https://orkutluv.com

Rekor Baru! Pajak Kripto Indonesia Capai Rp 1,09 Triliun

Industri kripto di Indonesia mencatatkan pencapaian yang luar biasa pada akhir tahun 2024 dengan penerimaan pajak yang mencapai angka fantastis, yakni Rp 1,09 triliun. Data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menunjukkan angka yang menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2022, total penerimaan pajak hanya tercatat sebesar Rp 246,45 miliar, sedangkan pada 2023 naik menjadi Rp 220,83 miliar. Pencapaian tertinggi terjadi pada 2024 dengan jumlah penerimaan yang melonjak menjadi Rp 620,4 miliar.

Dari total angka tersebut, sebagian besar berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas transaksi penjualan kripto di exchanger yang menyumbang Rp 510,56 miliar, sementara sisanya sebesar Rp 577,12 miliar berasal dari Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) yang dipungut atas transaksi pembelian kripto di exchanger.

Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, pencapaian ini menggambarkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam ekosistem aset kripto di Indonesia. Iqbal mengatakan bahwa penerimaan pajak yang hampir tiga kali lipat lebih tinggi pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya merupakan bukti nyata bahwa industri kripto semakin diterima luas oleh masyarakat. “Peningkatan penerimaan pajak ini menunjukkan bahwa ekosistem kripto Indonesia tumbuh dengan pesat. Selain memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan negara, sektor ini juga membuka berbagai peluang ekonomi baru, baik untuk individu maupun masyarakat luas,” ujar Iqbal dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (24/1/2025).

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah meningkatnya jumlah individu yang berinvestasi dalam kripto, baik sebagai investasi jangka panjang maupun sebagai sumber penghasilan tambahan. Keberadaan kripto pun menciptakan peluang ekonomi baru yang sebelumnya tidak terbayangkan, seperti aktivitas trading, investasi, hingga staking.

Tak hanya itu, semakin banyak startup berbasis teknologi blockchain yang bermunculan, berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, dan mendukung terciptanya lapangan pekerjaan baru. Ekosistem yang berkembang ini juga menjadi daya tarik bagi investor lokal maupun global untuk berpartisipasi dalam industri kripto Indonesia.

Pentingnya kolaborasi antara sektor industri dan regulator menjadi topik utama dalam berbagai diskusi yang bertujuan untuk menjaga integritas pasar dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto. Pada 14 Januari 2025, sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghasilkan berbagai inisiatif strategis. Di antaranya adalah penerbitan Buku Saku Regulasi dan Pengawasan Aset Keuangan Digital, panduan pemasaran produk sesuai ketentuan OJK, serta peluncuran aplikasi SPRINT untuk mempermudah pelaporan transaksi di sektor kripto.

Wan Iqbal menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah regulator dalam meningkatkan regulasi yang bertujuan melindungi investor serta menciptakan pasar yang lebih transparan dan aman. “Kami mendukung penuh inisiatif yang diambil oleh regulator untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi para pelaku pasar dan memastikan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya keamanan dalam transaksi kripto,” jelasnya.

Diskusi dan kolaborasi antara pelaku industri dan regulator ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih baik dan lebih transparan. Dengan adanya kerjasama tersebut, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam perkembangan industri aset digital di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat posisi negara sebagai pusat ekonomi digital global.

Di akhir pernyataannya, Iqbal mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun masa depan industri kripto yang lebih cerah. “Mari kita bekerja bersama untuk menciptakan industri kripto yang aman, transparan, dan penuh potensi di masa depan,” tutupnya.

Menlu Jepang Takeshi Iwaya Bahas Strategi Penguatan Pertahanan dengan Donald Trump

Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, menyampaikan niatnya untuk memperkuat sistem pertahanan negaranya saat bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump. Pertemuan ini berlangsung di Washington, D.C., sebagai bagian dari upaya Jepang mempererat hubungan keamanan dengan Amerika Serikat.

