Pasukan pemberontak di Suriah mengklaim telah berhasil mencapai pusat Kota Homs pada Jumat (6/12/2024), menandai langkah strategis baru dalam upaya mereka untuk menggulingkan wilayah yang masih berada di bawah kendali Presiden Bashar al-Assad.
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya terkait dengan Al-Qaeda, menyerukan kepada pasukan pendukung Assad di Homs untuk membelot. HTS menyebut bahwa pasukan mereka telah membebaskan desa terakhir di pinggiran Homs dan kini berada di dekat tembok kota.
“Pasukan kami kini telah mengamankan desa terakhir di sekitar Homs dan berada di gerbang kota,” ungkap pernyataan dari faksi pemberontak yang dirilis melalui Telegram, sebagaimana dilaporkan pada Sabtu (7/12/2024).
Perebutan Kota Strategis dan Dampak Lebih Lanjut
Selain Homs, sumber pemberontak juga melaporkan keberhasilan mereka merebut Kota Daraa di selatan, dekat perbatasan Yordania. Kesepakatan telah dicapai untuk memberikan jalur aman bagi pejabat militer Suriah menuju Damaskus, memungkinkan penarikan pasukan secara tertib.
Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters. Jika pemberontak berhasil sepenuhnya menguasai Homs, mereka berpotensi memutus jalur strategis antara Damaskus dan wilayah pesisir, yang merupakan basis komunitas Alawi dan lokasi pangkalan militer Rusia di Suriah.
Sumber militer Suriah menyatakan bahwa setiap gerakan pemberontak menuju utara Homs akan menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Hizbullah yang didukung Iran.
Ribuan Warga Mengungsi
Menurut Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, ribuan warga dilaporkan melarikan diri dari Homs menuju wilayah pesisir Latakia dan Tartus pada Kamis malam. Kedua wilayah tersebut dianggap sebagai benteng pertahanan utama pemerintah Suriah.
Seorang warga di pesisir mengonfirmasi bahwa gelombang pengungsi mulai berdatangan dari Homs, didorong oleh kekhawatiran bahwa pemberontak akan mempercepat laju serangan mereka.
Operasi Militer dan Dukungan Udara
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa tentara saat ini sedang melancarkan operasi besar-besaran di pedesaan Homs dengan dukungan dari angkatan udara Rusia dan Suriah. Laporan tersebut menyebutkan bahwa puluhan pemberontak telah tewas akibat serangan udara dan artileri.
Dalam perkembangan lain, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika Serikat berhasil merebut Deir el-Zor, salah satu basis utama pemerintah Assad di wilayah timur. Kota tersebut menjadi yang ketiga jatuh dari kendali Assad dalam kurun waktu satu minggu, setelah Aleppo dan Hama.
Serangan di Perbatasan Selatan
Di Provinsi Daraa, dekat perbatasan Yordania, pemberontak lokal dan mantan pejuang menyerang pangkalan militer strategis yang dikenal sebagai Liwa 52. Mereka juga berhasil menguasai bagian perbatasan Nassib dengan Yordania, di mana banyak kendaraan dan trailer dilaporkan terjebak akibat konflik.
Sementara itu, televisi pemerintah Suriah mengklaim bahwa sedikitnya 200 pemberontak tewas dalam serangan udara gabungan Suriah dan Rusia yang menargetkan wilayah pedesaan di Hama, Idlib, dan Aleppo. Informasi ini dikutip dari Pusat Koordinasi Rusia di Suriah.
Konflik di Suriah terus memanas dengan pertempuran yang meluas ke berbagai wilayah strategis. Perebutan Homs dan keberhasilan pemberontak di beberapa kota lain menambah tekanan bagi pemerintahan Assad, yang menghadapi tantangan berat dari berbagai pihak. Dengan meningkatnya intensitas konflik, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pasukan di lapangan tetapi juga oleh ribuan warga sipil yang terpaksa mengungsi demi keselamatan.