Tag Archives: penyelesaian konflik

https://orkutluv.com

Dialog Damai Jadi Kunci Atasi Kekerasan Berkepanjangan di Papua

Anggota Komisi XIII DPR RI, Mafirion, menekankan pentingnya pemerintah mengambil pendekatan dialogis berbasis hak asasi manusia untuk menyelesaikan konflik bersenjata yang berkepanjangan di Papua. Ia menyayangkan bahwa kekerasan yang terus terjadi di wilayah tersebut telah menghambat masyarakat dalam menjalani kehidupan yang damai dan produktif. Menurutnya, potensi besar masyarakat Papua seharusnya diarahkan untuk pembangunan, bukan terus-menerus terkuras oleh konflik dan ketakutan.

Peristiwa tragis terbaru yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, di mana 12 warga sipil menjadi korban tindakan brutal kelompok kriminal bersenjata (KKB), menurut Mafirion adalah insiden keji yang tidak bisa ditoleransi. Ia mendesak pemerintah untuk segera membuka jalur komunikasi intensif dan berkelanjutan dengan semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, dengan pendekatan yang mengedepankan kemanusiaan dan keadilan sosial.

Mafirion mengingatkan bahwa Indonesia memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik bersenjata, seperti yang terjadi di Aceh. Ia menyebut bahwa keberhasilan itu tidak lepas dari peran Presiden Ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang mengusung pendekatan damai dan nonmiliter. Gus Dur dikenal luas karena membuka ruang dialog dengan berbagai kalangan, mulai dari pejabat hingga aktivis HAM, dalam suasana yang inklusif dan humanis.

Dengan mencontoh pendekatan tersebut, Mafirion percaya bahwa konflik di Papua juga bisa diurai demi terciptanya perdamaian abadi dan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat di Bumi Cenderawasih.

Kakek di Singapura Dihukum Penjara Setelah Siram Cairan Pemutih ke Wajah Temannya

pada 21 desember 2024, lee ah cheng, seorang pria berusia 76 tahun di singapura, dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti menyiramkan cairan pemutih ke wajah temannya. peristiwa ini, yang terjadi di awal tahun, mengejutkan publik singapura karena melibatkan seorang lansia yang melakukan kekerasan terhadap temannya yang juga sudah lanjut usia. kejadian ini menarik perhatian banyak orang, menegaskan bahwa kekerasan, meskipun dilakukan oleh orang tua, tetap mendapatkan sanksi hukum yang tegas.

insiden ini bermula dari perselisihan pribadi antara keduanya yang sudah lama bersahabat. menurut hasil penyelidikan, hubungan mereka sempat terjalin baik, namun terganggu oleh permasalahan kecil yang berkembang semakin besar. saat ketegangan mencapai puncaknya, sang kakek yang sudah marah, dengan nekat menyiramkan cairan pemutih ke wajah temannya. akibatnya, korban mengalami luka bakar ringan pada wajah dan matanya, meskipun tidak sampai mengancam nyawa.

meski pelaku berusia lanjut, pengadilan singapura tetap memberikan hukuman penjara. hal ini menunjukkan bahwa hukum di singapura bersikap tegas tanpa memandang usia pelaku. masyarakat setempat memandang serius kasus ini sebagai sebuah peringatan bahwa kekerasan, dalam bentuk apapun, tidak dapat diterima, bahkan jika dilakukan oleh seseorang yang sudah lanjut usia. sebagai hasilnya, sang kakek dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya.

kasus ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat mengenai pentingnya penyelesaian konflik secara damai, terlebih di usia lanjut. banyak yang berpendapat bahwa tindakan sang kakek menggambarkan ketidakmampuan dalam mengelola emosi dan menemukan cara penyelesaian masalah yang sehat. pemerintah singapura bersama aparat penegak hukum dan lembaga sosial pun semakin menekankan pentingnya pendidikan tentang cara-cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan bagi kelompok lansia.

bukan hanya korban yang menderita akibat tindakan kekerasan tersebut, tetapi pelaku juga harus menghadapi konsekuensi hukum yang berat. kakek berusia 76 tahun itu kini harus menjalani masa hukuman penjara dan menghadapi dampak sosial dari tindakannya. sementara itu, meskipun korban selamat, ia kemungkinan akan menghadapi trauma psikologis dan efek jangka panjang dari kejadian tersebut. insiden ini mengingatkan kita bahwa kekerasan bukanlah solusi yang tepat, apalagi dalam hubungan antar sesama yang seharusnya dibangun di atas dasar saling pengertian dan kedamaian.