Prabowo Jelaskan Dukungan Indonesia untuk Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025

Presiden RI Prabowo Subianto Dukung Kepemimpinan Malaysia di ASEAN 2025

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan dukungan penuh terhadap peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN pada 2025. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur pada Senin (27/1/2025).

““Kami memberikan dukungan penuh kepada Malaysia dalam memimpin ASEAN tahun ini,” kata Prabowo dalam pernyataannya yang disiarkan melalui YouTube Bernama TV.. Ia juga menyebutkan kesiapan Indonesia untuk menerima kunjungan Anwar Ibrahim beserta rombongannya dalam rangka konsultasi tahunan yang dijadwalkan tahun ini.

“Kami siap menyambut Perdana Menteri Malaysia beserta para delegasi untuk menghadiri konsultasi tahunan,” tambahnya.

Malaysia Resmi Memimpin ASEAN pada 2025
Malaysia memulai masa jabatannya sebagai Ketua ASEAN pada 1 Januari 2025. Jabatan ini secara simbolis diserahkan oleh Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam penutupan KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, pada Oktober 2024.

Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia mengusung tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan” untuk mengatasi tantangan regional. Fokus utama Malaysia adalah isu Laut China Selatan, konflik internal di Myanmar, serta kolaborasi dalam kecerdasan buatan (AI), energi terbarukan, pariwisata, dan layanan kesehatan.

Program dan Inisiatif Malaysia di ASEAN 2025
Sepanjang tahun ini, Malaysia akan menjadi tuan rumah lebih dari 300 kegiatan utama, termasuk KTT ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Plus China yang direncanakan pada Mei 2025. Selain itu, pertemuan antara pemimpin ASEAN dan mitra strategis lainnya juga akan berlangsung di akhir tahun.

Kepemimpinan ini merupakan kali kelima bagi Malaysia sejak ASEAN berdiri pada 1967, setelah sebelumnya menjadi Ketua pada tahun 1977, 1997, 2005, dan 2015.

Semangat Kolaborasi Regional
Dukungan yang diberikan Indonesia mencerminkan solidaritas dan kerja sama erat antarnegara ASEAN. Malaysia diharapkan mampu menghadirkan solusi untuk tantangan kawasan sekaligus memperkuat posisi ASEAN di kancah global.

Dengan mengedepankan tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan,” Malaysia diharapkan dapat mendorong dialog yang konstruktif serta memajukan inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat ASEAN, terutama dalam sektor strategis yang menjadi prioritas bersama.

Prabowo Ungkap Alasan Indonesia Dukung Malaysia di ASEAN 2025

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan dukungan penuh Indonesia terhadap kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada 2025. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers setelah pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur, Senin (27/1/2025).

“Kami mendukung Malaysia menjadi ketua ASEAN pada tahun ini,” ujar Prabowo, seperti dikutip dari YouTube Bernama TV. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk menerima kunjungan Anwar Ibrahim beserta delegasinya guna menghadiri konsultasi tahunan pada 2025.

“Kami siap menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia dan para pemimpin lainnya untuk konsultasi tahunan yang akan diadakan tahun ini,” imbuhnya.

Malaysia Resmi Menjabat Ketua ASEAN 2025

Malaysia secara resmi memulai masa jabatannya sebagai Ketua ASEAN pada 1 Januari 2025. Jabatan ini diserahkan secara simbolis oleh Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam upacara penutupan KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, pada Oktober 2024.

Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia mengusung tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan” yang akan menjadi panduan dalam menyelesaikan berbagai tantangan regional. Fokus utama meliputi isu pertikaian di Laut China Selatan, konflik internal di Myanmar, serta kerja sama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), energi baru terbarukan, pariwisata, dan perawatan kesehatan.

Agenda dan Inisiatif Malaysia selama Keketuaan ASEAN

Sepanjang tahun 2025, Malaysia akan menjadi tuan rumah lebih dari 300 pertemuan dan program utama. Salah satu acara penting adalah KTT ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Plus China yang akan digelar pada Mei 2025. Selain itu, Malaysia juga dijadwalkan menyelenggarakan pertemuan para pemimpin ASEAN dengan mitra strategis di akhir tahun.

