Category Archives: Berita Global

https://orkutluv.com

Partai Demokrat Hong Kong di Ambang Pembubaran: Oposisi Terbesar Tersudut Tekanan Politik

Partai Demokrat Hong Kong, yang pernah menjadi kelompok oposisi terbesar di kota tersebut, berencana untuk membubarkan diri di tengah meningkatnya tekanan politik dari pemerintah China. Ketua partai, Lo Kin-hei, mengungkapkan bahwa anggota partai akan segera memberikan suara untuk memutuskan nasib organisasi yang telah berdiri selama 31 tahun itu.

Langkah ini diambil setelah serangkaian tindakan keras dari Beijing terhadap perbedaan pendapat yang memuncak pasca-protes massal pada tahun 2019. Pemerintah China dan Hong Kong beralasan bahwa tindakan ini diperlukan demi menjaga keamanan nasional. Salah satu kebijakan yang mempersempit ruang gerak oposisi adalah “Undang-Undang Patriot” yang diberlakukan pada 2021. Aturan ini memastikan hanya individu yang setia kepada pemerintah komunis China yang diizinkan menjadi anggota parlemen atau dewan lokal, sehingga Partai Demokrat praktis terhalang untuk mengikuti pemilu.

Dalam konferensi pers usai pertemuan partai pada Selasa malam, Lo menyatakan bahwa keputusan untuk membubarkan partai didasarkan pada “situasi politik saat ini” yang semakin sulit bagi perkembangan demokrasi di Hong Kong. Meski demikian, ia tidak menjawab ketika ditanya apakah keputusan ini dipengaruhi oleh tekanan politik. Pembubaran partai memerlukan persetujuan dari minimal 75 persen anggota yang hadir dalam rapat umum mendatang, yang jadwalnya belum ditentukan.

Sementara itu, Regina Ip, penasihat pemerintah Hong Kong dan salah satu ketua Dewan Eksekutif, menuduh Partai Demokrat memiliki agenda yang bertentangan dengan China dan kerap menimbulkan masalah baik di dalam maupun di luar parlemen. Ia menganggap penurunan dukungan terhadap partai tersebut sebagai konsekuensi dari kebijakan mereka.

Partai Demokrat sempat mengalami perpecahan internal pada tahun 2010 setelah menggelar negosiasi dengan Kantor Penghubung—perwakilan pemerintah China di Hong Kong—untuk membahas pemilu yang lebih liberal. Langkah ini dipandang sebagai pengkhianatan oleh anggota muda partai, menyebabkan penurunan dukungan sebelum akhirnya bangkit kembali dan meraih kemenangan besar dalam pemilihan dewan lokal tahun 2019, yang berlangsung di tengah gelombang protes anti-pemerintah.

Sejumlah tokoh terkemuka Partai Demokrat, seperti Helena Wong, Lam Cheuk-ting, Wu Chi-wai, dan Albert Ho, saat ini menjalani hukuman penjara di bawah Undang-Undang Keamanan Nasional yang kontroversial. Mantan legislator Ted Hui, yang kini hidup di pengasingan di Australia, juga menjadi buronan pemerintah Hong Kong atas dugaan pelanggaran serupa. Awal pekan ini, pengadilan memerintahkan penyitaan aset dan uang miliknya yang tersimpan di Hong Kong. Selain itu, pada Desember lalu, pemerintah Hong Kong mencabut gelar kehormatan Justice of the Peace dari Martin Lee KC, salah satu pendiri Partai Demokrat, setelah ia kalah dalam banding atas vonis terkait demonstrasi ilegal.

Trump Sebut Zelensky Diktator: Ketegangan AS-Ukraina Meningkat, Rusia Diuntungkan?

Ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan Ukraina memanas setelah Presiden AS Donald Trump melontarkan kritik keras terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dalam pernyataannya pada Rabu (19/2/2025), Trump menyebut Zelensky sebagai seorang diktator dan memperingatkan agar Ukraina segera mencari solusi damai dengan Rusia demi mencegah kehancuran negaranya. Pernyataan kontroversial ini memicu kekhawatiran di kalangan pejabat Eropa yang khawatir pendekatan Trump justru memperkuat posisi Moskwa.