Diskusi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, khususnya terkait aktivitas militer China. Iwaya menegaskan pentingnya kerja sama antara Jepang dan AS dalam menghadapi tantangan keamanan di kawasan tersebut. Hal ini mengindikasikan komitmen Jepang untuk memperkokoh aliansi strategis demi menjaga stabilitas regional.

Dalam kesempatan tersebut, Iwaya menyoroti rencana Jepang untuk memperkuat kemampuan pertahanannya melalui kolaborasi yang lebih erat dengan AS. Ia berharap dapat mengembangkan strategi yang lebih menyeluruh demi melindungi kepentingan kedua negara. Langkah ini mencerminkan kesadaran Jepang terhadap meningkatnya ancaman global dan pentingnya adaptasi terhadap perubahan geopolitik.

Presiden Trump, dalam pernyataannya, mendukung upaya Jepang untuk memperkuat pertahanannya. Ia menekankan pentingnya hubungan AS-Jepang dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk ancaman dari Korea Utara dan aktivitas China. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump tetap berkomitmen mendukung sekutu-sekutunya dalam menjaga keamanan regional.

Sebagai bagian dari upayanya, Jepang telah meningkatkan anggaran pertahanan dan berinvestasi dalam pengembangan teknologi militer. Iwaya menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memperkuat keamanan nasional Jepang. Pendekatan ini menggambarkan perubahan kebijakan Jepang yang kini lebih berorientasi pada penguatan pertahanan.

Melalui pertemuan ini, diharapkan hubungan kerja sama antara Jepang dan AS dapat semakin solid untuk menghadapi tantangan keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Langkah-langkah nyata diharapkan dapat diimplementasikan demi meningkatkan efektivitas aliansi ini. Keberhasilan memperkuat pertahanan bersama akan menjadi elemen penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.

Menlu Jepang Takeshi Iwaya Curhat Kepada Donald Trump Tentang Penguatan Pertahanan

Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, mengungkapkan keinginannya untuk terus memperkuat pertahanan Jepang dalam pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump. Pertemuan ini berlangsung di Washington, D.C., dan menjadi bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat.

Pertemuan ini diadakan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, terutama terkait dengan aktivitas militer China. Iwaya menekankan pentingnya kolaborasi antara Jepang dan AS untuk menghadapi tantangan keamanan yang ada. Ini menunjukkan bahwa Jepang berkomitmen untuk memperkuat aliansi strategis dengan AS sebagai langkah proaktif dalam menjaga stabilitas regional.

Iwaya menyatakan bahwa Jepang ingin memperkuat kapasitas pertahanannya melalui kerjasama yang lebih erat dengan AS. Ia berharap dapat mengembangkan strategi pertahanan yang lebih komprehensif untuk melindungi kepentingan nasional kedua negara. Ini mencerminkan kesadaran akan ancaman yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan dinamika geopolitik yang berubah.

Trump, dalam tanggapannya, menyatakan dukungannya terhadap upaya Jepang untuk meningkatkan pertahanan. Ia menggarisbawahi pentingnya aliansi AS-Jepang dalam menghadapi tantangan global, termasuk ancaman dari Korea Utara dan China. Ini menunjukkan bahwa pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump tetap berkomitmen untuk mendukung sekutu-sekutunya dalam menjaga keamanan regional.

Jepang telah melakukan berbagai langkah untuk memperkuat militernya, termasuk peningkatan anggaran pertahanan dan pengembangan teknologi militer baru. Iwaya menekankan bahwa Jepang akan terus berinvestasi dalam kemampuan pertahanan untuk memastikan keamanan nasional yang lebih baik. Ini mencerminkan perubahan paradigma di Jepang, yang sebelumnya memiliki kebijakan militer yang lebih defensif.

Dengan pertemuan ini, semua pihak berharap agar kerjasama antara Jepang dan AS dapat terus diperkuat demi menghadapi tantangan keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Diharapkan bahwa langkah-langkah konkret akan diambil untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas aliansi ini. Keberhasilan dalam membangun pertahanan yang kuat akan menjadi kunci bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.

