Tag Archives: Infrastruktur

https://orkutluv.com

Kerja Sama Indonesia dan Korea Selatan: Memperkuat Sektor Hilirisasi dan Ekonomi Digital

Indonesia dan Korea Selatan semakin memperkuat kemitraan mereka, terutama di bidang hilirisasi industri, energi terbarukan, infrastruktur, dan ekonomi digital. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, total investasi Korea Selatan hingga 2023 mencapai 15,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp260 triliun. Pada 2024, angka investasi ini mencatatkan rekor tertinggi dengan mencapai 2,98 miliar dolar AS. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tujuan investasi, tetapi juga mitra strategis untuk pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Shinta dalam acara Korea-Indonesia Business Roundtable yang berlangsung di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Federation of Korean Industries (FKI) dan Apindo menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai wujud komitmen untuk memperkuat hubungan bisnis dan mempromosikan investasi serta perdagangan di sektor-sektor yang menjadi kepentingan bersama. Selain itu, kedua negara juga mendirikan Korea-Indonesia Business Council yang diharapkan dapat menjadi kekuatan multi-stakeholder untuk menghimpun perusahaan besar dan asosiasi sektor dari kedua negara.

Shinta menambahkan bahwa Apindo akan memfasilitasi business matching yang terstruktur, merencanakan co-investment, serta mendorong joint venture di berbagai sektor seperti industri hilir, infrastruktur, energi terbarukan, dan manufaktur. Apindo juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendukung hilirisasi industri dan energi berbasis terbarukan (EBT). Selain itu, Apindo bersama pemerintah akan berupaya menyederhanakan regulasi, meningkatkan transparansi, dan menjamin kesetaraan bagi semua investor, termasuk dari Korea Selatan. Dalam pertemuan ini, Presiden Prabowo Subianto juga dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan dari FKI untuk mempererat hubungan ekonomi kedua negara.

Pentingnya Infrastruktur untuk Kemandirian Kalimantan Utara di Perbatasan

Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang, menekankan urgensi pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Wilayah Kalimantan Utara yang mencakup sekitar 75 ribu kilometer persegi berbatasan langsung dengan negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak, sepanjang 1.038 kilometer. Menurut Zainal, dukungan infrastruktur yang memadai sangat penting, mengingat adanya lebih dari satu juta hektare hutan lindung yang dikelola oleh masyarakat adat.

Zainal menjelaskan dalam rapat bersama Komisi II DPR RI dan Kementerian Dalam Negeri, bahwa banyak desa di perbatasan yang masih terisolasi. Jalur yang rusak parah sering kali menyebabkan perjalanan sejauh 60 kilometer memakan waktu hingga enam jam. Bahkan, beberapa wilayah hanya bisa dijangkau dengan pesawat kecil atau melalui sungai yang deras. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya akses ke daerah-daerah tersebut, termasuk saat Zainal mengunjungi langsung daerah perbatasan yang mengharuskannya menempuh perjalanan melalui hutan belantara selama tiga hari.

Kondisi ini juga mempengaruhi distribusi bahan pokok, sehingga harga barang-barang seperti semen melonjak drastis. Sebagai contoh, satu sak semen bisa mencapai harga Rp900 ribu. Masyarakat di daerah perbatasan harus bergantung pada pasokan dari Malaysia karena terbatasnya akses. Gubernur menambahkan bahwa untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengalokasikan subsidi angkutan sebesar Rp15 miliar per tahun, meskipun ada kekhawatiran anggaran ini akan menyusut karena kebijakan efisiensi.

Zainal juga mendorong pemerintah untuk memberikan status khusus kepada kendaraan masyarakat yang berpelat nomor Malaysia, mirip dengan perlakuan di Batam dan Sabang, guna menjaga pengawasan terhadap wilayah tersebut. Ia berharap pembangunan jalur penghubung antara Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur akan mempermudah distribusi sembako yang tidak bergantung lagi pada Sarawak.

Pemprov Kalbar Fokus Penguatan Sumber Daya Alam untuk Peningkatan PAD dan Kesejahteraan Masyarakat

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam, khususnya sektor pertambangan, sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Kalbar, Ria Norsan, dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kabupaten Sambas. Menurut Norsan, langkah ini menjadi strategi penting untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Kalbar.

Pada kesempatan itu, Norsan menyoroti ketimpangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalbar dibandingkan provinsi-provinsi lain di Kalimantan. Ia mencatat bahwa APBD Kalimantan Timur sudah mencapai Rp24 triliun, Kalimantan Selatan sekitar Rp14 triliun, sementara Kalbar masih berada di angka Rp5,8 triliun. Ia menjelaskan, salah satu penyebab rendahnya PAD Kalbar adalah belum maksimalnya pemanfaatan sektor pertambangan yang sebagian besar masih dikuasai oleh kegiatan ilegal. Kalbar kaya akan sumber daya alam seperti bauksit, silika, dan emas yang seharusnya bisa mendongkrak pendapatan daerah.

Norsan berharap, ke depan, sektor pertambangan ini dapat dikelola secara legal melalui sistem tambang rakyat sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD. Peningkatan PAD ini diharapkan dapat memperkuat program-program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja baru. Saat ini, angka kemiskinan di Kalbar tercatat 6,32 persen dan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,86 persen, sementara di Kabupaten Sambas angkanya sedikit lebih tinggi.

Pemprov Kalbar juga mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui perbaikan di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di tingkat desa. Norsan optimistis, dengan pembenahan di tiga sektor tersebut, IPM Kalbar akan meningkat, serta membuka peluang untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.

Mudik Lebaran Makin Hemat, Jasa Marga Beri Diskon Tol 20 Persen

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberikan diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk semua golongan kendaraan selama enam hari pada periode mudik Lebaran 2025. Diskon ini berlaku di ruas tol Transjawa, termasuk Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Layang Tol MBZ, Tol Palikanci, Tol Batang-Semarang, dan Tol Semarang ABC. Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, menyatakan bahwa potongan tarif ini hanya berlaku bagi pengguna e-toll yang melakukan perjalanan jauh dari gerbang tol masuk hingga gerbang tol keluar.

Potongan tarif ini diterapkan dalam dua periode, yaitu empat hari sebelum Lebaran pada 24-27 Maret 2025 (H-7 hingga H-4) dan dua hari setelah Lebaran pada 8-9 April 2025 (H+7 hingga H+8). Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung kelancaran arus mudik dan arus balik, sehingga masyarakat dapat bepergian dengan lebih nyaman dan hemat biaya.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat melalui program stimulus Ramadhan-Lebaran 2025. Presiden RI Prabowo Subianto telah mengumumkan berbagai insentif ekonomi, seperti diskon harga tiket pesawat, program belanja Harbolnas 2025, EPIC Sales 2025, serta BINA Diskon 2025. Selain itu, tarif tol juga akan mengalami penyesuaian saat liburan Hari Raya Nyepi yang berdekatan dengan Lebaran.

Presiden Prabowo menginstruksikan kepada Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memastikan kelancaran sarana transportasi selama mudik. Pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik agar masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman selama perayaan Idul Fitri.