Category Archives: Ekonomi

https://orkutluv.com

Kurs Rupiah Menguat Tipis, Sikap The Fed dan Tarif Trump Jadi Sorotan

Penguatan nilai tukar rupiah baru-baru ini dipengaruhi oleh pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang menunjukkan sikap hati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat.

Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi, Ketua The Fed Jerome Powell semakin mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga. Dalam keterangannya di hadapan Komite Perbankan Senat pada Selasa (11/2), Powell menegaskan bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, mengingat penurunan 1 persen yang sudah dilakukan pada 2024 serta ketahanan ekonomi AS yang masih kuat.

Sementara itu, investor masih mencerna dampak kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Presiden AS Donald Trump. Kebijakan ini diperkirakan dapat memicu inflasi dan menekan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan. Lebih lanjut, ada indikasi bahwa Trump berencana menerapkan lebih banyak tarif tambahan ke berbagai sektor.

Sejalan dengan hal tersebut, analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai bahwa pidato Powell tidak membawa kejutan baru bagi pasar. Meski pernyataannya bersifat hawkish, prospek pemangkasan suku bunga The Fed tetap berada di kisaran 35 basis poin hingga akhir tahun, sehingga dolar AS mengalami koreksi dan rupiah mendapatkan momentum penguatan.

Namun, penguatan rupiah diperkirakan tidak akan signifikan karena kebijakan tarif Trump yang mencapai 25 persen pada baja dan aluminium berisiko memicu tindakan balasan dari mitra dagang AS.

Pada penutupan perdagangan Rabu di Jakarta, rupiah menguat 8 poin atau sekitar 0,05 persen menjadi Rp16.376 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.384 per dolar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan ke level Rp16.364 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.380 per dolar AS.

Strategi Prabowo: Kolaborasi dengan 4 Perusahaan Turki untuk Meningkatkan Pertahanan Nasional

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini mengungkapkan bahwa Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan besar Turki untuk memperkuat sektor pertahanan. Dalam kunjungan resminya ke Istana Kepresidenan Bogor pada Rabu (12/2), Prabowo menyatakan bahwa kerjasama ini melibatkan beberapa perusahaan ternama Turki seperti Roketsan, Aselsan, Havelsan, dan Baykar.

Menurut Prabowo, Indonesia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan ini, tetapi juga berkomitmen untuk memperdalam kerjasama dalam pengembangan teknologi pertahanan. Ia menegaskan bahwa Indonesia berencana untuk ikut serta dalam program-program yang tengah digalakkan bersama Turki, yang berfokus pada kemajuan industri pertahanan.

Dukungan Turki dan Harapan untuk Kerja Sama yang Lebih Erat

Prabowo juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Recep Tayyip Erdoğan, yang telah memberikan dukungan langsung dalam membangun hubungan dengan perusahaan-perusahaan pertahanan terkemuka di Turki. Prabowo mengungkapkan bahwa pada kunjungannya ke Istanbul pada Desember lalu, ia berkesempatan untuk bertemu langsung dengan para pemimpin industri pertahanan Turki, yang tentu saja memperkuat kerja sama bilateral antara kedua negara.

“Kerja sama dalam bidang industri pertahanan akan berkembang pesat berkat bantuan dari Presiden Erdogan. Ini akan membuka peluang yang sangat baik bagi Indonesia dan Turki untuk terus maju bersama,” ujar Prabowo.

Rencana Joint Production dan Penguatan Ekonomi Bilateral

Lebih lanjut, Prabowo juga menyampaikan niat Indonesia untuk terlibat dalam joint production atau produksi bersama dengan industri pertahanan Turki. Hal ini bertujuan untuk mempercepat transfer teknologi dan memperkuat kapasitas produksi dalam negeri. Ia berharap melalui kemitraan ini, Indonesia dapat memperkuat kemampuan industrinya, khususnya di sektor pertahanan yang semakin strategis.