Kepemimpinan Malaysia kali ini menjadi yang kelima sejak ASEAN berdiri pada 1967. Sebelumnya, Malaysia pernah menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 1977, 1997, 2005, dan 2015.

Pentingnya Kolaborasi Regional

Dukungan dari Indonesia menunjukkan kuatnya semangat solidaritas dan kerja sama antarnegara anggota ASEAN. Kepemimpinan Malaysia diharapkan dapat membawa solusi untuk berbagai tantangan kawasan sekaligus memperkuat posisi ASEAN di kancah global.

Dengan tema yang diusung, Malaysia diharapkan mampu mendorong dialog konstruktif dan memajukan inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat ASEAN, termasuk peningkatan kerja sama di sektor strategis.

Megawati-Prabowo: PDI-P Optimistis Pertemuan Segera Terjadi

Ketua DPP PDI-P, Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan harapannya agar rencana pertemuan antara Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Prabowo Subianto dapat segera terealisasi. Menurut Djarot, pertemuan ini memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia.

“Insya Allah, semakin cepat semakin baik untuk kepentingan bangsa,” ujar Djarot dalam keterangannya kepada Kompas.com pada Minggu (26/1/2025). Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah untuk memperkuat kedaulatan, kemandirian, serta kepribadian bangsa yang berlandaskan kebudayaan.

Namun, Djarot tidak memberikan informasi pasti terkait waktu pelaksanaan pertemuan tersebut. Ia juga enggan menjawab secara spesifik ketika ditanya apakah Megawati akan mengundang Prabowo secara langsung untuk hadir dalam Kongres PDI-P.

Meski demikian, ia memberi isyarat bahwa Prabowo kemungkinan besar akan diundang ke acara besar partai berlambang banteng ini. “Insya Allah, beliau (Prabowo) akan diundang dalam Kongres partai,” tambahnya.

Spekulasi Soal Pertemuan Megawati dan Prabowo

Kabar tentang rencana pertemuan Megawati dan Prabowo kembali menjadi sorotan politikus dan masyarakat. Hal ini semakin hangat diperbincangkan menjelang perayaan ulang tahun Megawati yang ke-78 pada 23 Januari 2025.

Meski sempat diharapkan terjadi pada hari tersebut, pertemuan itu belum terealisasi. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyebut bahwa jadwal pertemuan masih dalam tahap pengaturan.

“Pertemuan Megawati-Prabowo sedang diatur waktunya,” ungkap Prasetyo di Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (23/1/2025).

Prasetyo menambahkan bahwa pada hari ulang tahun Megawati, Presiden Prabowo tengah sibuk dengan agenda kenegaraan. Ia dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke India dan harus bertolak pada Kamis sore.

Namun, Prabowo menunjukkan perhatiannya dengan mengirimkan karangan bunga sebagai ucapan selamat ulang tahun kepada Megawati.

Harapan dari Pertemuan Dua Tokoh Besar

Rencana pertemuan ini dinilai strategis dalam menciptakan sinergi antara dua pemimpin yang memiliki pengaruh besar di kancah politik nasional. Jika terlaksana, pertemuan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pembangunan bangsa dan memperkuat kerja sama antarpartai politik.

Dengan spekulasi yang terus bergulir, publik menantikan kabar baik mengenai jadwal pasti pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Semoga rencana ini segera terealisasi demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Kemendikdasmen Peringkat 2 Dalam Kinerja 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran

Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berhasil meraih peringkat kedua dalam hal kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah selama 100 hari pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Peringkat ini mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Survei ini dilaksanakan antara tanggal 13 hingga 20 Januari 2025, dengan melibatkan 1.200 responden dari 38 provinsi di Indonesia. Metode wawancara tatap muka digunakan untuk mendapatkan data yang akurat, dengan margin error sekitar 2,87%. Hasil survei ini memberikan gambaran jelas mengenai persepsi masyarakat terhadap kinerja kementerian dalam periode awal pemerintahan baru ini. Ini menunjukkan bahwa transparansi dan partisipasi publik sangat penting dalam menilai efektivitas pemerintahan.