Anggaran Rp100 Triliun Diperlukan untuk Program Makan Bergizi, Sri Mulyani Soroti Tantangan Pendanaan

Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons permintaan untuk tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun yang diusulkan guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang agar dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat di berbagai wilayah Indonesia. Sebelumnya, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, program tersebut telah mendapatkan alokasi dana sebesar Rp71 triliun. Namun, menurut Badan Gizi Nasional, anggaran tersebut dinilai masih belum cukup untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sri Mulyani menyatakan bahwa meskipun anggaran yang tersedia saat ini cukup besar, pemerintah masih perlu mengevaluasi struktur APBN secara menyeluruh untuk menentukan alokasi dana yang paling penting. “Kami sedang menelaah sektor-sektor mana yang memungkinkan untuk mengakomodasi kebutuhan tambahan ini, sambil memastikan semua langkah tetap sesuai dengan prioritas nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden,” ungkapnya dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025).

Meskipun belum memberikan rincian spesifik terkait sumber pendanaan tambahan, Sri Mulyani menjelaskan bahwa Kementerian Keuangan sedang melakukan analisis mendalam untuk memastikan pengelolaan anggaran tetap efisien. “Kami akan memastikan setiap rupiah digunakan secara optimal dan mengurangi potensi pemborosan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dana Rp71 triliun hanya mencukupi untuk melayani sekitar 15 juta hingga 17,5 juta penerima manfaat. Dengan target lebih besar, yaitu 82,9 juta orang sebagaimana diinstruksikan oleh Presiden, Dadan menegaskan bahwa anggaran tambahan menjadi kebutuhan mendesak agar program ini dapat berjalan maksimal.

Sejak diluncurkan pertama kali pada 6 Januari 2025, program makan bergizi gratis telah memberikan manfaat kepada lebih dari 650 ribu penerima di 31 provinsi melalui 234 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Sasaran utama program ini adalah anak-anak sekolah. Pemerintah menargetkan jumlah penerima manfaat akan terus meningkat, dengan proyeksi 3 juta penerima pada April 2025, dan meningkat menjadi 6 juta pada Agustus 2025.

Dengan tambahan anggaran yang direncanakan, pemerintah berharap dapat mempercepat distribusi manfaat dari program ini, sehingga dampaknya terhadap masyarakat, khususnya kelompok yang membutuhkan dukungan gizi untuk pertumbuhan optimal, dapat lebih terasa secara luas.


Sri Mulyani Ungkap Tantangan Pendanaan Makan Bergizi Gratis, Butuh Rp100 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan terkait permintaan tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang direncanakan dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat di seluruh Indonesia. Program ini sebelumnya telah mendapatkan alokasi dana sebesar Rp71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, namun menurut Badan Gizi Nasional, dana tersebut masih belum mencukupi untuk memenuhi target Presiden Prabowo Subianto.

Sri Mulyani mengungkapkan, meskipun anggaran yang sudah disediakan cukup besar, pemerintah perlu meninjau lebih lanjut keseluruhan struktur APBN dan menentukan alokasi yang paling prioritas. “Kami sedang mengidentifikasi pos-pos mana yang dapat menampung kebutuhan tambahan ini, sambil memastikan semua kebijakan tetap sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan oleh Presiden,” jelasnya saat memberikan keterangan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025).

Meskipun belum memberikan rincian mengenai sumber pendanaan tambahan tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa Kementerian Keuangan tengah melakukan kajian mendalam untuk memastikan anggaran yang ada dapat dikelola seefisien mungkin. “Kami akan memastikan anggaran ini digunakan secara tepat dan mengurangi inefisiensi,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menekankan bahwa alokasi Rp71 triliun hanya cukup untuk melayani 15 juta hingga 17,5 juta penerima manfaat. Namun, dengan target yang jauh lebih tinggi, yaitu menjangkau 82,9 juta orang seperti yang diinginkan oleh Presiden, Dadan menyatakan bahwa tambahan dana sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan efektif.