Selain itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya penguatan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Turki. “Kami ingin hubungan perdagangan kedua negara semakin kokoh dan berkembang pesat dalam waktu dekat,” ujarnya optimis. Untuk itu, Prabowo mendorong penyelesaian negosiasi mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kedua belah pihak, termasuk mempermudah perdagangan antar negara.

Pengurangan Hambatan Perdagangan

Salah satu isu yang juga disoroti oleh Prabowo adalah tingginya biaya masuk bagi barang-barang Indonesia yang masuk ke Turki. Prabowo berharap agar perjanjian CEPA dapat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan tersebut, sehingga barang-barang Indonesia dapat lebih mudah masuk ke pasar Turki dan sebaliknya.

“Dengan adanya kerjasama yang lebih baik di bidang perdagangan, kita berharap dapat saling menguntungkan dan mendorong peningkatan ekonomi kedua negara,” kata Prabowo.

Melalui langkah-langkah strategis ini, Indonesia dan Turki semakin memperkuat hubungan mereka, tidak hanya di sektor pertahanan tetapi juga di bidang ekonomi, yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kedua negara di masa depan.

Pelindo: Arus Peti Kemas Ekspor 2024 Meningkat 1028%, Pencapaian Gemilang!

PT Pelindo Terminal Petikemas mencatatkan angka yang menggembirakan di sektor logistik pada tahun 2024, dengan arus peti kemas internasional mengalami lonjakan sebesar 10,28%. Total volume peti kemas internasional yang tercatat pada 2024 mencapai 3.995.525 TEUs, sementara pada tahun sebelumnya, volume tersebut hanya mencapai 3.623.006 TEUs. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat baik, terutama dalam hal arus ekspor dan impor.

Menurut Widyaswendra, Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, pertumbuhan signifikan tercatat baik pada arus ekspor maupun impor. Pada sektor ekspor, volume peti kemas tercatat meningkat sebesar 10,58%, mencapai 2.060.679 TEUs pada 2024, dibandingkan dengan 1.863.442 TEUs pada 2023. Sementara itu, peti kemas impor juga mengalami peningkatan 9,96%, dari 1.748.736 TEUs pada tahun 2023 menjadi 1.922.855 TEUs pada 2024.

Tak hanya itu, peti kemas untuk transhipment juga menunjukkan angka yang positif. Pada tahun 2023, peti kemas transhipment tercatat sebanyak 10.827 TEUs, sementara di 2024 meningkat menjadi 11.990 TEUs. Widyaswendra menyebutkan bahwa hampir seluruh terminal yang dikelola oleh PT Pelindo Terminal Petikemas menunjukkan peningkatan, termasuk Terminal Petikemas (TPK) Semarang dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS).

Di TPK Semarang, misalnya, terjadi peningkatan signifikan sebesar 13% dari 678.428 TEUs pada 2023 menjadi 766.913 TEUs di 2024. Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ini adalah peningkatan jumlah kunjungan kapal dari sejumlah perusahaan pelayaran, seperti SITC yang meningkat 158%, Wan Hai sebesar 142%, dan Evergreen yang meningkat 122%. Sementara itu, di TPS Surabaya, volume peti kemas internasional mengalami kenaikan 9,65%, dari 1.375.927 TEUs pada 2023 menjadi 1.508.743 TEUs pada 2024, didorong oleh peningkatan jumlah kunjungan kapal.

Peningkatan volume peti kemas internasional ini juga tercermin dari data ekspor Indonesia yang terus mencatatkan angka positif, meskipun terdapat tantangan global. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada 2024 diperkirakan tumbuh sekitar 3%, meski ada tantangan dalam perekonomian global.

Toto Dirgantoro, Sekretaris Jenderal GPEI, menilai pertumbuhan volume peti kemas cenderung lebih tinggi daripada nilai ekspor secara nasional. Ia berharap pada 2025, dengan proyeksi pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi, volume peti kemas ekspor Indonesia akan semakin meningkat.

Sementara itu, pelayaran internasional di Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan. Keishin Watanabe, President Director PT Ocean Network Express Indonesia, mengungkapkan bahwa volume ekspor yang dilayani oleh perusahaan pelayaran tersebut mengalami kenaikan sekitar 5-10% pada 2024, seiring dengan pertumbuhan sektor perdagangan Indonesia.