Kemendikdasmen memperoleh skor kepuasan publik sebesar 8,9, hanya kalah dari Kementerian Kesehatan yang meraih skor tertinggi 12,3. Program-program yang dilaksanakan oleh Kemendikdasmen, seperti Pelatihan Kompetensi Guru dan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Hal ini mencerminkan bahwa kebijakan pendidikan yang tepat dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah.

Kepuasan publik terhadap kinerja Kemendikdasmen menunjukkan bahwa masyarakat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan pendidikan dasar dan menengah. Program-program yang berfokus pada peningkatan kualitas guru dan kesejahteraan siswa menjadi prioritas utama. Ini menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan adalah kunci untuk membangun generasi masa depan yang lebih baik.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa pencapaian ini adalah motivasi untuk terus bekerja keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia berharap agar semua pihak dapat berkolaborasi untuk mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan harus didukung oleh semua elemen masyarakat.

Dengan peringkat kedua dalam survei kinerja 100 hari kerja Prabowo-Gibran, Kemendikdasmen menunjukkan potensi besar untuk terus berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Diharapkan bahwa langkah-langkah yang diambil akan membawa dampak positif jangka panjang bagi generasi muda dan meningkatkan daya saing bangsa di kancah global. Keberhasilan ini juga menjadi indikator penting bagi keberlanjutan program-program pendidikan di masa depan.

Penjelasan OJK Terkait Rencana Merger MNC Bank dan Nobu Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan pernyataan terkait rencana penggabungan antara PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu Bank), yang hingga saat ini masih belum terealisasi. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa OJK mendukung penuh inisiatif konsolidasi kedua bank tersebut, karena langkah ini diyakini mampu memperkuat struktur permodalan serta meningkatkan daya saing sektor perbankan di Indonesia.

Dian mengungkapkan bahwa konsolidasi MNC Bank dan Nobu Bank bertujuan untuk menghadapi tantangan yang muncul di dunia perbankan, terutama terkait perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi informasi. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan. “Penggabungan ini penting untuk meningkatkan daya tahan dan daya saing bank, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap ekonomi Indonesia,” kata Dian dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (25/1/2025).

Namun, Dian menekankan bahwa keputusan mengenai merger sepenuhnya berada di tangan para pemegang saham kedua bank. Peran OJK hanya sebagai pengawas yang memastikan bahwa proses tersebut memberikan manfaat yang lebih besar bagi sektor perbankan dan ekonomi nasional. “Kami mendukung setiap aksi korporasi yang mampu memperkuat konsolidasi sektor perbankan, yang pada akhirnya akan menciptakan sistem perbankan yang lebih efisien dan kompetitif,” tambahnya.

Sebelumnya, OJK memastikan bahwa rencana merger yang telah lama dibahas ini tidak akan dibatalkan, meski awalnya ditargetkan selesai pada Agustus 2023. Dian juga menyatakan bahwa OJK tidak menetapkan tenggat waktu bagi kedua bank untuk menyelesaikan proses merger, dan tidak akan memaksakan langkah tersebut apabila kedua pihak belum siap. “Kami tidak ingin menggunakan pendekatan yang memaksa, karena saat ini kedua bank memiliki kinerja yang baik dengan permodalan di atas batas minimum,” jelas Dian pada Jumat (11/10/2024).

Isu penggabungan antara MNC Bank dan Nobu Bank pertama kali muncul pada 2023, di mana kedua bank ini dimiliki oleh konglomerat besar Indonesia, yakni Hary Tanoesoedibjo (pemilik MNC Bank) dan James Riady (pemilik Nobu Bank). Meskipun demikian, hingga kini belum ada perkembangan signifikan terkait kelanjutan proses merger tersebut.