Sejak peluncuran perdana pada 6 Januari 2025, program makan gratis telah berhasil menjangkau lebih dari 650 ribu penerima manfaat di 31 provinsi melalui 234 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang utamanya menyasar anak-anak sekolah. Pemerintah menargetkan angka penerima manfaat akan meningkat signifikan, dengan 3 juta orang diperkirakan akan terlayani pada April 2025 dan jumlahnya diproyeksikan naik menjadi 6 juta orang pada Agustus 2025.

Dengan rencana pengalokasian dana tambahan tersebut, pemerintah berharap dapat mempercepat distribusi manfaat program makan bergizi gratis ini, demi menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan gizi untuk tumbuh kembang yang optimal.

Inovasi Keuangan BRI: Dukung PMI Lewat Solusi dan Jaringan Global

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat komitmennya dalam memberikan dukungan finansial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan menyediakan berbagai layanan keuangan yang lengkap dan jaringan internasional yang luas. Hal ini disampaikan langsung oleh Senior Executive Vice President Treasury & Global Services BRI, Achmad Royadi, yang menjelaskan bahwa BRI berfokus pada pemenuhan kebutuhan finansial PMI serta keluarganya di setiap tahap perjalanan mereka.

“BRI berkomitmen untuk memberikan solusi keuangan yang relevan dan terintegrasi, memastikan kebutuhan PMI di luar negeri maupun di Indonesia bisa terpenuhi dengan baik,” ujar Royadi.

BRI telah memulai dukungan kepada PMI sejak tahap persiapan keberangkatan, dengan menyediakan berbagai produk seperti rekening tabungan BritAma dan Simpedes, serta layanan pembiayaan melalui Kredit Multiguna. Ini memudahkan calon PMI untuk merencanakan keuangan mereka, mulai dari biaya pelatihan hingga perjalanan menuju negara tujuan.

Selama masa penempatan di luar negeri, PMI dapat memanfaatkan berbagai layanan unggulan BRI seperti Superapps BRImo, yang memungkinkan pengelolaan keuangan secara praktis, serta Britama Valas dan Debit Multicurrency untuk transaksi dalam berbagai mata uang. Tak hanya itu, layanan pengiriman dana seperti BRIfast Remittance juga memudahkan PMI untuk mengirim uang dengan cepat dan aman ke Indonesia.

Selain itu, BRI turut menyediakan layanan Digital Saving yang memudahkan PMI dalam mengelola tabungan mereka secara digital selama bekerja di luar negeri. BRI juga memperkenalkan program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk membantu PMI merencanakan masa depan mereka dengan aman melalui tabungan pensiun.

Untuk keluarga PMI di Indonesia, BRI mempermudah pengelolaan keuangan melalui jaringan AgenBRILink dan aplikasi BRImo, yang memungkinkan mereka menerima dan mengelola kiriman dana dari luar negeri dengan lebih efisien.

BRI juga memiliki jaringan yang sangat luas dengan mengoperasikan 6 Overseas Channel yang tersebar di berbagai negara seperti New York, Singapura, Hong Kong, Timor Leste, dan lainnya. Ini memudahkan PMI dan diaspora Indonesia dalam mengakses layanan keuangan di luar negeri. Bahkan, BRI kini menyediakan layanan pembukaan Digital Saving menggunakan nomor lokal di 11 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Amerika Serikat, yang memberikan kemudahan fleksibilitas bagi PMI dalam mengelola keuangan mereka.

Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial, BRI juga meluncurkan program Financial Literacy & Inclusion for Migrant Workers & Diaspora di beberapa negara. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi PMI dan diaspora Indonesia dengan edukasi mengenai pengelolaan dana, perencanaan investasi, serta pemanfaatan layanan keuangan yang ada.

Seluruh langkah yang diambil oleh BRI sejalan dengan visi pemerintah Indonesia yang berfokus pada pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui Asta Cita ke-6 yang berorientasi pada pembangunan desa dan pemberantasan kemiskinan. Dukungan BRI ini juga sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengharapkan BUMN terus aktif dalam pemberdayaan PMI.

