar bagi tenaga kerja asing, khususnya dalam menghadapi tantangan besar yang dihadapi oleh negara itu.

Korea Selatan Catat Kenaikan Tingkat Kesuburan, Sinyal Perubahan Demografi?

Untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir, tingkat kesuburan Korea Selatan mengalami peningkatan pada 2024. Kenaikan ini diyakini sebagai dampak dari meningkatnya jumlah pernikahan, memberikan harapan bahwa krisis demografi di negara tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Berdasarkan data awal yang dirilis Statistik Korea, tingkat kesuburan nasional—yang mengukur rata-rata jumlah anak yang diperkirakan dimiliki seorang perempuan selama masa reproduksinya—mencapai angka 0,75 pada 2024. Sebelumnya, pada 2023, angka tersebut berada di titik terendah, yaitu 0,72, setelah mengalami penurunan selama delapan tahun berturut-turut.

Sejak 2018, Korea Selatan menjadi satu-satunya negara dalam keanggotaan Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) yang memiliki tingkat kesuburan di bawah angka 1. Pemerintah pun telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong kaum muda agar menikah dan memiliki anak. Presiden Yoon Suk Yeol—sebelum dimakzulkan—bahkan mengakui bahwa negara menghadapi krisis demografi serius dan berencana membentuk kementerian khusus guna menangani rendahnya angka kelahiran. Menurut pejabat Statistik Korea, Park Hyun-jung, perubahan nilai sosial yang lebih positif terhadap pernikahan dan kelahiran turut berperan dalam peningkatan ini.

Jumlah pernikahan meningkat signifikan pada 2024 dengan lonjakan 14,9 persen, menjadi yang tertinggi sejak pencatatan data dimulai pada 1970. Sebelumnya, pada 2023, jumlah pernikahan juga naik 1 persen akibat efek pascapandemi. Di Korea Selatan, pernikahan sering kali dianggap sebagai syarat utama sebelum memiliki anak, sehingga terdapat korelasi erat antara peningkatan jumlah pernikahan dengan kelahiran bayi.

Namun, meskipun terjadi kenaikan angka kelahiran, tingkat kesuburan tetap sangat rendah di beberapa daerah, terutama di Seoul, yang mencatat angka 0,58 pada tahun lalu. Selain itu, jumlah kematian masih melebihi angka kelahiran dengan selisih 120.000 orang, menyebabkan populasi terus menyusut secara alami tanpa faktor migrasi. Sejong, kota administratif yang dibangun untuk mengurangi kepadatan di Seoul, menjadi satu-satunya wilayah yang mencatat pertumbuhan populasi. Statistik terbaru memproyeksikan bahwa populasi Korea Selatan, yang mencapai puncaknya di angka 51,83 juta pada 2020, diperkirakan akan menurun drastis menjadi 36,22 juta pada 2072.

Serangan Rusia di Timur Ukraina Tewaskan 5 Orang, Termasuk Jurnalis

Rusia kembali meningkatkan serangannya terhadap Ukraina, yang mengakibatkan lima orang tewas, termasuk seorang jurnalis.

Menurut laporan dari pemerintah Ukraina pada Rabu (26/2/2025), delapan warga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, yang terutama terjadi di wilayah timur Ukraina.

“Setidaknya lima orang kehilangan nyawa dan delapan lainnya mengalami cedera dalam serangan di Kostyantynivka,” ungkap Gubernur Donetsk melalui media sosial.

Hubungan antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, dengan kedua negara saling meluncurkan ratusan drone dalam beberapa waktu terakhir.

Serangan udara yang dilakukan oleh Rusia juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas energi di Ukraina. Selain itu, satu korban jiwa dan sedikitnya empat orang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Di Kyiv, suara ledakan terdengar setelah angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan 177 drone dengan berbagai tipe. Pihak berwenang di Kyiv menyebutkan bahwa satu orang tewas dan dua lainnya terluka di daerah pinggiran ibu kota.

“Jenazah seorang wanita ditemukan saat tim penyelamat memadamkan kebakaran di sebuah rumah dua lantai di distrik Bucha,” ujar Gubernur Mykola Kalashnyk.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan bahwa dua orang terluka di kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, setelah sebuah drone menghantam gedung hunian berlantai sembilan.