Dengan segala pencapaian tersebut, PT Pelindo Terminal Petikemas tetap optimis bahwa sektor logistik Indonesia akan terus berkembang. Apalagi dengan adanya upaya pengembangan pelabuhan untuk menjadi hub internasional, yang dapat mengurangi ketergantungan pada pelabuhan-pelabuhan luar negeri seperti Singapura dan Tanjung Pelepas di Malaysia.

Dampak Pemangkasan Anggaran Pendidikan: Ancaman Terhadap Kualitas dan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan pemangkasan anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebesar Rp8 triliun, yang memicu pertanyaan mengenai komitmen mereka terhadap sektor pendidikan. Meskipun anggaran Kemendikdasmen untuk tahun 2025 telah disetujui sebesar Rp33,5 triliun, dengan kebijakan efisiensi ini, kementerian hanya akan mengelola Rp25,5 triliun. Pengamat pendidikan, Ubaid Matraji, menilai langkah efisiensi ini tidak tepat mengingat sejumlah masalah besar dalam dunia pendidikan, seperti sertifikasi guru, kesejahteraan guru, dan kurang meratanya fasilitas pendidikan.

Pemotongan anggaran ini juga mendapat kritik dari berbagai pihak. Kepala Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru, Iman Zanatul Haeri, mengungkapkan bahwa kebijakan pemotongan anggaran untuk mengamankan program seperti makan bergizi gratis, justru bertentangan dengan kebutuhan mendesak untuk memfasilitasi akses pendidikan tanpa biaya. Program ini bahkan mendapatkan protes dari murid-murid di beberapa daerah seperti Papua, yang lebih mengutamakan kemudahan akses pendidikan.

Sebagai dampaknya, pengurangan anggaran di Kemendikdasmen diprediksi akan mengganggu sektor infrastruktur pendidikan, salah satunya adalah pembangunan sekolah. Ubaid Matraji menegaskan bahwa ketidakmerataan jumlah sekolah, terutama di tingkat SMP, berpotensi menambah angka putus sekolah. Hal ini sangat berbahaya bagi masa depan pendidikan anak-anak, terlebih dengan kebijakan wajib belajar 13 tahun yang harus diimbangi dengan anggaran yang serius.

Selain itu, pemangkasan anggaran juga diperkirakan akan berdampak pada perekrutan dan kesejahteraan guru, terutama bagi guru honorer. Keberadaan guru yang cukup dan berkualitas sangat bergantung pada anggaran yang tersedia, yang pada akhirnya akan menentukan kualitas pendidikan yang dapat diberikan kepada anak-anak di seluruh Indonesia.

Kurs Rupiah Melemah, Dolar AS Kembali Perkasa di Rp16.341

Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini, Kamis (6/2/2025). Berdasarkan data pasar spot Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,30% ke level Rp16.340 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB.

Di sisi lain, indeks dolar AS justru menguat 0,36% ke level 107,96, menunjukkan dominasi mata uang Negeri Paman Sam di tengah tekanan ekonomi global.

Pergerakan Mata Uang Asia

Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS:

  • Yen Jepang melemah 0,02%
  • Dolar Hong Kong menguat tipis 0,01%
  • Dolar Singapura turun 0,34%
  • Dolar Taiwan stagnan
  • Won Korea Selatan turun 0,49%
  • Yuan China melemah 0,23%
  • Peso Filipina turun 0,19%
  • Rupee India melemah 0,13%
  • Ringgit Malaysia turun 0,30%
  • Baht Thailand mengalami pelemahan paling signifikan, yakni 0,72%

Kondisi ini menunjukkan bahwa mayoritas mata uang Asia mengalami tekanan dari penguatan dolar AS yang semakin solid.

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah kali ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan domestik.

