Pada 28 November 2024, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menunjukkan penguatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Bank Indonesia dan pasar keuangan, Rupiah tercatat naik sebesar 70 poin menjadi Rp15.865 per dolar AS. Kenaikan ini menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia, di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan inflasi yang tinggi di beberapa negara.
Beberapa faktor yang memengaruhi penguatan Rupiah antara lain stabilitas ekonomi domestik yang membaik, serta kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia. Salah satunya adalah suku bunga acuan yang tetap stabil, memberikan dampak positif bagi daya tarik investasi di Indonesia. Selain itu, meningkatnya ekspor komoditas utama Indonesia, seperti minyak kelapa sawit dan batu bara, turut mendukung penguatan Rupiah, karena meningkatkan aliran devisa ke negara ini.
Meskipun ada tekanan dari kondisi ekonomi global, pasar valuta asing menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan Indonesia dalam mempertahankan stabilitas ekonomi. Nilai tukar Rupiah yang menguat ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian global, sentimen pasar terhadap perekonomian Indonesia masih positif. Pasar juga merespons positif langkah-langkah kebijakan pemerintah yang berfokus pada pengelolaan utang dan peningkatan cadangan devisa.
Penguatan Rupiah terhadap Dolar AS memiliki dampak positif bagi konsumen dan pelaku usaha di Indonesia. Bagi konsumen, hal ini berarti harga barang impor yang lebih terjangkau, sehingga dapat meringankan biaya hidup. Sementara itu, pelaku usaha yang bergantung pada impor bahan baku atau produk juga akan merasakan manfaat dari nilai tukar yang menguat. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan fluktuasi harga energi dan ketidakpastian ekonomi global.
Dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil, banyak analis memprediksi nilai tukar Rupiah masih berpotensi menguat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang. Namun, penguatan ini tentu akan bergantung pada perkembangan global, terutama terkait kebijakan moneter di Amerika Serikat dan situasi perdagangan internasional. Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan terus memantau dan mengatur kebijakan yang dapat mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah dalam jangka panjang.