PT Timah Genjot Efisiensi Produksi dengan Inovasi Kapal dan Digitalisasi Tambang

PT Timah terus berupaya memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional demi memperkuat daya saing perusahaan di pasar global. Inovasi ini tidak hanya bertujuan mempercepat proses penambangan tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Sekretaris Perusahaan PT Timah, Rendi Kurniawan, menyatakan bahwa berbagai terobosan dilakukan guna mengoptimalkan proses penambangan yang kian kompleks seiring menurunnya cadangan timah. Salah satu inovasi utama adalah pengembangan Kapal Produksi Timah (KPT) yang memanfaatkan teknologi bore hole mining. Teknologi ini dirancang untuk mengekstraksi timah langsung dari lapisan bawah tanah tanpa perlu mengupas permukaan, sehingga lebih ramah lingkungan.

Keunggulan utama KPT terletak pada desainnya yang minimalis dan mobilitas tinggi, memungkinkan kapal beroperasi di perairan dangkal mulai dari jarak 2 mil. “Dengan fleksibilitas ini, KPT diharapkan mampu menjangkau cadangan timah yang tersebar di berbagai lokasi dan mengatasi tantangan penurunan cadangan timah,” jelas Rendi. Selain itu, desain yang lebih sederhana dari Kapal Isap Produksi (KIP) yang digunakan saat ini juga mendukung efisiensi operasional.

Selain KPT, PT Timah turut memodifikasi Ponton Isap Produksi (PIP) dengan sistem mekanisasi untuk menggantikan proses manual yang selama ini digunakan. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi kerja, meminimalkan risiko kecelakaan, dan menjadikan proses penambangan lebih aman serta ramah lingkungan. PIP dirancang untuk menambang di perairan lebih dalam, sehingga mampu memaksimalkan pemanfaatan cadangan timah di area yang sulit dijangkau.

Selain inovasi pada alat tambang, PT Timah juga menerapkan konsep smart mining dengan memanfaatkan digitalisasi untuk memantau dan mengelola proses penambangan secara real-time. Salah satu teknologi yang diterapkan adalah Computerized Maintenance Management System (CMMS), sebuah sistem pemeliharaan peralatan tambang yang terkomputerisasi guna memastikan setiap alat beroperasi secara optimal.

Tak hanya itu, perusahaan juga menambahkan alat densitymeter pada Kapal Isap Produksi untuk meningkatkan efektivitas proses penambangan. Alat ini berfungsi memantau kepadatan material yang disedot, sehingga proses pemisahan timah dari material lain menjadi lebih efisien.

“Inovasi dan digitalisasi yang kami terapkan merupakan bukti komitmen PT Timah untuk terus meningkatkan kinerja produksi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi, kami tidak hanya mempercepat proses penambangan tetapi juga memastikan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab,” pungkas Rendi.

Aksi Monyet Sebabkan Pemadaman Listrik Total di Sri Lanka, Begini Kronologinya

Sri Lanka kembali mengalami insiden pemadaman listrik total yang mengejutkan publik. Berdasarkan laporan kantor berita AFP, kejadian ini berlangsung pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Penyebabnya cukup tak terduga, yaitu seekor monyet yang melompat ke trafo jaringan di gardu induk listrik di pinggiran selatan Colombo, sehingga memicu korsleting dan memadamkan aliran listrik di seluruh negeri.

Menteri Energi Sri Lanka, Kumara Jayakody, mengonfirmasi insiden tersebut. “Seekor monyet menyentuh trafo jaringan kami dan menyebabkan gangguan pada keseimbangan sistem,” ujarnya kepada AFP. Akibat pemadaman ini, sektor bisnis dan aktivitas ekonomi di Sri Lanka sempat terhenti.

Dewan Listrik Nasional (CEB) segera bergerak untuk memulihkan pasokan listrik, memprioritaskan fasilitas kesehatan dan instalasi penjernihan air. “Tim insinyur kami sedang bekerja keras agar layanan dapat kembali normal secepat mungkin,” tambah Jayakody. Berkat upaya tersebut, pasokan listrik akhirnya pulih pada pukul 18.00 waktu setempat.

Meski situasi telah kembali normal, otoritas setempat mengingatkan kemungkinan pemadaman susulan dalam beberapa hari ke depan. Hal ini disebabkan adanya gangguan teknis di Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (PLTU) Norochcholai. Sri Lanka mengandalkan tenaga air sebagai sumber energi utama, sementara batu bara dan minyak menjadi penunjang kebutuhan listrik nasional.

Pemadaman listrik bukanlah hal baru bagi negara ini. Mengutip The Independent pada Rabu (12/2/2025), pemadaman serupa pernah terjadi pada Desember 2023 akibat kerusakan pada jalur transmisi utama. Bahkan, pada pertengahan 2022, Sri Lanka mengalami krisis listrik berkepanjangan selama berbulan-bulan akibat krisis ekonomi yang mempersulit impor minyak dan batu bara karena cadangan devisa yang menipis.