Komentar Trump muncul sehari setelah ia menyalahkan Ukraina atas pecahnya perang dengan Rusia pada 2022. Sikapnya yang cenderung melunak terhadap Rusia terlihat jelas saat dia mengakhiri kebijakan isolasi terhadap Moskwa dan melakukan percakapan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selain itu, pejabat senior AS dan Rusia menggelar pembicaraan mengenai konflik Ukraina tanpa melibatkan pihak Kyiv. Melalui media sosial, Trump menulis, “Zelensky adalah diktator tanpa pemilu. Lebih baik dia bergerak cepat, atau negaranya akan lenyap.”

Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menyerah dan akan terus berjuang demi hak hidup mereka. Ia menulis di platform X, “Tidak ada yang bisa memaksa kami untuk menyerah.” Sybiha juga menjelaskan bahwa pemilihan presiden dan parlemen Ukraina ditunda karena kondisi darurat militer yang diberlakukan sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Masa jabatan Zelensky seharusnya berakhir pada 2024, namun konstitusi Ukraina melarang pemilu di tengah situasi perang.

Ketegangan meningkat setelah Zelensky menuduh Trump menyebarkan disinformasi Rusia. Pernyataan Trump yang menyebut Ukraina sebagai pihak pemicu perang dinilai keliru, mengingat konflik dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia pada 2022. Wakil Presiden AS, JD Vance, memperingatkan Zelensky agar tidak menyerang Trump secara terbuka, karena tindakan tersebut bisa memperburuk hubungan antara kedua negara.

Sementara itu, Rusia terus memperluas kekuasaannya di Ukraina timur dan kini telah menguasai sekitar 20 persen wilayah negara tersebut. Moskwa beralasan bahwa operasi militernya adalah respons terhadap ancaman dari upaya Kyiv bergabung dengan NATO. Sebaliknya, Ukraina dan negara-negara Barat menilai tindakan Rusia sebagai upaya penjajahan modern. Zelensky membantah klaim Trump yang menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadapnya hanya empat persen, dan menegaskan bahwa angka tersebut adalah bagian dari disinformasi Rusia yang memengaruhi opini Trump.

Ketegangan ini menambah kompleksitas perang Rusia-Ukraina, sementara dunia menanti langkah kebijakan berikutnya dari Trump yang berpotensi mengubah peta geopolitik global.

Ekonomi Global Terancam Lesu Akibat Kebijakan Tarif Trump

Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif timbal balik terhadap semua mitra dagangnya memicu kekhawatiran luas. Keputusan ini, yang dikeluarkan pada Kamis (13/2), diyakini dapat memicu perang dagang global dan mempengaruhi prospek ekonomi dunia, yang telah stabil dalam beberapa tahun terakhir.

Trump menandatangani memorandum yang memerintahkan pemerintahannya untuk menentukan tarif timbal balik setara terhadap setiap negara mitra dagang. Langkah ini dinilai bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dalam perdagangan internasional, namun justru menimbulkan dampak negatif bagi bisnis global. Sejumlah ahli ekonomi dan organisasi perdagangan memperingatkan potensi gangguan besar pada ekonomi AS dan negara mitra, serta ancaman terhadap kestabilan pasar global.

Menghancurkan Aturan Perdagangan Dunia

Sejumlah ekonom, termasuk Gary Clyde Hufbauer, seorang peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, menyebut langkah Trump sebagai perubahan mendalam dalam sistem perdagangan internasional. Hufbauer menjelaskan bahwa dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), konsep “timbal balik” biasanya merujuk pada keseimbangan konsesi yang diberikan dan diterima oleh masing-masing negara. Namun, Trump telah mendefinisikan ulang istilah ini, menetapkan tarif berdasarkan negara per negara, bukan dalam konteks kesepakatan yang lebih besar.

Dengan cara ini, tarif yang dikenakan AS diperkirakan akan lebih tinggi rata-rata sekitar 10 hingga 15 persen. Hufbauer menambahkan, meskipun tarif ini bisa meningkatkan pendapatan bagi pemerintah AS, namun dampaknya terhadap ekonomi domestik bisa sangat merugikan, termasuk penurunan pertumbuhan PDB.

