Pada 27 Oktober 2024, sejumlah maskapai penerbangan internasional mengumumkan penutupan rute mereka menuju China. Keputusan ini diambil setelah terjadi penurunan signifikan dalam permintaan penerbangan ke negara tersebut. Berita ini menciptakan kehebohan di industri penerbangan global dan menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab di balik fenomena ini.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penutupan rute adalah dampak berkelanjutan dari kebijakan zero-COVID yang diterapkan oleh pemerintah China. Meskipun beberapa pembatasan telah dilonggarkan, ketidakpastian terkait regulasi perjalanan dan persyaratan masuk masih membuat banyak wisatawan ragu untuk melakukan perjalanan ke China. Ini berdampak langsung pada pendapatan maskapai yang mengandalkan rute tersebut.
Penutupan rute ini tidak hanya memengaruhi perjalanan penumpang, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi maskapai. Dengan semakin sedikit penumpang, maskapai harus menyesuaikan armada dan rencana operasional mereka. Beberapa maskapai bahkan terpaksa mengurangi jumlah penerbangan dan mengalihkan sumber daya ke rute lain yang lebih menguntungkan untuk mengatasi kerugian.
Pemerintah China menyatakan keprihatinan atas penutupan rute ini dan berupaya untuk menarik kembali minat wisatawan internasional. Mereka berencana untuk memperkenalkan kebijakan baru yang lebih fleksibel terkait perjalanan internasional dan meningkatkan promosi destinasi wisata di China. Langkah ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan wisatawan dan menghidupkan kembali sektor pariwisata yang terdampak.
Meskipun situasi saat ini terlihat suram, banyak pengamat percaya bahwa industri penerbangan akan pulih seiring dengan meningkatnya permintaan perjalanan internasional. Dengan adanya kebijakan baru dan upaya promosi, ada harapan bahwa maskapai dapat kembali membuka rute ke China dalam waktu dekat. Memantau perkembangan ini akan menjadi penting bagi semua pihak yang terlibat dalam industri perjalanan dan pariwisata.