Perekonomian Indonesia tengah diwarnai berbagai perkembangan penting, mulai dari arus balik Lebaran hingga kebijakan fiskal pemerintah. PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) memperkirakan puncak arus balik libur Idul Fitri 1446 H akan terjadi pada 6-7 April 2025 di 37 bandara yang dikelolanya. Pergerakan penumpang diprediksi meningkat signifikan pada tanggal tersebut, seiring dengan kembalinya masyarakat ke kota asal setelah libur panjang. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki peran besar dalam pembangunan daerah, terutama sektor pariwisata dan infrastruktur jalan tol. Pemerintah terus mengalokasikan anggaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, yang diharapkan berdampak positif bagi masyarakat. Dalam bidang perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat bahwa jumlah wajib pajak yang telah melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun pajak 2024 mencapai 12,34 juta hingga 1 April 2025. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kewajiban pajak semakin meningkat. Dari sisi perekonomian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menilai bahwa stabilnya harga pangan menjadi faktor utama dalam perbaikan ekonomi pasca-Lebaran. Inflasi yang terkendali membantu menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik. Selain itu, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) memberikan kontribusi dalam arus balik Lebaran dengan menyediakan 400 tiket gratis bagi masyarakat yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Batam. Langkah ini diharapkan dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang kembali ke daerah asalnya. Berbagai perkembangan ini mencerminkan dinamika ekonomi yang terus bergerak seiring dengan berbagai kebijakan dan kondisi pasca-Lebaran.