  1. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Bank Indonesia
    • Bloomberg melaporkan bahwa Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Februari 2025.
    • Langkah ini diambil guna menopang pertumbuhan ekonomi yang masih tertahan.
    • Namun, hal ini juga berdampak pada melemahnya daya tarik rupiah di mata investor asing.
  2. Arus Keluar Dana Asing dari Ekuitas Domestik
    • Pergerakan rupiah terbilang lebih lambat dibandingkan mata uang Asia lainnya karena terjadi outflow atau keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.
    • Investor cenderung menarik modal mereka akibat ketidakpastian global.
  3. Kenaikan Yield Obligasi AS
    • Mayoritas mata uang Asia, termasuk rupiah, tertekan akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS yang membuat dolar semakin menguat.
    • Investor kini tengah menanti data klaim pengangguran AS, yang bisa menjadi indikasi apakah The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini atau tidak.
  4. Ketegangan Perdagangan AS-China
    • Perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah Washington memberlakukan tarif perdagangan baru terhadap Beijing.
    • Sentimen negatif ini turut memengaruhi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar rupiah.

Prediksi Pergerakan Rupiah

Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, rupiah diprediksi akan tetap bergerak fluktuatif dalam perdagangan Jumat (7/2/2025).

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.310 – Rp16.400 per dolar AS, dengan kemungkinan masih mengalami tekanan akibat faktor eksternal yang belum mereda.

Kesimpulan

Pelemahan rupiah hari ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor global dan domestik. Ekspektasi pemangkasan suku bunga BI, keluarnya modal asing, kenaikan yield obligasi AS, serta ketegangan perdagangan AS-China menjadi faktor utama yang membuat rupiah tertekan.

Investor kini menanti perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter global dan pergerakan pasar untuk menentukan langkah berikutnya dalam menghadapi dinamika nilai tukar rupiah.

DEN Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Penguatan Dolar AS terhadap Ekonomi Indonesia

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memberi peringatan kepada pemerintah Indonesia untuk bersiap menghadapi penguatan dolar AS dan implikasinya terhadap perekonomian nasional. Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka pada Kamis (6/2/2025), DEN memberikan sejumlah rekomendasi kepada Presiden Prabowo Subianto terkait situasi ekonomi global, khususnya kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Dalam kesempatan tersebut, anggota DEN, Septian Hario Seto, menjelaskan bahwa diskusi difokuskan pada potensi dampak dari kebijakan ekonomi AS, seperti tarif dan imigrasi, yang dapat memengaruhi Indonesia. “Kami membahas dampak dari kebijakan Trump, terutama terkait tarif impor dan imigrasi, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi ekonomi Indonesia, baik dari sisi positif maupun negatif,” ungkap Seto.

Sementara itu, anggota DEN lainnya, Muhammad Chatib Basri, mengungkapkan keprihatinannya mengenai kebijakan deportasi pekerja ilegal yang diterapkan di AS, yang dapat memicu inflasi dan kenaikan suku bunga. “Jika inflasi di AS meningkat, The Federal Reserve (The Fed) mungkin akan mempertahankan suku bunga yang tinggi, yang berisiko memperkuat dolar AS. Ini tentu memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia,” ujar Chatib.

Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan tersebut menekankan pentingnya reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Selain itu, DEN merekomendasikan percepatan digitalisasi pemerintahan melalui GovTech untuk menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan iklim investasi.

DEN juga menyoroti peluang bagi Indonesia akibat kebijakan tarif AS terhadap Tiongkok. Kebijakan ini membuka potensi bagi Indonesia untuk menarik relokasi basis produksi dari Tiongkok, namun DEN menegaskan bahwa Indonesia harus memperbaiki iklim investasi dan menciptakan kepastian kebijakan agar bisa meraih manfaat dari situasi ini. “Reformasi dan konsistensi kebijakan sangat penting agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini,” tambah Chatib Basri.

Laut Natuna Utara Punya Potensi Besar, Ini Peran Diplomasi dalam Pemanfaatannya

Laut Natuna Utara (LNU) adalah kawasan yang memiliki kedudukan sangat penting bagi Indonesia, baik dari segi geopolitik, ekonomi, maupun sumber daya alam. Tidak hanya strategis karena letaknya yang berada di jantung jalur pelayaran internasional, tetapi juga kaya akan cadangan energi fosil, potensi perikanan, dan pariwisata yang luar biasa.