Ketidakpastian Mengganggu Rantai Pasokan dan Konsumsi

Dalam pernyataannya, Federasi Ritel Nasional (NRF) yang mewakili sektor ritel AS, memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat mengganggu rantai pasokan secara signifikan. David French, wakil presiden eksekutif NRF, menyatakan bahwa langkah ini berisiko meningkatkan harga barang bagi konsumen AS dan mengurangi daya beli rumah tangga. Selain itu, dengan semakin turunnya indeks sentimen konsumen di AS, ketidakpastian yang ditimbulkan dari kebijakan perdagangan ini menjadi masalah besar bagi ekonomi domestik.

Uni Eropa juga mengkritik kebijakan tarif ini, menyebutkan bahwa tarif baru akan merugikan ekonomi AS itu sendiri dengan meningkatkan harga barang-barang yang dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut Komisi Eropa, tarif adalah bentuk pajak yang membebani konsumen, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan inflasi.

Ancaman Terhadap Ekonomi Global

Ekonom internasional pun memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump berisiko mengguncang ekonomi global. Luis de Guindos, Wakil Presiden Bank Sentral Eropa, menjelaskan bahwa perang dagang yang melibatkan tarif tinggi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi global secara drastis. Ia menyebutkan bahwa tarif yang lebih tinggi, jika disertai dengan tindakan balasan dari negara lain, akan menciptakan “lingkaran setan” yang merugikan pasar dunia.

Studi oleh Peterson Institute juga mengungkapkan bahwa kebijakan tarif Trump terhadap negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan Tiongkok berpotensi membebani rumah tangga AS dengan kenaikan pajak lebih dari USD 1.200 per tahun. Selain itu, negara-negara berkembang seperti India, Brasil, Vietnam, serta negara-negara Asia Tenggara dan Afrika lainnya kemungkinan akan merasakan dampak yang lebih berat. Mereka yang menghadapi perbedaan tarif yang besar terhadap barang-barang AS akan tertekan dengan biaya yang meningkat akibat kebijakan ini.

Konsekuensi yang Lebih Luas

Meskipun kebijakan tarif ini berfokus pada negara mitra dagang besar seperti Tiongkok dan Kanada, dampaknya diprediksi akan terasa lebih luas. Bagi AS sendiri, kebijakan ini dapat mengganggu kestabilan ekonomi domestik, memicu inflasi, dan mengurangi daya beli masyarakat. Sementara itu, negara-negara berkembang yang selama ini bergantung pada ekspor ke pasar AS akan merasakan dampak berat dari kebijakan ini.

Kebijakan Trump ini berpotensi memperburuk ketegangan dagang internasional, dan memicu persaingan tarif antar negara yang tak terhindarkan. Dalam jangka panjang, kekhawatiran ini akan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global, yang sudah rapuh akibat ketidakpastian pasar global dan geopolitik.

Dengan langkah yang penuh risiko ini, AS harus mempertimbangkan dengan hati-hati konsekuensi yang lebih besar yang dapat terjadi terhadap perdagangan global, kestabilan ekonomi, dan hubungan antar negara.

China Klarifikasi Tujuan Kerja Sama BRICS: Tidak Menargetkan AS, Fokus pada Pembangunan Global

Pemerintah China menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara anggota BRICS jika mereka menciptakan mata uang bersama dan “mempermainkan” dolar AS. Dalam konferensi pers pada Senin (17/2), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa BRICS bukanlah platform yang dirancang untuk menargetkan pihak tertentu, melainkan untuk mempererat kerja sama antara negara-negara berkembang.

Guo Jiakun menjelaskan bahwa BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, berfokus pada prinsip keterbukaan, inklusivitas, dan kerjasama yang saling menguntungkan. Ia menambahkan bahwa BRICS tidak bertujuan untuk menciptakan konfrontasi blok atau konflik dengan negara ketiga, seperti yang dikemukakan Trump. Selain itu, Guo Jiakun mengungkapkan bahwa China siap bekerja dengan negara anggota BRICS lainnya untuk meningkatkan kolaborasi di berbagai bidang, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi global yang stabil dan berkelanjutan.

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa negara-negara BRICS takut membicarakan usulan tersebut karena ancamannya untuk mengenakan tarif besar. Trump juga menyoroti keberadaan BRICS yang didirikan untuk tujuan yang buruk dan menyatakan bahwa negara-negara BRICS tidak ingin berurusan dengan masalah tersebut. Pada saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin turut menyerukan de-dolarisasi dalam pertemuan BRICS tahun 2023, dengan mengusulkan agar negara-negara BRICS memperluas penyelesaian transaksi dalam mata uang nasional mereka.

