Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) membangun sistem keamanan komunitas bagi pekerja migran dalam sebuah audiensi di Jakarta pada Kamis (20/3). Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk komitmen dalam memperkuat sinergi guna melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari sindikat narkotika internasional. Menurutnya, tingginya minat masyarakat untuk mencari peluang di luar negeri sering kali dimanfaatkan oleh jaringan narkoba untuk merekrut kurir dengan janji kesuksesan semu. Data BNN menunjukkan sebanyak 106 warga negara Indonesia (WNI) telah ditangkap karena terlibat dalam penyelundupan narkotika.
Untuk mencegah semakin banyak PMI terjebak dalam jaringan narkotika, BNN mengusulkan pembentukan sistem operasi bersama (joint operation system) dan intelijen bersama (joint intelligence) guna memantau pergerakan WNI ke luar negeri. Selain itu, penguatan kerja sama dalam penyuluhan dan publikasi juga diusulkan dengan melibatkan struktur Kementerian P2MI hingga tingkat daerah. Pemerintah berharap edukasi yang diberikan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkotika dan risiko yang mengancam para pekerja migran.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa sejak 2020 hingga 2025, pihaknya telah menjalin nota kesepahaman dengan BNN dalam berbagai aspek perlindungan PMI. Kolaborasi ini mencakup penyebaran informasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, deteksi dini penyalahgunaan narkotika, pertukaran data, hingga sosialisasi bersama. Beberapa program prioritas yang saat ini dijalankan meliputi pelatihan pegiat Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) bagi instruktur Orientasi Pra-Pemberangkatan (OPP), pembaruan materi edukasi tentang narkotika bagi PMI, layanan pusat panggilan bagi pekerja migran, serta produksi materi sosialisasi khusus. BNN dan Kementerian P2MI sepakat bahwa perlindungan pekerja migran tidak hanya mencakup aspek legalitas kerja, tetapi juga memastikan mereka terbebas dari pengaruh jaringan kejahatan narkotika yang terus mengincar mereka sebagai target utama.