Pada 2011, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa Blok Natuna D-Alpha menyimpan cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik, bahkan di dunia, dengan volume mencapai 222 triliun kaki kubik. Gas alam ini diperkirakan dapat bertahan hingga 30 tahun ke depan. Dari sisi ekonomi, jika dihitung secara finansial, potensi gas di Natuna dapat mencapai Rp 6.000 triliun. Selain gas, kawasan ini juga memiliki cadangan minyak bumi yang diperkirakan mencapai 14 juta barel.

Tak hanya itu, kawasan LNU juga memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Berdasarkan kajian Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2017, potensi sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) nomor 711, yang mencakup Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Cina Selatan, diperkirakan mencapai 767.126 ton per tahun. Namun, potensi ekonomi yang tinggi ini justru mengundang persaingan antarnegara, yang menyebabkan klaim tumpang tindih dan praktik penangkapan ikan ilegal.

Pada 2009, China mengklaim hampir 90 persen wilayah Laut Cina Selatan, termasuk LNU, dengan batas wilayah yang disebut “nine dash line”. Klaim ini bertentangan dengan hukum internasional yang mengatur Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Selain China, Vietnam juga mengklaim bagian dari LNU yang berbatasan dengan ZEE Indonesia. Bahkan, pada 2021, China melakukan riset ilmiah di kawasan LNU yang memicu ketegangan dengan Indonesia.

Praktik ilegal fishing juga menjadi ancaman nyata di LNU. Kapal-kapal ikan asing, terutama dari Vietnam, Malaysia, dan Filipina, sering kali melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia. Setiap tahunnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia berhasil menangkap ratusan kapal ilegal fishing, dengan jumlah kapal asal Vietnam menjadi yang terbanyak.

Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia mengembangkan dua strategi utama: soft power dan hard power. Strategi soft power dilaksanakan melalui diplomasi internasional, salah satunya melalui pertemuan ASEAN Defence Ministers Meeting Plus (ADMM Plus) yang melibatkan China. Sementara itu, hard power digunakan untuk memperkuat pertahanan negara, termasuk rencana pembangunan pangkalan militer di Natuna, meskipun saat ini rencana tersebut belum terwujud.

Selain itu, Indonesia juga harus memanfaatkan potensi ekonomi LNU secara optimal. Pengelolaan cadangan gas alam dan potensi perikanan di kawasan ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus meningkatkan ekspor. Dengan cadangan gas alam yang besar dan kebutuhan yang terus meningkat, LNU dapat menjadi kunci keberlanjutan energi Indonesia dalam beberapa dekade mendatang.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, konsumsi ikan nasional Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai 17,65 juta ton, sementara produksi ikan domestik hanya 10,25 juta ton. Oleh karena itu, pengembangan sektor perikanan di LNU menjadi sangat krusial untuk menutupi kesenjangan tersebut.

Seiring dengan langkah-langkah strategis yang telah dijalankan, Indonesia juga berupaya melibatkan teknologi dan investasi asing dalam mengoptimalkan potensi LNU. Pemetaan lapangan yang dilakukan oleh Bappenas pada Oktober 2024 menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadikan Natuna sebagai prioritas pembangunan nasional.

Namun, penting bagi Indonesia untuk berhati-hati dalam mengelola sumber daya di kawasan LNU agar tidak memicu ketegangan lebih lanjut dengan negara-negara tetangga yang memiliki klaim atas wilayah tersebut.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Laut Natuna Utara tidak hanya menjadi kawasan vital bagi Indonesia, tetapi juga akan menjadi kunci masa depan dalam pembangunan ekonomi dan diplomasi Indonesia di kancah internasional.

OJK Bicara Tentang Merger MNC Bank dan Nobu Bank, Begini Penjelasannya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan tanggapan terkait rencana merger antara PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu Bank), yang hingga kini belum terlaksana. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh upaya konsolidasi antara kedua bank tersebut, karena merger diyakini akan memperkuat struktur permodalan dan daya saing industri perbankan Indonesia.