BRICS saat ini terdiri dari 10 negara anggota: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Meskipun berkembang, BRICS tetap menggunakan nama yang telah ada dan memiliki pengaruh besar, dengan menguasai 40 persen populasi dunia dan 35 persen produk domestik bruto global.

Elon Musk Terancam Dikeluarkan dari Royal Society, Ribuan Ilmuwan Tanda Tangani Petisi

Lebih dari 1.900 ilmuwan telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan agar Elon Musk dicabut dari keanggotaan kehormatan Royal Society, salah satu komunitas sains paling bergengsi di Inggris. Mereka menilai tindakan serta pernyataan Musk sering kali kontroversial dan bertentangan dengan nilai-nilai ilmiah.

Surat tersebut ditulis oleh Prof. Stephen Curry dan ditujukan kepada Presiden Royal Society, Adrian Smith. Dalam surat itu, Curry menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Royal Society yang tetap diam dan tidak mengambil tindakan terkait status keanggotaan Musk, meskipun kekhawatiran mengenai perilakunya telah disampaikan sejak enam bulan lalu.

“Royal Society telah diberi tahu tentang keprihatinan para anggotanya, terutama bagaimana sikap Musk bertentangan dengan Kode Etik organisasi ini,” tulis Curry.

Musk dituduh menyebarkan teori konspirasi yang tidak berdasar serta tuduhan negatif terhadap ilmuwan Anthony Fauci. Sebelumnya, Prof. Dorothy Bishop dari Universitas Oxford bahkan memutuskan mundur dari Royal Society sebagai bentuk protes atas tetapnya Musk dalam keanggotaan.

Selain itu, keterlibatan Musk dalam pemerintahan Donald Trump juga dikritik, karena dianggap mendukung kebijakan yang melemahkan riset ilmiah di AS. Sikap diam Royal Society terhadap hal ini dinilai mencerminkan kurangnya keberanian moral.

Pertemuan penting Royal Society dijadwalkan berlangsung pada 3 Maret, di mana para anggotanya akan membahas prinsip-prinsip terkait pernyataan publik dan etika perilaku anggota.

Kontroversi semakin memanas setelah pada Januari 2025, Musk secara terbuka mendukung partai sayap kanan Reform UK dalam politik Inggris. Ia bahkan menyebut Perdana Menteri Keir Starmer sebagai sosok “jahat” dan menuduh pemerintah Inggris menutupi kasus-kasus kriminal tertentu.

Dengan meningkatnya tekanan dari komunitas ilmiah, nasib keanggotaan Musk di Royal Society kini berada di ujung tanduk.

Truk Terperosok Sinkhole di Jepang: Kabin Ditemukan di Pipa Limbah, Tim SAR Hadapi Tantangan Berat

Sebuah insiden mengerikan terjadi di Kota Yashio, Prefektur Saitama, Jepang, ketika sebuah truk terperosok ke dalam sinkhole atau lubang jalan yang tiba-tiba ambles saat jam sibuk pagi hari pada 28 Januari 2025. Setelah lebih dari dua minggu pencarian, tim pemadam kebakaran setempat akhirnya menemukan kabin truk di dalam pipa saluran pembuangan pada Rabu (12/2/2025). Diduga, jasad pengemudi berusia 74 tahun masih berada di dalam kabin tersebut.

Menurut Tomonori Nakazawa, petugas pemadam kebakaran yang menangani kasus ini, penemuan tersebut dikonfirmasi setelah tim ahli menganalisis gambar yang diambil menggunakan drone. “Dalam foto-foto tersebut terlihat jelas adanya kabin truk, dan kemungkinan besar ada seseorang di dalamnya,” ujarnya kepada AFP.

Namun, proses evakuasi menghadapi tantangan besar. Tingginya aliran air di dalam pipa serta keberadaan gas hidrogen sulfida yang beracun membuat tim penyelamat belum bisa memasuki area tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Gubernur Saitama, Motohiro Ono, menjelaskan bahwa pihaknya tengah membangun pipa bypass sementara guna mengalihkan aliran air. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu hingga tiga bulan.

