Pada 19 November 2024, perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.000, dengan situasi yang semakin tegang. Konflik yang dimulai pada Februari 2022 ini telah menimbulkan dampak besar, baik bagi kedua negara maupun dunia internasional. Dalam perkembangan terbaru, ancaman nuklir dari Rusia semakin meningkat, sementara Amerika Serikat merespons dengan pengiriman rudal canggih ke Ukraina, meningkatkan potensi eskalasi lebih lanjut.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam beberapa pidatonya, telah mengisyaratkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir jika keadaan semakin memburuk. Ancaman ini mengkhawatirkan banyak negara, terutama negara-negara anggota NATO, yang khawatir jika perang ini meluas dan berpotensi mengarah pada konfrontasi nuklir. Meskipun belum ada bukti pasti bahwa Rusia berniat menggunakan senjata nuklir, ketegangan yang semakin meningkat menambah ketidakpastian di kancah internasional.
Sementara itu, Amerika Serikat terus memberikan dukungan kepada Ukraina dengan mengirimkan senjata-senjata canggih, termasuk rudal jarak jauh dan sistem pertahanan udara. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan militer Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia, namun juga semakin memperburuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat. Rusia telah mengkritik pengiriman senjata ini sebagai provokasi yang dapat memperpanjang konflik dan mengarah pada eskalasi yang lebih besar.
Dengan ancaman nuklir yang semakin nyata dan ketegangan yang terus berkembang, perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama 1.000 hari ini menunjukkan potensi eskalasi yang lebih besar. Dunia internasional kini berharap agar diplomasi dapat segera diambil untuk menghindari bencana yang lebih luas.