Merger di sektor perbankan dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat sektor keuangan di Indonesia. Dengan adanya peningkatan daya saing dan efisiensi operasional, diharapkan penggabungan ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

OJK Bicara Tentang Merger MNC Bank dan Nobu Bank, Begini Penjelasannya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan tanggapan terkait rencana merger antara PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu Bank), yang hingga kini belum terlaksana. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh upaya konsolidasi antara kedua bank tersebut, karena merger diyakini akan memperkuat struktur permodalan dan daya saing industri perbankan Indonesia.

Menurut Dian, konsolidasi yang dilakukan oleh MNC Bank dan Nobu Bank bertujuan untuk menghadapi tantangan yang ada di dunia perbankan, terutama yang berkaitan dengan dinamika perekonomian global dan kemajuan teknologi informasi. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. “Merger ini penting untuk memperkuat daya tahan dan daya saing bank, agar dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian Indonesia,” ujar Dian, seperti yang dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu (25/1/2025).

Namun, Dian menegaskan bahwa keputusan mengenai merger tersebut sepenuhnya berada di tangan pemegang saham masing-masing bank. OJK hanya berperan sebagai pengawas yang memastikan langkah-langkah tersebut dapat memberikan manfaat lebih besar bagi industri perbankan dan perekonomian nasional. “OJK mendorong semua aksi korporasi yang dapat mendukung konsolidasi sektor perbankan, yang pada gilirannya akan menciptakan perbankan yang lebih efisien dan kompetitif,” tambahnya.

Sebelumnya, OJK sempat memastikan bahwa tidak ada rencana pembatalan merger yang sudah lama digulirkan, meski semula ditargetkan selesai pada Agustus 2023. Dian juga menjelaskan bahwa OJK tidak menetapkan batas waktu bagi kedua bank untuk melaksanakan merger, dan tidak akan memaksa proses tersebut jika keduanya belum siap. “Kami tidak ingin menggunakan paksaan dalam hal ini, karena kinerja kedua bank masih tergolong baik dengan permodalan yang sudah melebihi ketentuan minimum,” terang Dian pada Jumat (11/10/2024).

Isu merger antara MNC Bank dan Nobu Bank pertama kali mencuat pada tahun 2023, yang mana kedua bank ini dimiliki oleh konglomerat besar Indonesia, Hary Tanoesoedibjo yang memiliki MNC Bank dan James Riady yang memiliki Nobu Bank. Meski demikian, belum ada perkembangan signifikan terkait kelanjutan proses merger tersebut.

Konsolidasi sektor perbankan, khususnya melalui merger, menjadi salah satu langkah strategis yang diharapkan dapat memperkuat sektor keuangan di Indonesia. Dengan meningkatnya daya saing dan efisiensi operasional, diharapkan merger ini dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dan juga kesejahteraan masyarakat.

Dampak Finansial Terhadap WHO Jika Amerika Serikat Hengkang

Pengumuman resmi mengenai rencana Amerika Serikat untuk menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2026 menimbulkan kekhawatiran besar mengenai dampak finansial yang akan dialami oleh organisasi tersebut. Sebagai penyumbang terbesar, AS menyumbangkan sekitar 18% dari total anggaran WHO, yang setara dengan sekitar $261 juta untuk tahun 2024 dan 2025. Kehilangan dana ini diperkirakan akan sangat mempengaruhi kemampuan WHO dalam menangani krisis kesehatan global.

Penarikan diri ini diumumkan setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menghentikan semua dukungan finansial dan sumber daya untuk WHO. Keputusan ini mencerminkan ketidakpuasan pemerintah AS terhadap cara WHO menangani pandemi COVID-19, yang dianggap tidak efektif. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara negara anggota dan organisasi internasional dapat dipengaruhi oleh kebijakan domestik dan persepsi publik.

Kehilangan dukungan finansial dari AS dapat menyebabkan pengurangan dalam berbagai program kesehatan global yang dijalankan oleh WHO, termasuk upaya untuk memberantas penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS. Para ahli memperingatkan bahwa tanpa dukungan AS, WHO mungkin kesulitan untuk merespons krisis kesehatan di masa depan, termasuk pandemi yang mungkin terjadi. Ini mencerminkan pentingnya peran negara besar dalam mendanai dan mendukung inisiatif kesehatan global.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan penyesalan atas keputusan AS dan berharap bahwa administrasi baru akan mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Ia menekankan bahwa WHO berperan penting dalam melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di AS sendiri. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kritik terhadap organisasi tersebut, perannya tetap vital dalam menjaga kesehatan global.