Selain itu, tim penyelamat juga harus menunggu penyelesaian jalur landai sepanjang 30 meter yang sedang dibangun agar alat berat bisa diturunkan ke dalam lubang. Akibat dari peristiwa ini, 1,2 juta warga setempat diminta untuk menghemat penggunaan air mandi dan mencuci demi mencegah kebocoran limbah yang dapat memperlambat proses penyelamatan. Namun, curah hujan yang tinggi menyebabkan air limbah tetap menggenang di bawah jalur landai, sehingga operasi evakuasi sempat dihentikan sementara.

Laporan Kyodo News menyebutkan bahwa upaya pencarian sempat dialihkan pada Minggu (9/2/2025) untuk lebih memfokuskan eksplorasi di area pipa tempat kabin truk ditemukan. Insiden ini menjadi perhatian besar di Jepang, mengingat 2.600 kasus sinkhole pernah tercatat pada 2022, mayoritas disebabkan oleh kebocoran pipa saluran pembuangan. Meskipun sebagian besar lubang tersebut hanya sedalam 50 cm, kasus di Kota Yashio ini jauh lebih serius.

Peristiwa serupa pernah terjadi di Kota Fukuoka pada 2016, ketika lubang raksasa selebar 30 meter dengan kedalaman 15 meter muncul di tengah jalan yang sibuk akibat proyek pembangunan kereta bawah tanah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, dan jalan berhasil diperbaiki dalam waktu satu minggu. Namun, dalam kasus di Yashio ini, proses penyelamatan masih penuh dengan tantangan, dan nasib sang pengemudi truk masih menunggu kepastian.Sebuah insiden mengerikan terjadi di Kota Yashio, Prefektur Saitama, Jepang, ketika sebuah truk terperosok ke dalam sinkhole atau lubang jalan yang tiba-tiba ambles saat jam sibuk pagi hari pada 28 Januari 2025. Setelah lebih dari dua minggu pencarian, tim pemadam kebakaran setempat akhirnya menemukan kabin truk di dalam pipa saluran pembuangan pada Rabu (12/2/2025). Diduga, jasad pengemudi berusia 74 tahun masih berada di dalam kabin tersebut.

Menurut Tomonori Nakazawa, petugas pemadam kebakaran yang menangani kasus ini, penemuan tersebut dikonfirmasi setelah tim ahli menganalisis gambar yang diambil menggunakan drone. “Dalam foto-foto tersebut terlihat jelas adanya kabin truk, dan kemungkinan besar ada seseorang di dalamnya,” ujarnya kepada AFP.

Namun, proses evakuasi menghadapi tantangan besar. Tingginya aliran air di dalam pipa serta keberadaan gas hidrogen sulfida yang beracun membuat tim penyelamat belum bisa memasuki area tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Gubernur Saitama, Motohiro Ono, menjelaskan bahwa pihaknya tengah membangun pipa bypass sementara guna mengalihkan aliran air. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu hingga tiga bulan.

Selain itu, tim penyelamat juga harus menunggu penyelesaian jalur landai sepanjang 30 meter yang sedang dibangun agar alat berat bisa diturunkan ke dalam lubang. Akibat dari peristiwa ini, 1,2 juta warga setempat diminta untuk menghemat penggunaan air mandi dan mencuci demi mencegah kebocoran limbah yang dapat memperlambat proses penyelamatan. Namun, curah hujan yang tinggi menyebabkan air limbah tetap menggenang di bawah jalur landai, sehingga operasi evakuasi sempat dihentikan sementara.

Laporan Kyodo News menyebutkan bahwa upaya pencarian sempat dialihkan pada Minggu (9/2/2025) untuk lebih memfokuskan eksplorasi di area pipa tempat kabin truk ditemukan. Insiden ini menjadi perhatian besar di Jepang, mengingat 2.600 kasus sinkhole pernah tercatat pada 2022, mayoritas disebabkan oleh kebocoran pipa saluran pembuangan. Meskipun sebagian besar lubang tersebut hanya sedalam 50 cm, kasus di Kota Yashio ini jauh lebih serius.

Peristiwa serupa pernah terjadi di Kota Fukuoka pada 2016, ketika lubang raksasa selebar 30 meter dengan kedalaman 15 meter muncul di tengah jalan yang sibuk akibat proyek pembangunan kereta bawah tanah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, dan jalan berhasil diperbaiki dalam waktu satu minggu. Namun, dalam kasus di Yashio ini, proses penyelamatan masih penuh dengan tantangan, dan nasib sang pengemudi truk masih menunggu kepastian.