Menurut Dian, konsolidasi yang dilakukan oleh MNC Bank dan Nobu Bank bertujuan untuk menghadapi tantangan yang ada di dunia perbankan, terutama yang berkaitan dengan dinamika perekonomian global dan kemajuan teknologi informasi. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. “Merger ini penting untuk memperkuat daya tahan dan daya saing bank, agar dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian Indonesia,” ujar Dian, seperti yang dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu (25/1/2025).

Namun, Dian menegaskan bahwa keputusan mengenai merger tersebut sepenuhnya berada di tangan pemegang saham masing-masing bank. OJK hanya berperan sebagai pengawas yang memastikan langkah-langkah tersebut dapat memberikan manfaat lebih besar bagi industri perbankan dan perekonomian nasional. “OJK mendorong semua aksi korporasi yang dapat mendukung konsolidasi sektor perbankan, yang pada gilirannya akan menciptakan perbankan yang lebih efisien dan kompetitif,” tambahnya.

Sebelumnya, OJK sempat memastikan bahwa tidak ada rencana pembatalan merger yang sudah lama digulirkan, meski semula ditargetkan selesai pada Agustus 2023. Dian juga menjelaskan bahwa OJK tidak menetapkan batas waktu bagi kedua bank untuk melaksanakan merger, dan tidak akan memaksa proses tersebut jika keduanya belum siap. “Kami tidak ingin menggunakan paksaan dalam hal ini, karena kinerja kedua bank masih tergolong baik dengan permodalan yang sudah melebihi ketentuan minimum,” terang Dian pada Jumat (11/10/2024).

Isu merger antara MNC Bank dan Nobu Bank pertama kali mencuat pada tahun 2023, yang mana kedua bank ini dimiliki oleh konglomerat besar Indonesia, Hary Tanoesoedibjo yang memiliki MNC Bank dan James Riady yang memiliki Nobu Bank. Meski demikian, belum ada perkembangan signifikan terkait kelanjutan proses merger tersebut.

Konsolidasi sektor perbankan, khususnya melalui merger, menjadi salah satu langkah strategis yang diharapkan dapat memperkuat sektor keuangan di Indonesia. Dengan meningkatnya daya saing dan efisiensi operasional, diharapkan merger ini dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dan juga kesejahteraan masyarakat.

Rekor Baru! Pajak Kripto Indonesia Capai Rp 1,09 Triliun

Industri kripto di Indonesia mencatatkan pencapaian yang luar biasa pada akhir tahun 2024 dengan penerimaan pajak yang mencapai angka fantastis, yakni Rp 1,09 triliun. Data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menunjukkan angka yang menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2022, total penerimaan pajak hanya tercatat sebesar Rp 246,45 miliar, sedangkan pada 2023 naik menjadi Rp 220,83 miliar. Pencapaian tertinggi terjadi pada 2024 dengan jumlah penerimaan yang melonjak menjadi Rp 620,4 miliar.

Dari total angka tersebut, sebagian besar berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas transaksi penjualan kripto di exchanger yang menyumbang Rp 510,56 miliar, sementara sisanya sebesar Rp 577,12 miliar berasal dari Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) yang dipungut atas transaksi pembelian kripto di exchanger.

Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, pencapaian ini menggambarkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam ekosistem aset kripto di Indonesia. Iqbal mengatakan bahwa penerimaan pajak yang hampir tiga kali lipat lebih tinggi pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya merupakan bukti nyata bahwa industri kripto semakin diterima luas oleh masyarakat. “Peningkatan penerimaan pajak ini menunjukkan bahwa ekosistem kripto Indonesia tumbuh dengan pesat. Selain memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan negara, sektor ini juga membuka berbagai peluang ekonomi baru, baik untuk individu maupun masyarakat luas,” ujar Iqbal dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (24/1/2025).

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah meningkatnya jumlah individu yang berinvestasi dalam kripto, baik sebagai investasi jangka panjang maupun sebagai sumber penghasilan tambahan. Keberadaan kripto pun menciptakan peluang ekonomi baru yang sebelumnya tidak terbayangkan, seperti aktivitas trading, investasi, hingga staking.

