Tag Archives: Program Makmur

https://orkutluv.com

Jalan Baru Petani: ‘Si MAKMUR’ Hadir untuk Hidup Makmur

Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) yang diinisiasi oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan petani di berbagai daerah. Salah satunya, Jajang, seorang petani asal Mandalawangi, Nagrek, yang merasakan langsung manfaat dari program ini. Semangatnya membara ketika bercerita tentang bagaimana usaha tani jagung pipil yang dia jalani bersama kelompok taninya berkembang pesat setelah mengikuti Program Makmur pada tahun 2022.

Sebelum bergabung dengan program ini, Jajang hanya mampu menghasilkan sekitar 5,5 ton jagung per hektare. Namun, berkat bimbingan dan pendampingan yang diberikan melalui Program Makmur, hasil panennya meningkat tajam menjadi sekitar 7 ton per hektare. Tidak hanya itu, dengan peningkatan hasil panen, pendapatan Jajang pun bertambah signifikan.

Jajang menceritakan bahwa, setelah bergabung dengan program ini, dirinya dan anggota kelompok tani lainnya diberikan pelatihan intensif mengenai cara bercocok tanam yang benar. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan soal teknik bertani yang efektif, tetapi juga pemahaman mendalam tentang pemupukan yang tepat sesuai dengan kondisi tanah di masing-masing daerah. “Kami diajari cara yang tepat untuk mendongkrak hasil, mulai dari pemilihan pupuk hingga dosis yang sesuai dengan jenis tanah kami,” ujar Jajang.

Yang membuat program ini semakin istimewa adalah adanya pendampingan langsung selama proses tanam berlangsung. Ketika Jajang atau petani lain menghadapi masalah, misalnya kekurangan pupuk, mereka bisa langsung menghubungi tim dari Pupuk Kujang, anak perusahaan Pupuk Indonesia yang tergabung dalam Program Makmur. Dengan segera, masalah tersebut bisa teratasi, memastikan tanaman tetap tumbuh optimal. “Kami tidak hanya bisa mengeluh, tetapi juga mendapatkan solusi nyata yang langsung diterapkan di lapangan,” tambah Jajang.

Selain itu, program ini juga membantu petani dalam memasarkan hasil panen mereka. Perusahaan-perusahaan besar, seperti Charoen Pokphand dan Harim, ikut berperan dalam menyerap hasil jagung petani. Hal ini tentu mengurangi kekhawatiran petani akan pasar yang sulit diakses atau harga yang tidak stabil. Dengan adanya pasar yang jelas dan harga yang menguntungkan, petani dapat bekerja dengan tenang tanpa takut hasil panen mereka terbuang sia-sia.

Tak hanya itu, Program Makmur juga memberikan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tani, yang memungkinkan 237 petani menerima bantuan modal dengan total kredit mencapai Rp4,7 miliar. Bantuan ini sangat berharga bagi petani untuk mengembangkan usaha mereka tanpa terbebani dengan biaya yang tinggi.

Sucipto, petani lain dari Dukuh Dempok, Jember, juga merasakan manfaat besar dari Program Makmur. Lewat program ini, ia belajar cara bertani yang lebih produktif, serta pengembangan pertanian berkelanjutan dengan menggunakan pupuk kompos dan agen hayati. Program ini mengajarkan petani untuk membuat pupuk kompos dari bahan alami di sekitar mereka, seperti kotoran hewan dan limbah organik. Setelah mengikuti pelatihan, produktivitas tanaman padi Sucipto meningkat 2 hingga 3 ton per hektare, yang tentu saja berpengaruh besar terhadap pendapatannya.

Dengan bimbingan yang diberikan, Sucipto dan teman-temannya kini semakin antusias untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan. Mereka mulai memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar mereka untuk membuat pupuk organik, yang kemudian dijual kepada petani lain. Pada tahun 2024, Sucipto berhasil menghasilkan 2000 liter agen hayati yang dipasarkan seharga Rp35.000 per liter.

Menurut VP Pengelolaan Pelanggan Pupuk Indonesia, M. Burmansyah, Program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Selain bimbingan agronomi, petani juga diberikan akses permodalan, perlindungan asuransi, dan kemitraan dengan berbagai perusahaan yang berperan sebagai offtaker. Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani.

Hasilnya, program ini telah membantu lebih dari 170.000 petani dengan total lahan yang dikelola mencapai lebih dari 450.000 hektare. Dalam hal komoditas padi, produktivitas meningkat 14%, jagung naik 23%, dan sawit juga mengalami peningkatan. Pendapatan petani pun naik sekitar 38%, dari Rp34,5 juta per hektare menjadi Rp47,8 juta per hektare. Ini membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat dan penggunaan teknologi yang sesuai, sektor pertanian bisa berkembang lebih maju, produktif, dan berkelanjutan.