Pesan Perdamaian Kaisar Naruhito di Usia 65 Tahun: Refleksi 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-65, Kaisar Jepang Naruhito kembali menyampaikan pesan perdamaian yang mendalam. Berdasarkan pernyataan resmi dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang pada Minggu (23/2/2025), yang dikutip dari kantor berita AFP, momen ini juga menjadi ajang untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Dalam pidatonya, Kaisar menekankan pentingnya mengingat sejarah sebagai pijakan untuk menciptakan masa depan yang lebih damai.

“Saya berharap peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II tahun ini menjadi kesempatan bagi kita untuk merenungkan betapa berharganya perdamaian, serta memperkuat komitmen kita untuk terus menjaganya,” ujarnya. Naruhito menekankan perlunya mewariskan kisah tragis perang kepada generasi muda agar mereka tidak melupakan dampaknya.

Ia turut mengenang berbagai peristiwa kelam dalam sejarah Jepang, mulai dari pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki, serangan udara di Tokyo dan kota-kota lain, hingga pertempuran sengit di Okinawa dan Iwo Jima. “Memahami masa lalu adalah kunci untuk menumbuhkan kecintaan terhadap perdamaian dan menghormati mereka yang telah gugur maupun yang menderita akibat perang,” tambahnya.

Di tengah tantangan global seperti konflik bersenjata, bencana alam, dan perubahan iklim, Kaisar menegaskan perlunya kerja sama internasional yang erat untuk menciptakan dunia yang lebih toleran dan menghargai keberagaman.

Selain perayaan ulang tahunnya, Jepang juga akan memperingati 80 tahun penyerahan diri dalam Perang Dunia II pada 15 Agustus 2025. Dalam konteks sejarah, Jepang pernah terlibat dalam pertempuran di China, Burma (kini Myanmar), dan upaya penyerangan terhadap India yang saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Konflik ini berakhir pada Agustus 1945 setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Empat Pendekatan Strategis Menuju Kesepakatan Damai di Ukraina

Usulan Strategi Tekanan Maksimum

Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA) mengajukan ide agar diterapkan “strategi tekanan maksimum” yang diharapkan dapat memaksa Rusia untuk membuka dialog perundingan dengan itikad baik.
WASHINGTON (VOA) —
Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan solusi damai untuk mengakhiri konflik besar antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun. VOA menelaah berbagai pendekatan yang baru-baru ini diusulkan oleh sejumlah lembaga riset guna mencapai perdamaian yang abadi antara Moskow dan Kyiv.

Berikut adalah rangkuman dari beberapa pendekatan tersebut:

Pendekatan Tekanan Maksimum
Dalam dokumen berjudul “Bagaimana Mencapai Kemenangan: Rencana Tujuh Poin untuk Perdamaian Berkelanjutan di Ukraina”, CEPA mengusulkan agar strategi tekanan maksimum diterapkan dengan tujuan agar Rusia bersedia berunding secara itikad baik. Rencana ini menyarankan agar Amerika Serikat dan sekutunya segera memberikan bantuan material tanpa syarat kepada Ukraina. Langkah ini dimaksudkan untuk melemahkan kekuatan militer Rusia dan sekaligus menguatkan posisi negosiasi Ukraina.

Pada 27 September 2024, Presiden Trump bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Trump Tower, New York (Foto: AP).

Usulan lainnya mencakup pengetatan sanksi terhadap sektor keuangan dan energi Rusia, pengalihan aset Rusia yang telah dibekukan untuk mendukung pertahanan serta rekonstruksi Ukraina, serta penerapan sanksi sekunder. Langkah-langkah tersebut ditujukan tidak hanya untuk memberi tekanan pada Rusia, tetapi juga untuk menekan rezim otoriter di China, Iran, dan Korea Utara.

CEPA juga menekankan pentingnya keterlibatan langsung Ukraina dan Eropa dalam setiap proses negosiasi dengan Rusia. Selain itu, Amerika disarankan mendukung pembentukan koalisi pimpinan Eropa yang bertugas menjaga garis gencatan senjata dengan pasukan internasional dan mendorong agar sekutu Eropa segera memajukan keanggotaan Ukraina dalam Uni Eropa.

Catherine Sendak, Direktur CEPA untuk Pertahanan dan Keamanan Transatlantik, menyampaikan kepada VOA bahwa AS sebaiknya hanya memulai perundingan dengan Rusia setelah Ukraina dipersenjatai secara maksimal dan dengan memanfaatkan instrumen diplomatik terbaik. Menurut Sendak, isu keanggotaan Ukraina dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO sebaiknya tidak dimasukkan dalam negosiasi, karena hal tersebut dapat memberikan Rusia semacam “hak veto” atas penerimaan anggota baru dalam aliansi.