Tak hanya itu, semakin banyak startup berbasis teknologi blockchain yang bermunculan, berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, dan mendukung terciptanya lapangan pekerjaan baru. Ekosistem yang berkembang ini juga menjadi daya tarik bagi investor lokal maupun global untuk berpartisipasi dalam industri kripto Indonesia.

Pentingnya kolaborasi antara sektor industri dan regulator menjadi topik utama dalam berbagai diskusi yang bertujuan untuk menjaga integritas pasar dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto. Pada 14 Januari 2025, sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghasilkan berbagai inisiatif strategis. Di antaranya adalah penerbitan Buku Saku Regulasi dan Pengawasan Aset Keuangan Digital, panduan pemasaran produk sesuai ketentuan OJK, serta peluncuran aplikasi SPRINT untuk mempermudah pelaporan transaksi di sektor kripto.

Wan Iqbal menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah regulator dalam meningkatkan regulasi yang bertujuan melindungi investor serta menciptakan pasar yang lebih transparan dan aman. “Kami mendukung penuh inisiatif yang diambil oleh regulator untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi para pelaku pasar dan memastikan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya keamanan dalam transaksi kripto,” jelasnya.

Diskusi dan kolaborasi antara pelaku industri dan regulator ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih baik dan lebih transparan. Dengan adanya kerjasama tersebut, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam perkembangan industri aset digital di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat posisi negara sebagai pusat ekonomi digital global.

Di akhir pernyataannya, Iqbal mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun masa depan industri kripto yang lebih cerah. “Mari kita bekerja bersama untuk menciptakan industri kripto yang aman, transparan, dan penuh potensi di masa depan,” tutupnya.

Sri Mulyani Ungkap Tantangan Pendanaan Makan Bergizi Gratis, Butuh Rp100 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan terkait permintaan tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang direncanakan dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat di seluruh Indonesia. Program ini sebelumnya telah mendapatkan alokasi dana sebesar Rp71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, namun menurut Badan Gizi Nasional, dana tersebut masih belum mencukupi untuk memenuhi target Presiden Prabowo Subianto.

Sri Mulyani mengungkapkan, meskipun anggaran yang sudah disediakan cukup besar, pemerintah perlu meninjau lebih lanjut keseluruhan struktur APBN dan menentukan alokasi yang paling prioritas. “Kami sedang mengidentifikasi pos-pos mana yang dapat menampung kebutuhan tambahan ini, sambil memastikan semua kebijakan tetap sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan oleh Presiden,” jelasnya saat memberikan keterangan di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025).

Meskipun belum memberikan rincian mengenai sumber pendanaan tambahan tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa Kementerian Keuangan tengah melakukan kajian mendalam untuk memastikan anggaran yang ada dapat dikelola seefisien mungkin. “Kami akan memastikan anggaran ini digunakan secara tepat dan mengurangi inefisiensi,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menekankan bahwa alokasi Rp71 triliun hanya cukup untuk melayani 15 juta hingga 17,5 juta penerima manfaat. Namun, dengan target yang jauh lebih tinggi, yaitu menjangkau 82,9 juta orang seperti yang diinginkan oleh Presiden, Dadan menyatakan bahwa tambahan dana sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan efektif.

Sejak peluncuran perdana pada 6 Januari 2025, program makan gratis telah berhasil menjangkau lebih dari 650 ribu penerima manfaat di 31 provinsi melalui 234 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang utamanya menyasar anak-anak sekolah. Pemerintah menargetkan angka penerima manfaat akan meningkat signifikan, dengan 3 juta orang diperkirakan akan terlayani pada April 2025 dan jumlahnya diproyeksikan naik menjadi 6 juta orang pada Agustus 2025.

Dengan rencana pengalokasian dana tambahan tersebut, pemerintah berharap dapat mempercepat distribusi manfaat program makan bergizi gratis ini, demi menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan gizi untuk tumbuh kembang yang optimal.