Dengan berbagai layanan dan dukungan ini, BRI tidak hanya memperkuat posisi sebagai bank terdepan di Indonesia, tetapi juga turut berperan dalam menciptakan kesejahteraan bagi PMI serta keluarganya di tanah air.

DPR Lantik Tiga Anggota PAW, Anisah Syakur Gantikan Faisol Riza Sebagai Wamenperin

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia melaksanakan rapat paripurna untuk melantik tiga anggota baru melalui mekanisme Penggantian Antar Waktu (PAW). Pelantikan ini dipimpin oleh Ketua DPR Puan Maharani dan berlangsung di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta.

Pelantikan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 156/P Tahun 2024, yang mengatur pengangkatan anggota baru untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Faisol Riza, Mohammad Irsyad Yusuf, dan Ach. Ghufron Shiradj. Faisol Riza kini menjabat sebagai Wakil Menteri Perindustrian, sehingga perlu digantikan untuk memastikan kelancaran fungsi DPR. Ini menunjukkan pentingnya kontinuitas dalam lembaga legislatif.

Tiga anggota baru yang dilantik adalah Anisah Syakur dari Dapil Jawa Timur II yang menggantikan Faisol Riza, Muhammad Hilman Mufidi menggantikan Mohammad Irsyad Yusuf, dan Muhammad Khozin menggantikan Ach. Ghufron Shiradj. Pelantikan ini diharapkan dapat memperkuat representasi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR. Ini mencerminkan dinamika politik di dalam partai dan upaya untuk menjaga stabilitas organisasi.

Dalam prosesi pelantikan, Puan Maharani memandu pengucapan sumpah jabatan oleh ketiga anggota PAW. Ia menekankan pentingnya integritas dan komitmen dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Pernyataan ini menegaskan tanggung jawab moral dan hukum yang diemban oleh anggota DPR dalam mewakili aspirasi masyarakat. Ini menunjukkan bahwa sumpah jabatan bukan hanya formalitas, tetapi juga sebuah komitmen terhadap bangsa dan negara.

Fraksi PKB menyambut baik pelantikan ini dan berharap bahwa para anggota baru dapat memberikan kontribusi positif dalam pembahasan berbagai kebijakan strategis di DPR. Mereka diharapkan mampu membawa perspektif baru dan meningkatkan kinerja lembaga legislatif. Ini mencerminkan harapan tinggi dari partai terhadap kemampuan anggota baru dalam menjalankan tugas mereka.

Dengan pelantikan ini, semua pihak berharap agar anggota baru dapat segera beradaptasi dan berkontribusi secara efektif dalam proses legislasi. Diharapkan bahwa kehadiran mereka akan membawa perubahan positif bagi DPR dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat akan menjadi indikator penting bagi kinerja lembaga legislatif di masa mendatang.

Prabowo-Gibran: Langkah Strategis Indonesia Sebagai Penengah Konflik Global

Seratus Hari Pertama Prabowo-Gibran: Peran Strategis Indonesia di Kancah Global

Dalam seratus hari pertama masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia menunjukkan peran aktifnya dalam mediasi berbagai konflik internasional. Dari isu Palestina hingga Ukraina, langkah diplomatik pemerintah menegaskan posisi strategis Indonesia di panggung dunia.

Komitmen Tegas untuk Palestina
Pada 10 Januari 2025, Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan pentingnya penerapan solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian di Timur Tengah. Ia menyatakan bahwa dialog dan negosiasi adalah kunci utama untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya ini di berbagai forum internasional, termasuk melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Kami bukan hanya berbicara tentang perdamaian, tetapi juga bertindak untuk memastikan hak-hak rakyat Palestina terpenuhi,” ujar Sugiono dalam sebuah pertemuan resmi.

Upaya Perdamaian di Ukraina
Tidak hanya di Timur Tengah, konflik di Ukraina juga menjadi perhatian utama pemerintah Prabowo-Gibran. Presiden Prabowo menegaskan pentingnya solusi damai melalui dialog terbuka antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam pernyataan yang dirilis pada hari yang sama, ia mengajak negara-negara di dunia untuk bersatu mencari solusi yang adil dan damai.