Pendekatan Negosiasi

Josh Rudolph, peneliti senior di German Marshall Fund sekaligus ketua Kelompok Kerja Demokrasi Transatlantik, yang sebelumnya menangani kebijakan Rusia dan Ukraina di Dewan Keamanan Nasional pada masa pemerintahan Trump pertama, baru-baru ini menyampaikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintahan Trump saat ini guna menyelesaikan konflik di Ukraina.

Ia menekankan agar menghadapi Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilakukan dari posisi yang kuat. Menurutnya, meskipun di awal pemerintahan Trump Putin terlihat tangguh, kegagalannya di Ukraina telah mengikis kekuatannya. Oleh karena itu, seharusnya Trump yang menentukan syarat perundingan, bukan Putin. Rudolph juga menyarankan agar Trump mengetahui kapan harus mundur, karena saat momen kritis tiba ketika Putin enggan memberikan konsesi besar, mundur merupakan langkah strategis yang perlu dipertimbangkan.

Pada hari Kamis (19/2), utusan AS, Keith Kellogg, bertemu dengan Presiden Zelenskyy di Kyiv.
Lihat juga: Utusan Amerika melakukan pembicaraan dengan Zelenskyy di Kyiv.

Rudolph mengusulkan agar sanksi dipadukan dengan penurunan harga minyak dan gas. Menurutnya, hal ini merupakan cara efektif untuk menunjukkan kepada Putin bahwa tekanan terhadap Ukraina bisa berdampak fatal bagi rezimnya secara finansial. Dengan memanfaatkan hubungan yang lebih erat dengan Arab Saudi—berbeda dengan pendekatan pada masa pemerintahan Biden—Trump disarankan untuk memasok pasar dengan bahan bakar fosil. Langkah ini diyakini dapat menjaga keberlanjutan sanksi, melemahkan mesin perang Rusia, dan meningkatkan potensi ketidakstabilan politik di Moskow.

Selain itu, ia mengajukan agar Ukraina dipersenjatai secara menyeluruh, diberikan aset Rusia yang dibekukan senilai $300 miliar, serta didorong oleh Eropa untuk meningkatkan pembelian senjata dan mengerahkan 100.000 tentara sebagai penjaga perdamaian. Rudolph juga menyarankan agar perusahaan-perusahaan Amerika turut ambil bagian dalam upaya rekonstruksi Ukraina dan mempertimbangkan keanggotaan NATO bagi Ukraina jika Putin menolak syarat damai yang wajar.

Dalam wawancaranya dengan VOA, Rudolph berpendapat bahwa Trump dapat meyakinkan masyarakat Amerika yang ragu mengenai dukungan militer untuk Ukraina dengan menjelaskan bahwa persenjataan bagi Ukraina, sebagai bagian dari perjanjian damai, justru akan menguntungkan para pekerja Amerika. Ia menambahkan bahwa Trump bisa menyampaikan, “Kini kita telah mencapai kesepakatan yang didukung oleh mineral tanah jarang yang mengakhiri perang, dan untuk mempertahankannya, aliran senjata buatan Amerika harus terus berlanjut—yang juga akan membuka banyak lapangan kerja dan mendirikan fasilitas serta pabrik di berbagai negara bagian konservatif.”

Pada Sabtu, 15 Februari 2025, prajurit Ukraina menembakkan MRLS BM-21 ‘Grad’ ke posisi militer Rusia di dekat Chasiv Yar, wilayah Donetsk (Oleg Petrasiuk/Ukraine’s 24th Mechanised Brigade via AP).

Dampak Ekonomi

Dalam laporan berjudul “Dolar dan Akal Sehat: Kepentingan Amerika dalam Kemenangan Ukraina”, Elaine McCusker, Frederick W. Kagan, dan Richard Sims dari American Enterprise Institute mengkaji konsekuensi jika Washington mengurangi dukungannya terhadap Ukraina. Mereka menyimpulkan bahwa langkah tersebut bisa berakibat pada kekalahan Kyiv, yang selanjutnya membuka jalan bagi penetrasi Rusia ke Eropa dan memaksa AS untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan tersebut.