Penarikan diri AS juga berpotensi mengurangi pengaruhnya dalam kebijakan kesehatan global. Tanpa keterlibatan AS, negara-negara lain seperti China mungkin mengambil alih peran tersebut, yang dapat mengubah dinamika kerjasama internasional dalam penanggulangan masalah kesehatan. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar negara sangat penting untuk menangani isu-isu kesehatan yang bersifat global.

Dengan keputusan ini, semua pihak berharap agar WHO dapat menemukan sumber pendanaan alternatif untuk melanjutkan program-program vitalnya. Diharapkan bahwa negara-negara lain dapat meningkatkan kontribusi mereka untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh AS. Keberhasilan dalam mempertahankan program-program kesehatan global akan menjadi tantangan besar bagi WHO di masa depan, terutama dalam menghadapi potensi krisis kesehatan yang belum terduga.

Kemendagri Ajak Pemda Tingkatkan Efisiensi APBD dengan Transformasi Digital

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti urgensi transformasi digital dalam pengelolaan keuangan daerah untuk mencegah terjadinya defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Inisiatif ini diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan yang lebih efisien dan transparan di berbagai wilayah pemerintahan.

Kemendagri memahami bahwa sejumlah pemerintah daerah masih menghadapi kesulitan dalam mengelola anggaran secara optimal. Melalui pemanfaatan teknologi digital, pengelolaan keuangan diharapkan dapat berjalan lebih efektif, mengurangi potensi pemborosan, serta meningkatkan akuntabilitas. Hal ini menunjukkan langkah pemerintah dalam memodernisasi manajemen keuangan daerah sesuai perkembangan zaman.

Pelaksana Harian Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Horas Maurits Panjaitan, menekankan bahwa transformasi digital dimulai dengan kewajiban menyajikan informasi keuangan secara transparan. Dengan informasi yang terbuka dan mudah diakses, masyarakat dapat ikut memantau penggunaan anggaran daerah. Ini mencerminkan upaya pemerintah untuk melibatkan publik dalam pengawasan keuangan.

Kemendagri juga mengimbau pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam proses penyusunan APBD. SIPD dirancang agar integrasi data dan informasi keuangan menjadi lebih mudah, sehingga penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Pemanfaatan teknologi informasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemendagri telah mengadakan berbagai pelatihan teknis guna membantu pemerintah daerah memahami dan menerapkan digitalisasi dalam pengelolaan keuangan. Pelatihan ini bertujuan agar aparatur daerah mampu beradaptasi dengan perubahan regulasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Hal ini menegaskan pentingnya pembekalan pengetahuan dan kemampuan bagi aparatur pemerintah dalam menghadapi tantangan era digital.

Dengan mendorong penerapan transformasi digital, Kemendagri berharap pemerintah daerah dapat mengelola APBD secara lebih baik dan menghindari potensi defisit anggaran. Langkah ini diharapkan membawa dampak positif terhadap tata kelola keuangan daerah, meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Keberhasilan implementasi teknologi ini diyakini akan menjadi landasan penting bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kemendagri Dorong Pemda Cegah Defisit APBD Melalui Transformasi Digital

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menekankan pentingnya transformasi digital dalam pengelolaan keuangan daerah untuk mencegah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Langkah ini diharapkan dapat menciptakan pengelolaan yang lebih efisien dan transparan di seluruh pemerintah daerah.

Kemendagri menyadari bahwa banyak pemerintah daerah menghadapi tantangan dalam mengelola anggaran mereka secara efektif. Dengan adanya teknologi digital, diharapkan proses pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan lebih baik, mengurangi kemungkinan terjadinya pemborosan dan meningkatkan akuntabilitas. Ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya untuk memodernisasi cara pengelolaan keuangan daerah agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman.

