Kota Tomonoura di Jepang, yang dikenal sebagai salah satu lokasi inspirasi untuk film-film Studio Ghibli, menghadapi tantangan serius akibat overtourism. Kota ini telah menjadi tujuan wisata populer bagi penggemar film animasi, tetapi lonjakan kunjungan wisatawan juga membawa dampak negatif bagi masyarakat lokal dan lingkungan.
Tomonoura, sebuah kota pelabuhan kecil di Prefektur Hiroshima, terkenal karena keindahan alamnya dan arsitektur tradisional yang menawan. Lokasi ini menjadi inspirasi bagi Hayao Miyazaki dalam menciptakan film Ponyo on the Cliff by the Sea. Keindahan kota ini memikat banyak pengunjung, tetapi popularitasnya juga menyebabkan masalah yang tidak diinginkan. Ini menunjukkan bahwa meskipun destinasi dapat menarik banyak perhatian, hal itu juga dapat membawa tantangan baru.
Lonjakan jumlah wisatawan di Tomonoura telah menyebabkan berbagai masalah, termasuk kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan, dan peningkatan biaya hidup bagi penduduk setempat. Banyak warga merasa terganggu oleh keramaian dan kebisingan yang ditimbulkan oleh pengunjung. Ini mencerminkan dilema umum yang dihadapi banyak destinasi wisata terkenal di seluruh dunia: bagaimana menyeimbangkan antara menarik pengunjung dan menjaga kualitas hidup masyarakat lokal.
Pemerintah setempat kini berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan kebijakan pengelolaan pariwisata yang lebih baik. Salah satu langkah yang diambil adalah membatasi jumlah pengunjung di lokasi-lokasi tertentu dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Ini menunjukkan bahwa tindakan proaktif diperlukan untuk melindungi keindahan alam dan budaya lokal dari dampak negatif pariwisata massal.
Selain itu, pihak berwenang juga berencana untuk mengedukasi wisatawan tentang pentingnya perilaku bertanggung jawab selama berkunjung. Dengan memberikan informasi mengenai cara menjaga kebersihan dan menghormati budaya lokal, diharapkan pengunjung dapat berkontribusi positif terhadap komunitas. Ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antara wisatawan dan penduduk lokal dalam menciptakan pengalaman yang saling menguntungkan.
Kota Tomonoura berkomitmen untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih berkelanjutan dengan mempromosikan kegiatan yang melibatkan masyarakat lokal. Misalnya, wisatawan dapat berpartisipasi dalam workshop kerajinan tangan atau kuliner tradisional yang dikelola oleh penduduk setempat. Ini menunjukkan bahwa pariwisata dapat menjadi alat untuk memberdayakan komunitas jika dikelola dengan bijaksana.
Dengan tantangan overtourism yang dihadapi Tomonoura, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan destinasi ini. Semua pihak kini diajak untuk menyadari dampak dari kunjungan mereka dan berkontribusi pada pelestarian keindahan alam serta budaya lokal. Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini akan sangat menentukan masa depan pariwisata di Tomonoura dan kota-kota inspiratif lainnya di Jepang.