Laporan itu menegaskan bahwa mendukung kemenangan Ukraina atas Rusia adalah kepentingan utama AS, dengan peringatan bahwa dunia yang dikuasai Rusia akan lebih berisiko dan mengakibatkan peningkatan belanja pertahanan hingga $808 miliar dalam lima tahun mendatang. Sebaliknya, peningkatan komitmen multinasional terhadap Ukraina dan penyelesaian konflik dalam waktu dekat diyakini akan menghasilkan Ukraina yang bebas dan dinamis, dengan militer modern serta basis industri yang berkembang pesat—faktor-faktor yang secara keseluruhan mendukung stabilitas Eropa.

Dalam wawancara dengan VOA, Frederick Kagan memperingatkan bahwa kemenangan Rusia di Ukraina dapat menguntungkan Iran, China, dan Korea Utara, yang mungkin akan semakin agresif di wilayah masing-masing. Kemenangan tersebut juga dapat memungkinkan Rusia untuk memperkuat kembali militernya dengan menggunakan sumber daya manusia dan material dari Ukraina.

Pada 18 Februari 2025, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, terlihat berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam sebuah pertemuan di Istana Diriyah, Riyadh, Arab Saudi (Foto: SPA/AFP).
Lihat juga: Menlu Amerika menyatakan bahwa Trump adalah “satu-satunya pemimpin” yang mampu mengakhiri konflik di Ukraina.

Kagan menambahkan bahwa jika Rusia berhasil menguasai Ukraina, arus pengungsi yang besar kemungkinan akan mengalir ke Eropa, yang dapat mengganggu stabilitas benua tersebut. Ia juga meramalkan bahwa kekejaman terhadap warga Ukraina di wilayah pendudukan akan semakin intens seiring meluasnya invasi ke barat, khususnya di daerah-daerah yang pro-Barat dan anti-Rusia, yang dapat membawa dampak yang sangat menghancurkan. Menurutnya, lonjakan bantuan kepada Ukraina akan mengukuhkan peran negara tersebut sebagai benteng perdamaian dan keamanan di Eropa, sekaligus memungkinkan AS untuk mengalihkan fokus ke kawasan lain.

Pendekatan Moderat

Laporan Proyek Transisi Presidensial 2025 dari Heritage Foundation menyajikan sejumlah rekomendasi kebijakan terkait konflik Rusia-Ukraina.
Pada 18 Februari 2025, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio; Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz; serta Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, terlihat bersama di Istana Diriyah, Riyadh, Arab Saudi (Foto: Evelyn Hockstein/Pool Photo via AP).
Lihat juga: Rubio menekankan pentingnya solusi “adil” dan “berkelanjutan” bagi perang di Ukraina.

Laporan tersebut mengungkapkan adanya perpecahan di kalangan konservatif Amerika antara pendukung Kyiv dan mereka yang menginginkan pengurangan dukungan. Sebagai solusinya, diusulkan sebuah pendekatan moderat. Rekomendasi Proyek 2025 menyatakan bahwa keterlibatan AS dalam Ukraina harus dilanjutkan secara penuh, dengan fokus pada bantuan militer sementara sekutu Eropa menangani kebutuhan ekonomi Ukraina, serta didukung oleh strategi keamanan nasional yang jelas demi keselamatan warga Amerika.

Walaupun terdapat perbedaan pandangan, terdapat konsensus bahwa invasi Putin ke Ukraina tidak sah dan bahwa rakyat Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan negaranya. Konflik ini telah mengikis kekuatan militer Putin serta memperkuat persatuan dan peran penting NATO bagi negara-negara Eropa.
Ia juga menambahkan bahwa presiden konservatif berikutnya memiliki kesempatan bersejarah untuk menyatukan perbedaan dalam kebijakan luar negeri dan menetapkan arah baru yang menganggap China Komunis sebagai ancaman utama bagi kepentingan AS di abad ke-21.

Bangunan yang rusak parah akibat serangan Rusia terlihat di Kherson, Ukraina (Administrasi Militer Regional Kherson via AP).

James Carafano, pakar keamanan nasional dari The Heritage Foundation dan pemimpin tim pertahanan serta kebijakan luar negeri, menyatakan kepada VOA bahwa prioritas AS adalah memastikan Ukraina tetap merdeka, independen, dan mampu mempertahankan diri.
Ia menambahkan, “Secara praktis, jika Ukraina jatuh ke tangan Rusia, Eropa Bersatu akan lebih mampu mempertahankan diri, dan AS harus mendukung Eropa. Namun, apakah situasinya tidak lebih baik jika Rusia berada di sisi yang berlawanan dengan Ukraina? Jawabannya tentu saja.”

Pada bulan Juli, VOA menayangkan wawancara dengan pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Darat Keith Kellogg—mantan utusan Trump untuk Ukraina dan Rusia—yang mengemukakan visinya untuk mengakhiri perang di Ukraina. [ah/ft]