Tag Archives: Rawa Belong

https://orkutluv.com

Bunga Sedap Malam Kalah Pamor di Imlek Tahun Ini, Ada Apa?

Pasar Bunga Rawa Belong, yang dikenal sebagai pasar bunga terbesar di Asia Tenggara, tampak ramai dengan pengunjung. Namun, meskipun suasana pasar terlihat sibuk, para pedagang justru merasakan penurunan penjualan yang signifikan, terutama menjelang perayaan Imlek 2025. Pasar yang sudah berdiri sejak era kolonial ini sering kali dipadati pengunjung yang berburu bunga untuk berbagai perayaan, mulai dari Imlek, Valentine, hingga pernikahan. Namun, tahun ini, pedagang bunga di sini menghadapi tantangan besar, khususnya dalam penjualan bunga sedap malam yang menjadi komoditas utama menjelang Imlek.

Bunga sedap malam, yang sering digunakan untuk sembahyang dalam perayaan Imlek, menjadi incaran utama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, ketika Kompas.com mengunjungi Pasar Rawa Belong pada Selasa, 28 Januari 2025, banyak pedagang yang masih memiliki stok bunga sedap malam. Padahal, hari itu adalah hari terakhir bagi mereka untuk menjual bunga tersebut sebelum Imlek yang jatuh pada 29 Januari.

Gafar, salah satu pedagang bunga sedap malam di Pasar Rawa Belong, mengungkapkan penurunan penjualan yang cukup drastis. “Tahun ini penjualannya anjlok sekitar 60 persen. Tahun lalu, saya bisa menjual 700.000 tangkai dalam dua hari, tapi tahun ini setengahnya pun tidak,” ujar Gafar. Ia menduga, suasana perayaan Imlek kali ini tidak semeriah tahun sebelumnya karena perbedaan shio yang dirayakan. Tahun lalu, shio yang berlaku adalah Naga Kayu, yang dianggap lebih menguntungkan, sementara tahun ini adalah Shio Ular Kayu, yang dianggap kurang membawa keberuntungan.

Kondisi ini memaksa Gafar untuk mengurangi jumlah pekerja di lapaknya. Jika tahun lalu ia mempekerjakan 30 orang, tahun ini hanya 15 pekerja yang terlibat. Gafar juga merencanakan untuk menjual sisa bunga yang tidak terjual dengan harga miring, bahkan mungkin dijual ke pedagang bunga di sekitar makam yang juga membutuhkan bunga sedap malam untuk ziarah.

Hal serupa dialami oleh Agung, pedagang lainnya di Pasar Rawa Belong. Agung mengungkapkan bahwa omzetnya tahun ini jauh menurun dibandingkan tahun lalu. “Biasanya saya bisa mendapat omzet sekitar Rp 20 juta, tapi tahun ini hanya sekitar Rp 9 juta. Bahkan, saya harus menurunkan harga bunga sedap malam untuk bisa laku,” ujar Agung. Bunga dengan kualitas terbaik yang biasanya dijual Rp 2 juta, kali ini dijual dengan harga Rp 1,2 juta agar tetap terjual.

Fenomena penurunan penjualan ini tidak hanya terjadi di Pasar Rawa Belong. Banyak pedagang di pasar-pasar besar, seperti Pasar Tanah Abang, merasakan dampak serupa akibat pandemi Covid-19 yang telah mengubah pola belanja masyarakat. Banyak konsumen yang kini lebih memilih berbelanja secara online, mengurangi kunjungan langsung ke pasar tradisional.

Meskipun begitu, para pedagang seperti Gafar dan Agung tetap bertahan meskipun tantangan yang mereka hadapi cukup besar. Mereka berharap sisa bunga yang ada dapat terjual, dan situasi pasar akan membaik di masa mendatang. Pasar Bunga Rawa Belong, meskipun tengah menghadapi masa sulit, tetap menjadi salah satu ikon penting bagi para pencinta bunga dan perayaan besar di Jakarta.