Erdogan Kunjungi Indonesia, Prabowo Sambut dengan Upacara Kenegaraan di Istana Bogor

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan beserta Ibu Negara Emine Erdogan pada 11-12 Februari 2025. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turkiye.

“Penyambutan kenegaraan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada Presiden Erdogan akan digelar di Istana Kepresidenan Bogor pada Rabu, 12 Februari 2025,” ujar Yusuf dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (10/2/2025) malam.

Setelah prosesi penyambutan, kedua pemimpin negara akan menggelar pertemuan bilateral guna membahas peluang kerja sama di berbagai sektor. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan manfaat strategis bagi kedua negara serta memperkuat persahabatan antara Indonesia dan Turkiye.

“Kunjungan ini diharapkan semakin mempererat hubungan bilateral serta membuka peluang kerja sama yang lebih luas bagi kedua negara,” tambah Yusuf.

Sebagai bagian dari rangkaian agenda, acara kenegaraan ini akan ditutup dengan jamuan santap siang yang diselenggarakan di halaman Istana Kepresidenan Bogor.

Sebelumnya, pada Jumat (7/2/2025), Kementerian Luar Negeri RI telah mengumumkan rencana penyelenggaraan Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High Level Strategic Cooperation Council) antara Indonesia dan Turkiye.

“High Level SCC merupakan forum bilateral reguler tertinggi yang dipimpin langsung oleh kepala negara,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah “Roy” Soemirat, dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.

Pertemuan ini akan menjadi wadah diskusi bagi kedua negara dalam membahas berbagai isu strategis yang menjadi kepentingan bersama. Roy juga menambahkan bahwa forum ini diharapkan dapat menjadi platform interaksi reguler antara Indonesia dan Turkiye di tingkat tertinggi.

Tragedi Tabrakan Bus dan Truk di Meksiko Selatan Tewaskan 41 Orang, Penyidikan Masih Berlangsung

Pada Sabtu pagi, 8 Februari 2025, sebuah kecelakaan tragis terjadi di Meksiko selatan, ketika sebuah bus yang mengangkut 48 orang bertabrakan dengan truk, mengakibatkan kematian sedikitnya 41 orang, termasuk 38 penumpang bus dan dua sopir. Pengemudi truk juga dilaporkan meninggal. Peristiwa tersebut terjadi di negara bagian Tabasco, dan pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut.

Gambar yang dirilis oleh Reuters menunjukkan kondisi bus yang hangus terbakar setelah tabrakan, meninggalkan hanya kerangka logam yang tersisa. Sumber yang enggan disebutkan menyebutkan bahwa sejauh ini hanya 18 korban yang berhasil diidentifikasi melalui tengkorak, dan banyak yang masih hilang.

Operator bus, Tours Acosta, menyampaikan rasa penyesalan mendalam melalui unggahan di Facebook dan menyatakan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengetahui apakah bus tersebut melaju melebihi batas kecepatan. Bus tersebut sedang dalam perjalanan dari Kota resor Cancun menuju Tabasco ketika kecelakaan terjadi, setelah bus memasuki jalur truk.

Gubernur Tabasco, Javier May, menyatakan keprihatinannya melalui media sosial X dan mengatakan bahwa penyelidikan terus dilakukan. Di malam hari, kantor kejaksaan Tabasco mengungkapkan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang di negara bagian Campeche dan tim forensik untuk melakukan uji genetik dalam upaya mempercepat identifikasi korban.

Perusahaan pengoperasi bus, Tours Acosta, juga mengungkapkan rasa kehilangan mendalam atas tragedi ini, dengan menyampaikan solidaritas kepada keluarga yang terkena musibah. “Kami telah kehilangan rekan kerja, klien, dan teman yang sangat kami cintai,” kata perusahaan dalam pernyataan mereka.

Kurs Rupiah Melemah, Dolar AS Kembali Perkasa di Rp16.341

Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini, Kamis (6/2/2025). Berdasarkan data pasar spot Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,30% ke level Rp16.340 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB.

Di sisi lain, indeks dolar AS justru menguat 0,36% ke level 107,96, menunjukkan dominasi mata uang Negeri Paman Sam di tengah tekanan ekonomi global.