“Kita tidak dapat membiarkan konflik ini terus mengganggu stabilitas dunia. Indonesia mendorong terciptanya jalan keluar yang mengutamakan perdamaian,” tegasnya.

Langkah ini mencerminkan kepedulian Indonesia terhadap stabilitas global, terutama mengingat dampak konflik Ukraina yang berpengaruh besar pada aspek politik dan ekonomi internasional.

Penguatan Diplomasi dan Kerja Sama Internasional
Selain fokus pada upaya penyelesaian konflik, pemerintahan Prabowo-Gibran memperkuat diplomasi internasional di sektor keamanan dan pertahanan. Menteri Sugiono mengungkapkan bahwa kerja sama strategis menjadi prioritas, khususnya dalam menjaga kedaulatan negara.

Keamanan maritim menjadi salah satu isu utama, mengingat tantangan di kawasan Asia Tenggara. Sugiono juga menyebutkan pentingnya kerja sama dalam menangani perikanan ilegal, melindungi sumber daya alam, dan meningkatkan kapabilitas pertahanan laut.

Arah Baru Diplomasi Indonesia
Selama 100 hari pertama pemerintahannya, Prabowo-Gibran menunjukkan langkah konkret dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai mediator dalam konflik global. Dari dukungan terhadap Palestina hingga dorongan perdamaian di Ukraina dan kerja sama strategis di sektor maritim, pemerintahan ini menghadirkan fondasi yang menjanjikan untuk peran Indonesia di dunia internasional.

Dengan pendekatan aktif ini, Indonesia memperkuat citranya sebagai negara yang peduli pada stabilitas global sekaligus membawa pesan perdamaian dan keamanan bagi dunia.

Prabowo-Gibran Dorong Indonesia Jadi Mediator Konflik Internasional

Dalam seratus hari pertama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia memperlihatkan komitmen aktifnya dalam mediasi konflik internasional. Dari isu Palestina hingga Ukraina, langkah-langkah diplomatik Indonesia menegaskan posisi strategis negara di panggung global.

Dukungan Tegas untuk Palestina

Pada 10 Januari 2025, Menteri Luar Negeri Sugiono menggarisbawahi pentingnya solusi dua negara sebagai langkah nyata menuju perdamaian di Timur Tengah. Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa dialog dan negosiasi merupakan kunci utama untuk mengakhiri konflik panjang antara Palestina dan Israel. Indonesia berjanji akan terus berperan aktif dalam mendukung upaya perdamaian ini melalui forum internasional, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Kami tidak hanya berbicara tentang perdamaian, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina,” ujar Sugiono dalam pertemuan resmi.

Dorongan untuk Solusi Damai di Ukraina

Tidak hanya di Timur Tengah, konflik di Ukraina juga menjadi perhatian khusus pemerintahan Prabowo-Gibran. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari yang sama, Presiden Prabowo menyerukan pentingnya solusi damai melalui dialog terbuka antara semua pihak yang terlibat.

“Kita tidak bisa membiarkan konflik ini terus memengaruhi stabilitas global. Indonesia mengajak seluruh negara bersatu untuk mencari jalan keluar yang damai dan adil,” tegas Prabowo.

Langkah ini mencerminkan kepedulian Indonesia terhadap perdamaian dunia, terutama mengingat dampak konflik Ukraina yang meluas pada aspek politik dan ekonomi global.

Penguatan Kerja Sama Internasional

Selain berfokus pada penyelesaian konflik, Indonesia juga memperkuat diplomasi internasional di sektor pertahanan dan keamanan maritim. Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen meningkatkan kerja sama strategis untuk menjaga kedaulatan negara.

Fokus utama ada pada keamanan maritim, terutama dalam menghadapi tantangan di kawasan Asia Tenggara. Sugiono menambahkan bahwa kerja sama ini juga mencakup isu perikanan ilegal, perlindungan sumber daya alam, dan peningkatan kapabilitas pertahanan laut.