Plh. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Horas Maurits Panjaitan, menjelaskan bahwa transformasi digital harus dimulai dengan kewajiban menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan. Dengan informasi yang jelas dan terbuka, masyarakat dapat lebih mudah mengawasi penggunaan anggaran daerah. Ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterlibatan publik dalam pengawasan anggaran.

Kemendagri juga mendorong pemda untuk memanfaatkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam penyusunan APBD. SIPD dirancang untuk memudahkan integrasi data dan informasi keuangan, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi lebih cepat dan akurat. Ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan berbasis data.

Sebagai bagian dari upaya ini, Kemendagri telah menyelenggarakan berbagai bimbingan teknis untuk membantu pemerintah daerah memahami dan menerapkan transformasi digital dalam pengelolaan keuangan. Pelatihan ini bertujuan agar setiap pemda dapat beradaptasi dengan perubahan regulasi dan teknologi yang cepat. Ini mencerminkan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintah dalam menghadapi tantangan baru.

Dengan dorongan dari Kemendagri untuk menerapkan transformasi digital, semua pihak berharap bahwa pemerintah daerah dapat mengelola APBD dengan lebih baik dan mencegah terjadinya defisit anggaran. Diharapkan bahwa langkah ini akan membawa perubahan positif dalam tata kelola keuangan daerah, meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Keberhasilan dalam menerapkan teknologi ini akan menjadi langkah penting bagi kemajuan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Pansus Pagar Laut Tangerang Belum Mendesak, Ini Kata Titiek Soeharto

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menyatakan bahwa pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menangani persoalan pagar laut yang ada di Kabupaten Tangerang belum dianggap perlu saat ini. Titiek berpendapat bahwa jika masalah ini dapat diselesaikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), maka keberadaan pansus tidaklah mendesak. “Jika kementerian dan aparat terkait dapat segera menyelesaikan masalah ini, maka tidak perlu kita membentuk pansus. Masih banyak hal lain yang lebih urgent untuk diurus,” ujar Titiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Meski demikian, Titiek tetap mendesak agar KKP melanjutkan penyelidikan untuk memastikan siapa pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut tersebut. Pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang menjadi perhatian publik tersebut dinilai melanggar aturan terkait pengelolaan wilayah laut yang seharusnya tidak dapat dipagari atau dikavling oleh siapa pun. “Kami ingin KKP mengungkapkan kepada masyarakat siapa sebenarnya yang berada di balik pembangunan pagar laut ini,” tegas Titiek.

Selain itu, Titiek juga menyoroti proses pembongkaran pagar laut yang dilakukan oleh berbagai instansi pada Rabu (22/1/2025). Pembongkaran tersebut, menurutnya, memerlukan biaya yang cukup besar. Titiek menyarankan agar pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar tersebut dapat menanggung biaya pembongkaran, mengingat ini adalah konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan.

Usulan pembentukan pansus sebelumnya datang dari Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman. Alex menilai bahwa pembentukan pansus menjadi semakin mendesak setelah terungkapnya temuan ratusan hak guna bangunan (HGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area yang dikelilingi pagar laut. “Tentu hal ini perlu penyelidikan lebih lanjut, apalagi sekarang muncul masalah terkait HGB yang melibatkan Kementerian ATR yang merupakan mitra dari Komisi II DPR,” ungkap Alex pada 20 Januari 2025.

Selain Alex, anggota Fraksi PKS DPR RI, Riyono, juga mendukung usulan tersebut. Dalam interupsi pada rapat paripurna pembukaan masa sidang kedua 2024-2025, Riyono menyampaikan bahwa kasus pemagaran laut di Tangerang ini menunjukkan lemahnya pengelolaan wilayah laut di Indonesia. Menurutnya, kejadian ini harus segera diusut tuntas agar pengelolaan sumber daya laut Indonesia dapat lebih baik ke depannya.

Dengan berkembangnya berbagai pendapat dan usulan mengenai masalah ini, Titiek Soeharto menegaskan pentingnya penyelesaian yang cepat dan transparan, agar masyarakat tidak lagi mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut yang kontroversial tersebut.