Pergerakan Mata Uang Asia

Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS:

  • Yen Jepang melemah 0,02%
  • Dolar Hong Kong menguat tipis 0,01%
  • Dolar Singapura turun 0,34%
  • Dolar Taiwan stagnan
  • Won Korea Selatan turun 0,49%
  • Yuan China melemah 0,23%
  • Peso Filipina turun 0,19%
  • Rupee India melemah 0,13%
  • Ringgit Malaysia turun 0,30%
  • Baht Thailand mengalami pelemahan paling signifikan, yakni 0,72%

Kondisi ini menunjukkan bahwa mayoritas mata uang Asia mengalami tekanan dari penguatan dolar AS yang semakin solid.

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah kali ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan domestik.

  1. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Bank Indonesia
    • Bloomberg melaporkan bahwa Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Februari 2025.
    • Langkah ini diambil guna menopang pertumbuhan ekonomi yang masih tertahan.
    • Namun, hal ini juga berdampak pada melemahnya daya tarik rupiah di mata investor asing.
  2. Arus Keluar Dana Asing dari Ekuitas Domestik
    • Pergerakan rupiah terbilang lebih lambat dibandingkan mata uang Asia lainnya karena terjadi outflow atau keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.
    • Investor cenderung menarik modal mereka akibat ketidakpastian global.
  3. Kenaikan Yield Obligasi AS
    • Mayoritas mata uang Asia, termasuk rupiah, tertekan akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS yang membuat dolar semakin menguat.
    • Investor kini tengah menanti data klaim pengangguran AS, yang bisa menjadi indikasi apakah The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini atau tidak.
  4. Ketegangan Perdagangan AS-China
    • Perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah Washington memberlakukan tarif perdagangan baru terhadap Beijing.
    • Sentimen negatif ini turut memengaruhi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar rupiah.

Prediksi Pergerakan Rupiah

Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, rupiah diprediksi akan tetap bergerak fluktuatif dalam perdagangan Jumat (7/2/2025).

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.310 – Rp16.400 per dolar AS, dengan kemungkinan masih mengalami tekanan akibat faktor eksternal yang belum mereda.

Kesimpulan

Pelemahan rupiah hari ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor global dan domestik. Ekspektasi pemangkasan suku bunga BI, keluarnya modal asing, kenaikan yield obligasi AS, serta ketegangan perdagangan AS-China menjadi faktor utama yang membuat rupiah tertekan.

Investor kini menanti perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter global dan pergerakan pasar untuk menentukan langkah berikutnya dalam menghadapi dinamika nilai tukar rupiah.

Aksi Muda, Perubahan Dunia: IB Luncurkan Global Youth Action Fund untuk Gen Z Inovatif

International Baccalaureate (IB) kembali meluncurkan Global Youth Action Fund untuk ketiga kalinya, membuka kesempatan bagi siswa berusia 12 hingga 19 tahun untuk berpartisipasi. Pendaftaran program ini berlangsung antara 3 hingga 28 Februari 2025. Direktur Jenderal IB, Olli-Pekka Heinonen, menekankan komitmen IB dalam mendukung pemuda yang ingin menghadapi tantangan global melalui inovasi dan ide-ide kreatif. Program ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda agar mereka dapat menciptakan perubahan yang berarti dalam masyarakat. Global Youth Action Fund juga menjadi bagian dari Festival of Hope, sebuah platform yang menyatukan komunitas dunia untuk mengatasi berbagai masalah kompleks yang dihadapi anak muda saat ini.

Peserta yang memiliki ide atau proyek yang dapat memberi dampak positif pada komunitas mereka berkesempatan meraih dana hibah hingga US$ 3.000. Program ini terbuka untuk siswa yang terdaftar di sekolah menengah, meskipun tidak perlu terdaftar di IB World School. Tahun lalu, lebih dari 240 pemuda dari 26 negara terlibat dalam 83 proyek yang berhasil, dengan fokus pada isu keberlanjutan, kesetaraan, dan keadilan sosial. Proyek yang diajukan harus mendukung salah satu dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB dan harus memenuhi kriteria seperti dampak proyek, tahap pengembangan, kolaborasi, dan dukungan dari sekolah.

Global Youth Action Fund memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide mereka menjadi aksi nyata dan turut berkontribusi menciptakan dunia yang lebih baik.