Upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza tengah diupayakan oleh Israel dan Palestina. Langkah ini diharapkan dapat memfasilitasi pengembalian sandera Israel, termasuk warga negara AS, yang masih ditahan di wilayah tersebut.
Menurut laporan Reuters pada Kamis (12/12/2024), Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan kepada Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, melalui panggilan telepon bahwa peluang untuk kesepakatan baru kini semakin terbuka. Kantor Katz mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini dapat mencakup pengembalian semua sandera yang ditawan di Gaza.
Meski demikian, seorang diplomat Barat yang berada di kawasan tersebut mengungkapkan bahwa cakupan kesepakatan ini kemungkinan terbatas. Pembebasan hanya beberapa sandera serta jeda singkat dalam konflik panjang yang telah berlangsung lebih dari setahun diperkirakan menjadi hasil awal.
Dukungan Internasional dan Negosiasi Intensif
Optimisme muncul seiring kunjungan penasihat keamanan nasional Presiden AS, Joe Biden, Jake Sullivan, yang berencana bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Kamis. Selain itu, Sullivan juga dijadwalkan untuk mengadakan diskusi dengan para mediator di Mesir dan Qatar, yang bersama AS menjadi penghubung penting dalam proses negosiasi ini.
Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump juga menegaskan perlunya pembebasan segera sandera sebelum ia mengambil alih jabatan dari Biden pada Januari mendatang. Trump memperingatkan konsekuensi serius jika permintaannya tidak dipenuhi.
Utusan khusus yang ditunjuk Trump, Adam Boehler, menambahkan bahwa waktu adalah faktor penting dalam negosiasi ini. Ia mengimbau agar pihak yang menahan sandera segera mencapai kesepakatan sebelum situasi semakin rumit dan korban jiwa dari pihak Hamas meningkat.
Jumlah Sandera dan Situasi di Gaza
Hingga kini, pemerintah Israel melaporkan bahwa sekitar 100 sandera masih berada di Gaza, termasuk tujuh warga negara AS. Konflik di wilayah ini terus memakan korban jiwa, dengan laporan terbaru dari kantor berita Palestina WAFA menyebutkan bahwa 35 warga Palestina tewas dalam pemboman Israel pada Kamis dini hari.
Di sisi lain, serangan penembakan di Tepi Barat yang diduga dilakukan oleh warga Palestina terhadap sebuah bus Israel menyebabkan tewasnya seorang anak berusia sekitar 12 tahun, menurut laporan layanan darurat Israel.
Kesimpulan
Upaya diplomasi yang melibatkan berbagai pihak internasional diharapkan dapat membuka jalan menuju perdamaian sementara di Gaza. Meski masih terdapat tantangan, proses negosiasi ini membawa secercah harapan bagi keluarga para sandera dan masyarakat yang terdampak konflik.