Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kilogram (kg) di Jawa Timur resmi mengalami kenaikan dari Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu. Penyesuaian ini didasarkan pada Surat Keputusan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024.
Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa kebijakan ini telah melalui berbagai pertimbangan matang demi menjaga stabilitas pasokan LPG di wilayah Jawa Timur. “Penyesuaian HET LPG 3 kg dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan menghindari potensi kelangkaan,” ungkapnya pada Jumat (17/3).
Alasan Penyesuaian Harga
Menurut Adhy, harga sebelumnya sebesar Rp16 ribu per tabung telah bertahan selama hampir satu dekade, sejak tahun 2015 hingga awal 2025. Namun, perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu berdampak pada meningkatnya biaya transportasi dan distribusi LPG, sehingga penyesuaian harga menjadi langkah yang diperlukan.
Komponen yang mengalami kenaikan adalah biaya distribusi dan margin untuk agen, sementara harga pokok LPG tetap tidak berubah. Adhy juga menekankan bahwa provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Bali telah lebih dahulu melakukan penyesuaian serupa.
“Jika harga tidak dinaikkan, akan ada risiko pergeseran stok ke wilayah lain yang sudah lebih dulu menyesuaikan harga. Akibatnya, bisa terjadi kelangkaan di Jawa Timur yang justru akan menyulitkan masyarakat,” tambah Adhy.
Upaya Pemerintah dan Dampak Inflasi
Adhy menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dan kepolisian dalam mengawasi distribusi LPG 3 kg agar sesuai dengan HET yang baru. Subsidi energi juga diharapkan dapat tepat sasaran dengan mekanisme pendataan penerima manfaat yang lebih akurat.
Di sisi lain, kenaikan harga ini diprediksi memberikan dampak inflasi sebesar 0,13 hingga 0,2 persen di Jawa Timur. Namun, pemerintah optimis inflasi dapat terkendali melalui kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama Januari hingga Februari 2025.
“Meskipun ada kenaikan Rp2.000, subsidi listrik dapat membantu menjaga daya beli masyarakat. Dengan pasokan yang cukup dan distribusi yang lancar, inflasi akan tetap terkendali,” tutup Adhy.