Pada 24 November 2024, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Al Mazrouei, di Abu Dhabi. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas tiga potensi kerja sama strategis di sektor energi antara kedua negara. Diskusi tersebut mencakup pengembangan energi terbarukan, investasi di sektor energi, serta inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengeksplorasi tiga area utama kerja sama. Pertama, pengembangan energi terbarukan, terutama tenaga surya dan angin, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Kedua, peningkatan investasi di sektor energi dengan memfasilitasi perusahaan energi dari UEA untuk berinvestasi dalam proyek-proyek energi Indonesia. Ketiga, pengembangan teknologi hijau dan ramah lingkungan yang dapat mempercepat transisi energi di Indonesia dan UEA, yang saat ini fokus pada diversifikasi sumber energi.
Indonesia, dengan kekayaan alam dan lokasi geografis yang strategis, memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, terutama energi surya dan angin. Kerja sama dengan UEA di sektor ini diharapkan dapat membantu Indonesia meningkatkan kapasitas energi terbarukan, yang merupakan salah satu prioritas pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai target dekarbonisasi pada 2060.
Kerja sama energi ini dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan UEA. Selain itu, kolaborasi ini dapat membuka peluang baru bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan keberlanjutan energi. Dengan dukungan investasi dan teknologi dari UEA, Indonesia dapat lebih cepat mewujudkan transisi energi yang bersih dan berkelanjutan.
Pembahasan kerja sama energi antara Menteri ESDM Indonesia dan Menteri Energi UEA di Abu Dhabi pada 24 November 2024 membuka peluang besar bagi kedua negara dalam mengembangkan sektor energi terbarukan, investasi, dan teknologi hijau. Langkah ini tidak hanya mempererat hubungan bilateral, tetapi juga mempercepat transisi Indonesia menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.