Harapan di Kancah Internasional

Dengan langkah-langkah yang diambil selama 100 hari pertama, pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam diplomasi global. Dukungan terhadap Palestina, dorongan perdamaian di Ukraina, dan kerja sama strategis di bidang keamanan maritim menjadi fondasi yang menjanjikan untuk masa depan peran Indonesia di kancah internasional.

Indonesia kini tidak hanya hadir sebagai negara yang peduli pada isu global, tetapi juga sebagai mediator aktif yang membawa pesan perdamaian dan stabilitas untuk dunia.

AS Resmi Tinggalkan WHO, Keputusan Kontroversial Trump

Pada Senin (20/1/2025), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan keputusan yang mengejutkan: penarikan keanggotaan AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini menjadi babak baru dalam hubungan AS dengan badan internasional yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan tanggapan global terhadap berbagai krisis kesehatan, termasuk pandemi.

Langkah Trump ini disorot oleh banyak pakar kesehatan masyarakat yang memperingatkan bahwa keputusan tersebut dapat melemahkan peran AS sebagai pemimpin dalam upaya kesehatan global dan memperburuk respons terhadap pandemi di masa depan. Kritik terhadap WHO oleh Trump sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2020, saat ia mengecam cara organisasi itu menangani pandemi Covid-19. Pada waktu itu, Trump bahkan mengancam akan menghentikan pendanaan AS untuk WHO, namun ancaman itu baru terlaksana setelah kekalahannya dalam pemilu 2020.

Melalui perintah eksekutif yang ditandatanganinya, Trump menjelaskan bahwa keputusannya didorong oleh sejumlah alasan. Di antaranya adalah “kesalahan organisasi dalam menangani pandemi Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China, serta kegagalan WHO dalam melakukan reformasi yang sangat diperlukan.” Selain itu, Trump juga mengkritik ketidakmampuan WHO dalam menjaga independensinya dari pengaruh politik dan merasa bahwa AS sudah membayar lebih banyak dibandingkan negara-negara lain untuk mendanai WHO.

Menurut laporan The New York Times, keputusan untuk keluar dari WHO akan memberikan dampak signifikan bagi AS, termasuk berkurangnya akses Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS terhadap data global yang disediakan oleh organisasi tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2020, saat China pertama kali merilis urutan genetik virus Covid-19, informasi tersebut pertama kali dibagikan oleh WHO kepada negara-negara anggota. Tanpa akses tersebut, AS bisa kehilangan sumber informasi penting yang berhubungan dengan kesehatan global.

Keputusan ini juga mengarah pada perdebatan yang lebih luas mengenai perjanjian pandemi yang sedang dipertimbangkan oleh WHO. Perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap pandemi, mengatur kebijakan yang mengikat secara hukum mengenai pengawasan patogen, serta berbagi data wabah dengan cepat. Namun, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik AS menganggap perjanjian ini dapat mengancam kedaulatan negara mereka.

Lawrence O. Gostin, seorang pakar hukum kesehatan masyarakat di Universitas Georgetown, menyebut langkah Trump ini sebagai “kerugian besar” untuk kesehatan masyarakat global dan “akan lebih merugikan” kepentingan serta keamanan nasional AS. WHO, yang didirikan pada tahun 1948 dengan dukungan besar dari AS, bertugas untuk mengatasi tantangan kesehatan global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia. Sebagai badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), WHO berperan penting dalam memberikan bantuan kepada wilayah yang terdampak konflik, serta melacak dan mengendalikan epidemi seperti Zika, Ebola, dan Covid-19.

Penarikan diri AS dari WHO ini menunjukkan ketegangan antara prioritas nasional dan kerjasama internasional, serta menambah tantangan bagi dunia dalam menghadapi krisis kesehatan yang semakin kompleks. Sementara WHO terus berupaya mengoordinasikan respons global terhadap penyakit dan wabah, langkah ini memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan kerjasama internasional dalam bidang kesehatan.